"Rangga! Ayo!" Ayyara menarik tangan Rangga menuju kelas Kenzie.
Gara-gara Pak Kumis mereka jadi telat untuk pergi ke tempat Kenzie berada. Ayyara menatap horor kerumunan orang-orang yang berada di depan kelas Kenzie. Belum apa-apa semuanya sudah ada disini.
"Oiii... Di bawah ada topeng monyet!" Teriak Ayyara keras.
Buru-buru Ayyara menarik Kenzie masuk ke dalam kelas dan mencari keberadaan Kenzie yang juga sedang dikerumuni masa. Bukan hanya dia tapi Gala dan Adam sudah mencoba mendorong mereka tapi tidak berhasil. Kekuatan mereka tidak ada apa-apanya dengan semua anak yang berebutan untuk memfoto Kenzie.
"Ay! Kayaknya susah!" Rangga tidak mau terlibat dalam pertarungan disana.
"Arghttt... Jangan tarik gue!" Teriak Gala.
"Astagfirullah! Jaga batasan!" Adam berdiri ketakutan dengan banyaknya orang yang datang.
"Oiiii... Ada monyet di kepalanya Pak Kumis!" Teriak Ayyara membelah masa.
Semua orang berbalik dan melihat apa yang terjadi pada Pak Kumis. Ayyara berhasil menggenggam tangan Kenzie dan menariknya keluar dari kerumunan orang-orang.
"Ken! Kita pergi aja! Di sini nggak aman buat lo!"
Kenzie menatap Ayyara yang datang lagi padanya. Dia sangat ketakutan tadi ditambah orang-orang bertanya dengan video itu. Dia takut. Sangat takut. Kenzie menggenggam erat tangan Ayyara dan berlari bersamanya. Tangan hangat ini. Tangan ini yang selalu membantunya dalam keadaan apapun. Tangan ini selalu terulur padanya. Dia hanya tidak ingin melepaskan tangan ini saja.
Tubuh Kenzie berhenti dan menarik Ayyara ke dalam pelukannya. Dia hanya butuh Ayyara.
"Ken! Lo ngapain! Kita harus lari!"
"Gue cuma butuh lo!"
"Jangan gombal! Kita harus pergi sekarang! Mending lo pulang aja ya?"
"Nggak mau! Gue mau sama lo aja, Ay!"
"Tapi gue harus sekolah! Masa gue bolos lagi? Hey! Kenzie! Lo jangan takut ya! Kalau mereka ganggu lo lagi, lo cukup angkat kepala lo terus bilang sama mereka. Kalian nggak punya kerjaan ya? Suka umbar foto orang! Gue laporin kasus ini ke polisi atas kasus IT! Mereka pasti takut, kalau belum takut juga. Lo bilang ini, kalau kalian nggak pergi. Ayyara bakalan tendang bokong kalian! Jadi jangan takut ya, Kenzie! Lagian kan itu masa lalu. Kenapa coba diungkit-ungkit lagi? Masa lalu tetap masa lalu kan? Nggak bisa dirubah tapi bisa diperbaiki untuk kedepannya. Gue sebenarnya nggak tahu bagaimana rasa ketakutan lo, hanya saja kalau lo terus lari. Lo bakalan terus kayak gini. Gue nggak mau lo terus-menerus dihantui sama kamera-kamera mereka. Saat mereka ngarahin kameranya ke lo. Lo cukup ingat pose monyet gue aja." Ayyara berbalik dan melihat wajah Kenzie yang memerah.
"Pose monyet apa lagi!" Kenzie menunduk dan bersandar pada bahu Ayyara.
"Tangan satu ke atas tangan satunya ke belakang. Pose monyet! Anggap aja mereka kumpulan monyet yang lagi mau main!"
Kenzie mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada Ayyara. Bagaimana dia tidak bisa jatuh cinta pada perempuan ini? Dia sangat jatuh cinta!
"Itu dia!" Teriak seseorang.
Ayyara menepuk pundak Kenzie cepat. Mereka harus lari!
"Ken! Ayo!" Ayyara menarik tangan Kenzie tapi Kenzie tetap diam saja ditempatnya
"Pose monyet!" Kenzie tersenyum dan melakukannya.
Dia mengangkat satu tangannya ke atas dan satunya lagi ke belakang tubuhnya. Dia berputar-putar dengan wajah menyerupai monyet. Ayyara menahan tawa dan melakukan hal yang sama. Dia meniru Kenzie sama persis.
"Uuu...aaaa... Uuu...aaa..." Mereka berputar-putar bersama saya kamera memfoto mereka.
"Apaan sih! Nggak jelas!"
"Hah... Nggak seru!!!"
"Jelek banget fotonya!"
"Mereka lagi ngapain sih? Kesurupan?"
"Pergi aja yuk!"
Orang-orang pergi satu persatu dengan wajah kecewa. Niat hati ingin punya konten malah melihat topeng monyet. Ayyara berhenti melakukannya dan menepuk Kenzie yang seperti menikmati aktivitasnya menjadi monyet.
"Udah jangan keblabasan! Mereka udah pergi tuh!" Tunjuk Ayyara pada orang-orang.
"Seru juga, Ay!" Kenzie tersenyum penuh minat untuk melakukan lagi bersama Ayyara.
"Tapi jangan sering-sering takut orang anggap kita gila! Mau ke kantin?" Ayyara mengulurkan tangannya pada Kenzie.
"Iya!" Kenzie menerimanya dengan senang hati.
💝💝💝
"Mereka masih foto kalian!" Rangga memakan baksonya risih.
Masalahnya dia juga ikut terfoto.
"Biarin aja! Muka gue emang butuh di publikasikan!" Kenzie tersenyum dan memberikan baksonya pada Ayyara.
"Tahu nggak ada yang ngomong kayak gini. Masalah yang viral itu bakalan cepat booming tapi mudah juga redupnya. Kayak masalah-masalah artis Indonesia kebanyakan. Satu bulan dua bulan pasti masih dibahas dimana-mana. Tapi seterusnya masalahnya bakalan hilang digantikan masalah baru yang viral lagi. Kayak gitu terus sampai orang-orang nggak sadar bahwa mereka terlalu terpaku sama kehidupan orang lain. Padahal kehidupan sendiri nggak tahu benar atau nggak. Jadi, Kenzie! Lo tenang aja. Kita buat gerakan pose monyet kita viral!" Ayyara tersenyum puas melihat langit yang cerah.
Apakah ini awal mulanya dia akan terkenal sebagai pencipta gerakan dance topeng monyet? Mungkin sebentar lagi dia akan menerima tawaran untuk syuting atau iklan. Masuk ke podcast dan acara TV. Bagus juga untuk mendulang follower.
"Ay! Lo kesambet topeng monyet di jalan tadi?" Tanya Rangga tidak tahan dengan kelakuan Ayyara.
Dimana sifat anggunnya pergi? Baru dia akan memuji bagaimana pemikiran Ayyara tapi tiba-tiba dia membahas monyet. Hilang sudah rasa kagumnya.
"Kayaknya sih! Soalnya gue suka banget monyet! Itu lho film kartun anak-anak yang ada monyetnya. Dia pintar banget buat lakuin tugasnya. Dia punya banyak akal untuk keluar dari setiap masalahnya walaupun dia monyet. Gue jadi merasa dia patut menjadi contoh teladan para monyet!"
"Bagus, Ay! Gue dukung lo jadi duta monyet!" Kenzie bertepuk tangan dengan meriah.
"Makasih-makasih! Kalian bakalan jadi wakil duta monyet. Rangga lo harus tahu gerakan monyet kita tadi. Kenzie udah dan sekarang lo!" Pinta Ayyara.
"Buat apa?" Rangga tidak mau melakukannya.
"Emang lo nggak terganggu sama mereka? Ayo dong, Rangga! Pose monyet, pasti mereka pergi!" Ayyara menahan tawa.
Sejujurnya dia hanya ingin melihat Rangga berpose jelek saja. Rangga melihat sekitar dan melihat orang-orang yang memfoto mereka. Dia bergerak dan benar-benar berpose menjadi monyet.
Cekrekk...
"Hahahaha... Lo mirip banget!" Tunjuk Ayyara pada foto yang telah dia dapatkan.
"Ayyara!" Rangga menggeram marah. Apakah dia baru saja di bodohi oleh Ayyara? Kenapa dia mau-mau saja?
"Hahaha... Ya ampun! Lucu banget! Hahaha..." Ayyara tertawa begitu renyah.
Rangga diam dan melihat bagaimana Ayyara tertawa terbahak-bahak di depannya.
Cantik!
Sangat cantik!
Rangga menutup mulutnya dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Jika itu bisa membuat Ayyara tertawa dia akan melakukannya lagi dan lagi.
Kenzie juga. Dia diam-diam memfoto wajah Ayyara yang tertawa. Dia akan menjadikannya sebagai wallpapernya.
💝💝💝
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Fiksi RemajaBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...