"Rumahnya pelosok amat sih? Ini jalan kita benar atau nggak? Kok ke hutan? Udah malam lagi! Pak ini nyasar atau nggak sih?" Tanya Gala.
"Sabar den! Ini bapak lihat map!" Sopir Kenzie berusaha mati-matian untuk tidak takut.
Dia paling tua di tempat ini. Jika dia takut maka pasti anak-anak yang di dalam mobil akan juga takut. Dia harus berani maju melewati hutan gelap ini! Adam terus berdoa tanpa henti, setidaknya diantara mereka membaca doa memohon perlindungan kepada yang di atas. Jihan menutup matanya takut-takut. Dia belum pernah ikut terlalu jauh ke tempat terpencil seperti ini.
Citttt...
"Aduhhh... Pak! Bapak bisa ngomong nggak kalau mau berhenti?" Tanya Gala di belakang.
"Ya pak! Untung saya belum mau ngumpat! Bisa dosa saya nanti!" Adam menutup mulutnya.
"Nggak ada jalan lagi!"
Semua orang terdiam seketika.
"Hmm... Udah sampai?" Tanya Sekar.
"Belum! Kayaknya rumahnya masih di depan! Kayaknya kita harus jalan kaki!" Rangga membuka pintu lebih dulu.
"Si Rangga! Itu kenapa berani buat turun? Gue disini aja!" Putus Gala.
"Ayo!" Sekar turun setelah Kenzie.
Dia harus cepat ke tempat ayah Ayyara berada. Rangga berada di depan memimpin jalan diteruskan Sekar dan Kenzie. Jihan mengekori sopir Kenzie bersama Ettan. Adam hanya bisa berdoa dengan Gala yang memegangi pundaknya di belakang.
"Kenapa gue di belakang? Gelap banget! Banyak nyamuk lagi!" Gala menepuk pipinya dan berjalan takut-takut.
"Diam aja! Di hutan nggak boleh berisik! Nanti ada yang marah!" Jihan menatap Gala tidak suka.
"Udah diam aja! Gue lagi baca ayat kursi!" Adam mengepalkan kedua tangannya.
Semoga saja mereka baik-baik sampai di rumah ayah Ayyara. Di depan Sekar hanya bisa berdoa agar ayah Ayyara masih hidup! Atau siapapun disana masih ada yang bisa diberitahu keadaan Ayyara. Mereka harus segera mengambil tubuh Ayyara untuk dimakamkan!
"Ini tiba-tiba jadi horor gini!" Sekar mengusap lehernya.
"Nggak usah takut! Lo aman!" Kenzie merangkul bahu Sekar dan mendekatkannya padanya.
"Di depan ada lampu! Kayaknya itu! Emang jalan ini kecil nggak bisa di lewatin mobil!" Rangga berjalan lebih cepat.
Dia setengah berlari untuk sampai di depan sebuah rumah sangat sederhana. Hanya ada lampu di depan dengan begitu redup. Rangga mengamati rumah ini dan mengetuk pintu pelan.
Tokkkk... Tokkk...
"Permisi! Ada orang disini? Permisi, pak Bu!" Rangga berteriak cukup keras.
"Iya!"
Pintu terbuka lebar-lebar, seorang laki-laki paruh baya keluar dari dalam rumah. Dia mengamati begitu banyak orang datang ke rumah kecilnya ini.
"Siapa ya? Ada perlu apa datang ke rumah saya?" Tanyanya.
"Apa benar ini dengan keluarga kandung dari Ayyara? Saya Rangga teman Ayyara." Rangga memperkenalkan dirinya.
"Ayyara? Oh... Kamu temannya anak saya! Dari kota? Wahhh, kalian kenapa datang ke tempat ini? Ayyara mana? Saya bapaknya! Ayo, masuk! Maaf kalau seadanya!"
Rangga tersenyum dan masuk lebih dulu. Dia tidak tega melihat ayah kandung Ayyara yang begitu renta dan penuh keriput. Dia pikir di depannya adalah kakek Ayyara. Rangga tidak tahu jika dia adalah ayah Ayyara. Bagaimana bisa Rangga mengatakan keadaan sebenarnya Ayyara?
"Permisi! Pak!" Sekar tersenyum dan duduk di bawah.
Tidak ada kursi atau meja. Hanya ada alas tikar saja. Sekar tidak tahu jika keadaan ayah Ayyara seperti ini. Tapi apakah ayahnya hanya tinggal sendirian? Kenapa rumahnya sangat kecil?
"Kita di luar aja!" Gala menarik Ettan dan Adam keluar bersama sopir Kenzie.
"Ini beneran rumahnya Ayyara?" Tanya Jihan pada Rangga.
"Iya!"
"Kok kecil! Lusuh!" Jihan menggaruk pipinya dan menatap ayah Ayyara yang datang membawa minuman.
"Nggak usah repot-repot pak! Saya dan teman-teman datang kesini mau bicara soal Ayyara sama bapak!" Sekar menggenggam tangan Kenzie begitu erat.
"Ayyara? Ayyara kenapa? Baru aja dia kemarin datang kesini. Katanya sih teman-temannya mau datang! Ternyata kalian ya?"
Empat orang di dalam hanya diam tanpa mau bersuara. Kenzie tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Iya pak! Kami semua teman-temannya Ayyara! Ayyara kemarin kesini ngapain aja pak?" Tanya Kenzie.
"Cuma datang aja! Terus bilang kalau dia sayang sama bapak! Bapak sih juga sayang sama dia! Dia kan anak bapak! Tapi... Bapak punya banyak salah sama dia! Bapak udah tinggalin Ayyara di panti asuhan! Bapak juga nggak pernah jenguk Ayyara. Malah Ayyara yang sering datang kemari! Hiskkkk... Anak bapak udah nggak ada kan?" Tanya ayah Ayyara menutup wajahnya.
Sekar tersenyum getir, apakah ayahnya telah tahu bahwa Ayyara telah meninggal dunia?
"Masa dia tahu rumah bapak! Tiba-tiba datang ke rumah, bantu bapak, hiskkk... Kan dia nggak tahu kalau bapak ayahnya! Hiskkk... Dia bilang kalau dia bahagia udah ketemu bapak! Hiskkk..."
"Pak, Ayyara sudah meninggal sebulan yang lalu karena kanker darah!" Sekar memainkan tangannya.
Dia tidak tahu harus bagaimana dalam situasi seperti ini. Apakah roh Ayyara datang ke tempat ini? Apakah itu benar? Sekar juga tidak tahu. Ayah Ayyara kian menangis sedih. Dia terisak keras sampai terdengar dari luar rumah.
"Kayaknya udah tahu!" Bisik Gala.
"Kasian! Harusnya dia udah menikmati masa tua malah anaknya meninggal dunia! Kasian banget!" Adam ikut sedih mendengarnya.
"Makanya den! Jangan rokok! Banyak minum sehat! Jauhi narkoba! Jadi anak yang berguna buat ibu bapak. Umur nggak ada yang tahu!" Ucap Sopir Kenzie.
Ettan juga merasa kasian pada keadaan ini.
"Hiskkk..."
"Pak! Maaf banget kalau saya nyela. Kalau boleh tahu, bapak tinggal sendirian disini?" Tanya Sekar.
"Iya! Bapak tinggal sendiri setelah bapak cerai sama istri bapak. Dulu bapak tinggal di kota tapi usaha bapak bangkrut. Bapak cerai, istri bapak bawa anak pertama bapak dan bapak yang bawa Ayyara." Jawab Ayah Ayyara.
"Kenapa malah gitu pak? Harusnya kan kalau masih kecil tanggung jawab istri bapak! Kenapa malah cuma bawa anak pertama aja?" Tanya Jihan.
"Ayyara anak istri kedua saya! Tapi istri kedua saya meninggal saat melahirkan Ayyara. Karena saya nggak punya apa-apa jadi saya tinggalkan Ayyara di panti asuhan!" Jawab Ayah Ayyara.
Sekar menganggukkan kepalanya paham. Jadi seperti itu! Pantas saja akhirnya istri pertamanya meminta cerai dan membawa anak pertama saja.
"Kalau begitu, bapak tahu alamat istri pertama bapak? Bagaimanapun juga mereka keluarga Ayyara. Kami akan cari alamat mereka dan mengabari keadaan Ayyara." Semua orang harus mendapatkan kabar tentang Ayyara.
"Bapak nggak tahu! Bapak cuma tahu alamat keluarga istri bapak!"
"Itu cukup pak! Kami akan segera memberitahu keadaan Ayyara juga mohon bantuannya lagi kalau saya atau teman-teman butuh bantuan bapak! Kalau bisa bapak ikut kami saja! Bagaimana?" Tawar Sekar.
"Bapak disini aja! Kalau kalian butuh apa-apa lagi tolong kabari bapak aja. Surat juga nggak apa-apa. Soalnya bapak nggak punya telepon! Disini juga susah sinyal!"
"Nanti Sekar kabari! Terima kasih ya pak informasinya. Saya akan kabari bapak secepatnya!"
💝💝💝
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
![](https://img.wattpad.com/cover/347185103-288-k566273.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Novela JuvenilBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...