66. Culik!

5.3K 407 3
                                    

"Rangga!" Teriak Jihan!

"Sekar!" Rangga bangkit dan memegangi kepalanya yang berdenyut kencang.

"Sekar? Kenapa Sekar? Lo kecelakaan sama sopirnya Kenzie! Kalian gue temuin terus gue bawa ke rumah sakit. Lo nggak apa-apa?" Tanya Jihan melihat Rangga yang terluka.

Rangga bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan tanpa peduli selang infus ditangannya. Dia harus menyelamatkan Sekar! Apa tadi yang Sekar katakan? Rumah Ruslam? Apartemen Cakra? Apakah Sekar tahu yang membawanya adalah orang suruhan Cakra?

"Kabari semua orang! Sekar di culik!" Teriak Rangga.

"Apa? Sekar? Sekar! Kok bisa?"

"Gue sama dia ke rumah ibu tirinya Ayyara dan itu ternyata adalah mamanya Zidan!"

"Hah? Apa?" Jihan mundur dan menutup mulutnya.

Jadi Ayyara dan Zidan adalah saudara? Mereka satu bapak beda ibu? Kenyataan apa lagi ini? Jadi selama ini dia sudah berdosa pada adik Zidan? Jihan menjambak rambutnya kesal, apa yang telah dia lakukan selama ini? Dia sudah sangat salah!

"Kami di hadang sama mobil orang suruhan Cakra! Kita juga sempat kecelakaan. Mereka bawa Sekar entah kemana, gue nggak tahu! Cepat beritahu mereka. Kita harus cepat cari Sekar sebelum terlambat! Gue nggak tahu apa Cakra mau! Tapi pasti dia berbuat sesuatu pada Sekar!"

💝💝💝

"Watasino saigo waiiii... Sugonoiwaaaaa... Sugonoiwaaaaa..."

Sekar bernyanyi di depan TV. Dia melirik ke samping yang disana ada Cakra yang sedang melihatnya. Daripada penculikan ini lebih ke arah kasus ekploitasi anak-anak. Sekar bernyanyi tanpa bisa berhenti sebelum Cakra mengizinkannya dan ini sudah ke 20 lagu yang dia nyanyikan hari ini!

"Kak! Aku lapar!"

"Mau makan? Bi! Makanannya! Cepat!" Teriak Cakra.

Cakra tersenyum dan melihat Sekar yang sibuk memilih lagu lain. Dia terlihat sangat manis dan cantik memakai gaun biru itu. Cakra mendekati Sekar pelan.

"Sekar!"

"Sebentar! Aku mau satu lagu lagi! Kakak tahu lagu ini nggak?" Tanya Sekar menunjukan sebuah lagu milik Blackcard.

"Nggak tahu!" Cakra menyentuh wajah Sekar pelan.

Sekar berusaha mati-matian untuk tidak melakukan tindakan kekerasan pada Cakra. Masalahnya adalah Cakra sedang menculik ibunya juga entah berada di mana. Dia juga tidak tahu rumah siapa ini. Rumah ini asing! Sekar berusaha tersenyum pada Cakra.

"Kak! Aku mau makan!"

"Nanti ya, sayang!"

Hoekkk...

Sekar menahan mual, ini bukan hanya sekadar penculikan biasa. Cakra membuatnya ketakutan lebih dari itu.

"Masa kakak nggak tahu sih! Aku kalau lagi datang bulan butuh banyak makanan! Tadi juga! Aku belum makan apa-apa sejak siang! Aku lapar!"

"Tapi ini udah malam!"

"Terus? Kakak mau aku pingsan?"

"Jangan! Nanti kakak susah!"

"Makanya! Makan dulu ah! Bibi Lisa Blackcard! Aku mau makan nih! Sambal ganja aja ya! Ada udang nggak! Kak Cakra suka makan apa? Aku buatin ya? Mau?" Tawar Sekar.

"Kakak suka apa aja dari kamu!"

Sekar menganggukkan kepalanya paham, jadi kalau racun tikus mau?

💝💝💝

Masuk Ke Dalam Novel ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang