47. Teman?

6.2K 503 6
                                    

"Hiskkk... Maafin gue! Sekar! Maafin gue!"

"Gue mau balik nih! Gue udah maafin kok! Harusnya lo bilang makasih aja!" Sekar mencoba menarik kakinya di peluk erat oleh Jihan.

"Makasih! Tapi gara-gara gue lo jadi masuk BK! Maaf! Hiskk..."

"Gue juga nggak dapat masalah disana! Gue cuma di kasih pengertian kalau Giselle tuh labil orangnya. Gue juga udah maafin Giselle kok! Orang waras kan harus ngalah! Gue pulang deh! Mau mandi!"

"Hiskkkk... Gue kirim seragam baru ke rumah lo ya! Seragam lo pasti bau! Gue kirim parfum juga ya? Hiskk..."

"Oh... Hmm! Boleh! Gue kirim ke insta lo nanti!"

Parfum dan seragam baru? Bagus juga! Dia memang membutuhkan hal itu agar ibunya tidak cemas padanya. Sekar berjongkok dan melihat wajah Jihan yang terus menangis. Kenapa Jihan seperti anak kecil begini? Harusnya Sekar yang menangis bukan Jihan.

"Gue nggak apa-apa! Mental gue mental baja! Kalau lo di bully lagi sama Kak Giselle bilang ke gue. Nanti gue bantu viralin!" Sepertinya saat Jihan membantu memviralkannya.

Sekar tidak perlu repot-repot membalas dendam pada Giselle. Biarkan netizen yang membalasnya bukan hanya Giselle tapi keluarganya juga. Sekar tersenyum dan menepuk kepala Jihan.

"Lo harus berani! Ini hidup lo, jangan mau ditindas! Paham?"

"Hmm... Hiskkk... Iya!"

"Ya udah! Gue pulang dulu! Kenzie udah nungguin gue sampai lumutan. Nanti gue hubungin lo! Jangan nangis lagi! Dahhh..." Sekar melambaikan tangannya pada Jihan.

Dia harus pulang dan mandi kembang tujuh rupa. Bau ikannya masih sangat terasa!

Jihan mengusap matanya dan mengeluarkan handphonenya menghubungi seseorang.

"Hah... Tarik aliran dana ke Perusahaan Norman! Aku nggak mau tahu! Kakak harus lakuin, kak! Kakak lihat tadi? Dia udah bully aku sama teman aku! Kakak harus lakuin walau kakak punya hubungan sama kakaknya Kak Giselle! Putus aja sih! Beda agama juga! Kalau kakak nggak lakuin! Aku bakalan marah sama kakak! Titik!"

💝💝💝

"Pak, maafin saya ya pak! Mobilnya jadi bau ikan!" Sekar menatap sopir Kenzie penuh perasaan bersalah.

Bau ikannya sampai menyebar ke seluruh mobil. Harusnya dia memakai ojek saja untuk pulang atau diantar Adam. Hanya saja Kenzie menawarkan dirinya lebih dulu mengantarkannya pulang. Adam juga tiba-tiba sibuk ingin mengurus sesuatu.

"Nggak apa-apa non!"

"Lo nggak usah minta maaf! Gue juga bau ikan!" Kenzie mencium aroma tubuhnya.

"Itu gara-gara gue juga! Hah... Ini gue nanti kena masalah nggak buat Kak Giselle marah?" Tanya Sekar yang sejujurnya sengat takut.

"Nggak akan!"

"Tapi..."

"Lo nggak akan kenapa-kenapa! Dia nggak akan berani sentuh lo lagi! Gue berani jamin ini terakhir kalinya dia bicara sama lo!" Kenzie mengusap lembut wajah Sekar.

"Hmm..." Sekar menganggukkan kepalanya.

Jadi dia tidak akan mati muda kan? Mungkin saja Giselle sedang merencanakan sesuatu di balik otaknya untuk balas dendam. Sekar butuh sesuatu untuk melindunginya! Yaitu doa ibu!

"Besok temenin gue ya!" Pinta Kenzie masih memainkan pipi Sekar.

"Kemana?"

"Gue disuruh gantiin papa."

"Papa lo dimana lagi? Pasti acara penting! Gue nggak punya baju!"

"Papa gue sibuk! Dia nggak pernah bisa pulang! Besok gue yang urus!"

Masuk Ke Dalam Novel ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang