44. Masa Lalu

6.7K 515 6
                                    

"Maklum cuma tinggal sama ibu! Jadi cuma minimalis kayak gini! Duduk aja! Gue buatin minum dulu!"

"Ibu lo kemana?" Tanya Kenzie melihat seisi rumah Sekar.

"Masih di pasar kayanya. Kalau belum pulang paling masih banyak jualannya. Mau ice lemon tea nggak?" Tanya Sekar berada di dapur.

"Gue mau!" Ettan mengangguk dan duduk di depan TV.

Rumah Sekar memang sangat minimalis. Satu ruang tamu, dapur di belakang, dua kamar tidur juga kamar mandi disana. Tapi Ettan merasakan kehangatan di rumah kecil ini. Ada banyak foto Sekar bersama ibunya. Juga foto seorang laki-laki memakai pakaian TNI. Sepertinya Ettan pernah melihatnya.

"Ini ayah lo?" Tanya Ettan mengambil foto seorang laki-laki.

"Yang pakai seragam TNI? Iya! Dia ayah gue! Ganteng kan, mirip sama Om Gibran. Mereka tuh kayak kembar tapi nggak. Beda 5 tahun! Lebih tua ayah gue. Mau makan nggak? Ini ada ikan, terus sayur lodeh, sambal, kerupuk. Mau? Cuma ini sih!" Tawar Sekar.

"Sini gue bantu!" Kenzie pergi membantu Sekar membawa makanan ke ruang tamu.

Sebelum ibunya bekerja, ibunya akan memasak banyak makanan untuk dirinya. Sekar membawa ikan dan sambal di meja. Walau sederhana tapi Sekar jamin rasanya bintang lima. Ibunya punya tangan untuk membuat makanan enak!

"Yuk dimakan jangan malu-malu! Gue bawain minum buat kalian!"

"Gue malah repotin, Kar! Hmmm... Baunya enak, ibu mertua pasti pintar masak! Lo bisa masak?" Tanya Kenzie mengambil banyak nasi.

"Makanan Indonesia bisa! Makanan luar mana bisa! Kak Ettan, ayo makan ngapain lihatin foto ayah gue terus. Naksir?" Sekar duduk membawa tiga es teh lemon alias Ice lemon tea!

"Nggak! Gue kayak asing sama ayah lo!"

"Hah? Masa? Ayah gue aja udah meninggal waktu gue dalam kandungan kok!" Sekar memakan ikan dan sambal.

Dari mana Ettan bisa tahu? Apakah ada seseorang yang mirip dengan ayahnya. Mungkin begitu. Karena di dunia ini katanya manusia memiliki tujuh kembaran. Mungkin saja Ettan melihat kembaran ayahnya di suatu tempat.

"Nggak! Ini mirip banget!" Ettan menatap lamat-lamat wajah Ayah Sekar.

Dia pernah melihat wajah ini dulu! Saat usianya masih muda. Saat itu dia memiliki seorang penjaga yang menjaganya. Penjaga itu sering memperlihatkan wajah seorang gadis pada Ettan. Ettan melihat Sekar yang sedang fokus makan. Apakah orang itu adalah Sekar? Bukankah itu artinya Ayah Sekar masih hidup? Sekarang Ettan tidak tahu pengawalnya berada dimana. Tapi yang jelas Ayah Sekar masih hidup!

Ettan sangat yakin!

"Kak Ettan! Ayo makan! Nanti keburu dihabisin Kenzie. Kenzie lo suka banget ya?" Tanya Sekar melihat Kenzie yang sangat lahap.

"Hmm... Enak!" Kenzie mengangguk.

Dia merindukan makanan seperti ini.

"Kar, lo yakin ayah lo udah meninggal?" Tanya Ettan.

"Udah! Kata ibu, jasad ayah langsung di makamkan di Kalimantan."

"Kalimantan?" Ettan tidak yakin akan hal itu.

"Iya! Hmm... Ayah lagi perang sama teroris terus duarrr... Meledak deh! Banyak yang mati. Jadi mereka dimakamkan secara masal di Kalimantan." Jawab Sekar.

"Makan!" Kenzie menarik kepala Sekar untuk makan.

Ettan menganggukkan kepalanya, dia harus mencari tahu! Ettan merasa aneh dengan kematian Ayah Sekar.

💝💝💝

"Lo apain Sekar?" Bentak Dirga mendatangi apartemen Cakra.

Cakra menunduk dan menggenggam erat buku diary milik Ayyara. Dia meminta anak buahnya memeriksa kamar Ayyara dan benar apa yang Sekar katakan. Dia menemukan hasil pemeriksaan Ayyara juga berbagai obat-obatan yang Ayyara konsumsi selama ini. Cakra sudah membaca buku milik Ayyara. Semuanya berisi bagaimana perasaan gadis itu selama ini. Bagaimana rasa kesepiannya dan rasa takutnya untuk meninggalkan keluarganya. Cakra menutup wajahnya. Dia terlambat sadar!

"Jawab gue! Lo apain Sekar?" Tanya Dirga marah.

"Kakak cuma tanya sama dia!"

"Tanya apa? Apa perlu lo culik Sekar? Kenapa nggak  bicara baik-baik kalau lo cuma mau tanya sama dia? Dia anak orang!"

"Diam kamu Dirga!" Teriak Cakra ikut marah.

"Ini peringatan dari gue! Jangan ganggu Sekar lagi, dia nggak ada hubungan apapun sama Ayyara lagi! Kalau lo lakuin hal-hal kayak gini lagi, lo bakalan lawan gue!" Dirga menunjuk wajah Cakra dan pergi dari sana.

Cakra menyibakkan rambutnya kesal. Dia terlalu gegabah untuk membawa Sekar. Harusnya dia mencari tahu lebih dulu tentang Sekar.

"Sekar Kusuma Dewi!"

💝💝💝

"Bu! Ini sepeda siapa?" Tanya Sekar melihat sepeda di dalam rumahnya.

Dalam rumahnya!

Pagi-pagi dia justru disambut dengan sebuah sepeda yang terlihat baru. Untuk siapa ini selain dirinya?

"Ibu belum bisa beli motor baru buat kamu! Jadi sepeda dulu ya!"

"Bu, sebenarnya Sekar terimakasih banget nih! Tapi sekolah Sekar itu jauh! Kalau pakai sepeda, kaki aku yang sakit! Kalau soal berangkat sekolah, Sekar bisa pakai angkot sama bis. Pulangnya Sekar diantar sama temen Sekar! Lebih baik uang sepedanya buat ibu aja!" Tolak Sekar.

Jarak sekolahnya barunya adalah berkali-kali lipat dari jarak sekolah lamanya. Dulu mungkin dia akan senang berangkat dengan sepeda tapi sekarang kakinya akan menjadi kaki atlet sepeda profesional. Sekar juga lelah untuk mengayuh sepeda.

"Emang jauh benget? Ibu nggak tahu sekolah kamu!"

"Ibu mau tahu? Hari ini coba antar aku pergi. Nanti ibu pasti kaget lihat sekolah baru aku!"

"Besar?"

"Bukan lagi! Di dalam ada lift, tapi aku mana bisa pakai. Jadi sering pakai tangga."

"Ibu jadi penasaran. Tapi kamu dapat beasiswa disana! Pasti sekolahnya lebih bagus! Kata om kamu juga anaknya sekolah disana. Siapa namanya? Adam ya? Dia yang antar kamu pulang?"

"Nggak juga sih! Tapi ibu tenang aja! Aku diantar oleh orang baik! Ayo, pergi! Aku nanti keburu telat!"

Ibunya tidak boleh tahu jika dia memiliki hubungan dengan Kenzie. Ibunya pasti syok berat apalagi ibunya penggemar berat Chelsea Kiel. Sekar saja belum pernah bertemu Mama Kenzie langsung. Pasti dia hanya cengengesan tidak jelas.

"Ibu siap-siap!"

💝💝💝

Salam ThunderCalp!🤗

Semoga ibunya Sekar nggak senam jantung!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Masuk Ke Dalam Novel ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang