"Pa! Aku bisa pakai uang di rekening?" Tanya Ayyara menatap papanya.
"Itu uang kamu? Buat apa?" Tanya papanya sibuk membaca koran.
"Beli album? Boleh?" Tanya Ayyara sekali lagi.
"Album?" Papanya menutup koran dan melihat Ayyara yang seperti anak meminta sesuatu.
Ayyara menganggukkan kepalanya, dia harus sopan meminta sesuatu sebelum membelinya dari Kenzie. Semalam Kenzie bertanya apakah dia akan membeli album? Jadi sekarang Ayyara harus meminta persetujuan dari papa asli Ayyara! Apa boleh buat daripada kedepannya dia ditanyai macam-macam jadi lebih baik dari awal saja dia bertanya.
Jika iya, dia akan membeli banyak album untuk di dalam kamarnya!
"Iya! Itu lho yang punyanya orang Korea. Musik!"
"Terserah kamu aja!" Papanya kembali membuka koran.
Ayyara tersenyum senang, jadi dia bisa membeli dari Kenzie! Apa boleh buat, emang hidup seperti ini! Dia tersenyum senang dan mengambil bekal dari Bibi Lisa seperti biasa. Hari ini pasti lebih baik daripada hari kemarin!
"Aku berangkat dulu! Dah, papa, mama, kakak!" Ayyara melambaikan tangannya dan pergi terburu-buru keluar.
Rangga sudah menunggunya!
"Rangga!" Teriak Ayyara keras.
"Berisik! Ini masih pagi!"
"Hehehe... Papa udah bolehin gue beli album! Gue seneng banget! Gue mau beli apa dulu ya?" Ayyara menerima helm dan memakainya.
"Emang ada manfaatnya?"
"Ada! Buat gue seneng! Gue tuh butuh refreshing! Healing!" Ayyara menatap ke atas langit biru.
"Kenapa nggak beli sesuatu yang bermanfaat aja?"
"Gue nggak kepikiran, emang apa?" Tanya Ayyara memegangi pundak Rangga.
"Buku!"
Ayyara tersenyum dan memilih diam saja. Dia anti buku!
💝💝💝
"Lihat pak! Aku nggak terlambat lagi kan?" Ayyara tersenyum penuh kebanggaan melihat satpam.
"Baru juga sehari! Coba besok!" Tantang satpam melihat Ayyara yang sombong.
"Okey! Lihat besok, kalau aku telat aku kasih bapak rokok!"
"Deal!" Satpam menjabat tangan Ayyara.
Ayyara tidak akan terlambat lagi jika ada Rangga yang akan menjemputnya. Dia pasti akan menang! Rangga menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ayyara. Benar jika otak gadis itu bergeser jauh.
"Ay, ayo!" Ajak Rangga.
"Sampai jumpa lagi pak! Jangan lupa kalau aku menang, bapak kasih aku permen!" Pinta Ayyara.
"Siap!"
"Hahaha... Besok jemput gue pagi-pagi lagi ya?" Ayyara berjalan di samping Rangga.
"Gue nggak bisa! Besok gue harus antar ibu gue pergi!"
"Apa? Eh... Kok gitu! Nggak! Nggak! Lo jemput gue! Masa gitu!" Ayyara menarik tangan Rangga.
Apa kabar taruhannya nanti? Rangga menahan senyuman melihat wajah Ayyara yang kesal.
"Gue nggak bisa!"
"Rangga! Kita kan udah best friend! Okey, jemput gue!"
"Nggak!"
"Jemput gue!"
"Nggak!"
"Jemput!"
"Nggak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Fiksi RemajaBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...