"Lihat pak! Saya disini kan?" Ayyara tersenyum senang.
"Besok saya kasih permennya!"
"Siap!" Ayyara akan menunggu besok!
Dia harus mendapatkan hadiahnya! Ayyara berjalan bersama Rangga menuju kelasnya. Hatinya lebih damai saat dia tidak bertemu dengan Dirga dan kedua orantuanya pagi ini. Entah mereka ada dimana, Ayyara juga tidak mempedulikannya. Toh, dia juga sering tidak dianggap ada.
"Kenapa lo seneng banget cuma dikasih permen doang?" Tanya Rangga ingin tahu.
"Bukan masalah permennya! Tapi sensasi menangnya! Jadi gue bangga bisa menang taruhan!"
"Oh... Mau taruhan sama gue?"
"Taruhan apa?"
"Hmmm... Istirahat nanti. Gue tunggu di lapangan! Kalau lo menang lawan basket sama gue. Gue bakal kasih lo sesuatu!"
"Apaan dulu?"
"Yah kan rahasia. Mau apa nggak?" Tanya Rangga.
"Okey! Gue pasti bakalan menang lawan lo!" Ayyara sudah siap 45 nanti.
Melawan Rangga pasti mudah!
💝💝💝
Ayyara telah bersiap ditempatnya.
Dia pasti akan menang melawan Rangga kutu buku. Semua orang telah berkumpul melihat pertandingan tidak seberapa ini. Ayyara tersenyum dan memegangi bola basket. Waktu mereka hanya 15 menit, siapa yang lebih banyak memasukan bola adalah pemenangnya!
"Lo masih yakin, Ay?" Tanya Rangga tersenyum senang.
"Yakin! Kalau gue menang lo harus kasih gue hadiah!" Jawab Ayyara begitu yakin.
"Okey, kita mulai. Satu... Dua... Tiga!" Rangga berlari mencoba merebut bola dari Ayyara.
Ayyara men-dibbrel bola dan berlari ke sisi lain. Dia melompat dan memasukan bola tepat sasaran. Dia tersenyum dan melihat Rangga yang mengambil bola.
"Satu kosong!"
"Jangan senang dulu, Ay!" Rangga berlari cepat.
Ayyara menghalangi Rangga dengan cepat dia mengambil bola dari tangan Rangga. Dia melompat dan memasukan satu bola lagi.
"Payah! Dua kosong! Masih mau lawan gue lagi?" Tanya Ayyara mengambil bola dan melemparkannya pada Rangga.
"Gue belum selesai!"
Rangga berlari lagi tapi Ayyara selalu berhasil mengambil bolanya dengan mudah seperti tangan kecil itu sudah terlatih selama bertahun-tahun. Ayyara tersenyum dan menyibakkan rambut panjangnya. Kalau begini saja dia ahlinya!
Dirga menatap Ayyara sejak tadi menjadi tontonan semua orang. Yang menjadi pertanyaan adalah sejak kapan Ayyara bisa bermain basket. Sejak dulu Ayyara bahkan tidak menyentuh hal-hal yang menguras tenaga seperti ini. Jadi mengapa sekarang dia justru bermain basket?
"Adik lo perlu di rukiyah nggak?" Tanya Adam.
"Lo mau panggilin ustadz?" Tanya Gala.
"Iya, mumpung gue punya nomernya nih! Ayyara kan anti main basket! Pegang aja nggak pernah mau!" Jelas Adam masih sangat yakin Ayyara kesurupan hantu.
"Nggak deh! Eh tapi adik lo keren juga! Tambah cantik lagi! Gue jadi fans nih!" Gala tersenyum melihat Ayyara yang begitu lincah berlari melawan Rangga.
"Apa?" Dirga menatap tajam Gala.
Gala menutup mulutnya rapat-rapat walau matanya masih melihat Ayyara. Kenapa dirinya baru sadar jika Ayyara memiliki wajah cantik dan manis? Kemana saja dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Novela JuvenilBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...