"Uhukkk..."
"Non! Ke rumah sakit aja ya Non!"
"Nggak! Bi! Kayaknya umur aku nggak akan lama lagi deh!" Ayyara membaringkan dirinya di tempat tidur.
"Kenapa Non Aya bisa bilang begitu? Makannya ke rumah sakit, Non! Bibi mohon!"
Ayyara menggelengkan kepalanya, Ayyara asli juga melarangnya pergi. Dia mana mungkin tidak menurut pada pemilik tubuh asli ini? Ayyara bangun dan menggenggam tangan Bibi Lisa yang selama ini merawatnya.
"Bi! Makasih ya udah rawat aku sejak kecil! Makasih juga udah ada disisi aku selama ini. Cuma bibi yang baik sama aku dari awal sampai akhir. Bi! Jika aku udah nggak ada! Bibi jangan nangis ya? Uhukkk... Hah... Aku nggak mau bibi nangis!"
"Hiskkk... Non!"
"Aku tahu mama sama papa nggak akan peduli kalau aku mati. Itu malah baik kan buat mereka. Mama juga benci aku! Mungkin ini karma saat aku udah ambil adik aku sendiri. Jadi bibi jangan sedih! Ini takdirnya aku!"
Ayyara tersenyum melihat Bibi Lisa yang menangis keras. Ayyara merasakannya saat dirinya tidak mampu lagi untuk menatap dunia ini. Ayyara harus melakukan sesuatu sebelum pergi. Dia harus menulis surat untuk semua orang. Semuanya!
💝💝💝
"Udah baikan?" Tanya Cakra.
"Udah! Kak! Besok, aku mau berangkat sekolah sama Rangga! Bolehkan?" Tanya Ayyara bersemangat.
"Buat apa sama dia?" Tanya Dirga tidak terima.
Untuk apa Ayyara pergi dengan Rangga lagi? Untuk apa? Dia sudah merelakan Ayyara pergi dengan Cakra tapi tidak dengan orang lain! Tidak akan!
"Gue ada urusan penting sama Rangga! Kak, ini bersangkutan sama sekolah aku! Please! Tolong! Satu kali ini aja!" Pinta Ayyara.
Dia harus melakukan sesuatu besok!
"Satu kali!" Cakra menatap Ayyara.
"Horeee!!! Sayang Kak Cakra!" Ayyara memeluk Cakra.
"Tapi pulangnya sama gue! Awas kalau lo pergi lagi ke rumah Kenzie!" Dirga menarik tubuh Ayyara dari Cakra.
"Okey!" Ayyara menganggukkan kepalanya.
Dia memiliki misi penting! Sangat penting!
💝💝💝
"Ngapain kesini?" Tanya Rangga.
"Sttt! Tunggu disini aja!" Ayyara berlari masuk ke dalam kantor pos.
Dia ingin mengirimkan semua surat yang telah dia tulis semalaman. Dari untuk mama dan papanya, Dirga, Cakra, Kenzie, Rangga, dan semua orang yang dia kenal. Ayyara tidak begitu berani memberikannya secara langsung. Dengan begini dia bisa mengucapkan perpisahan untuk mereka secara layak.
"Udah! Ayo berangkat!" Ayyara naik ke atas motor Rangga.
"Lo kirim apa?"
"Cuma barang buat mama! Kenapa?" Tanya Ayyara.
"Jadi lo minta gue jemput buat kirim barang aja?" Rangga melajukan motornya lagi.
"Hehehe... Iya! Nggak gitu juga kok! Gue emang mau berangkat sama lo! Masa gue barang kakak gue terus? Enakkan naik motor, bisa lihat ini itu. Di dalam mobil nggak seru! Rangga! Gue senang banget bisa temanan sama lo! Kenapa nggak dari dulu aja ya?"
Mungkin Ayyara asli bukan seseorang yang akan berteman dengan orang lain. Dia juga home schooling dulunya. Pasti Ayyara asli kesulitan untuk mencari teman. Tapi kenapa dulu dia harus home schooling?
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Novela JuvenilBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...