57. Rencana

5.2K 439 3
                                    

"Kenzie!"

"Apa sih?"

"Berhenti! Pak Indra lihat!" Sekar mendorong tubuh Kenzie yang mencium pipinya.

Sekar sudah lelah dengan Kenzie yang pagi ini mengganggunya dari bangun tidur, sarapan, dan berangkat sekarang. Kenzie tidak henti-hentinya mencuri kesempatan! Sekar tahu batasan tapi dia pasti akan diam saja dan merasa berdosa setelahnya. Kenzie mengangguk dan memeluk Sekar sebagai gantinya.

"Pak Indra jangan lihat! Jangan kasih tahu mama!"

"Nyonya juga udah tahu, den!"

"Dari mana?" Tanya Sekar.

"Waktu berangkat, terus Den Kenzie sama Non Sekar sarapan, nyonya udah lihat tadi!"

Sekar memicing dan menatap Kenzie penuh dendam amarah. Ini semua karena Kenzie! Dia adalah pelaku sebenarnya!

"Ya udah!"

"Kenzie! Lo!"

"Kamu! Jangan biasain! Aku kamu! Ayo!"

"Jijik!"

"Ehh... Sama pacar! Ayo, aku kamu! Sayang, jangan malu! Udah resmi lho!" Kenzie memeluk Sekar lebih erat.

"Kamu jauhan! Bukan muhrim! Udah SMA kayak gini, apa jadi apa kamu besok? Udah sana!" Usir Sekar.

"Mau jadi suami kamu! Pak Indra nggak usah lihat, pacar aku malu!" Kenzie menjauh dan tersenyum melihat Sekar.

"Kamu yang malu-maluin!" Sekar menggeser duduknya sampai berada di ujung.

Dia harus menjaga jarak aman dari Kenzie. Apa boleh buat! Ini demi kenyamanan bersama dan menjauhkan mereka dari dosa. Sekar menatap ke jendela dan menjadi teringat pada sesuatu hal. Dia harus segera mencari tahu tentang keluarga kandung Ayyara!

"Ken!"

"Hmm? Mau cium?"

"Pikiran kamu itu ternyata kayak gitu ya selama ini! Aku nggak mau cium! Aku mau kasih tahu aja! Aku punya rencana buat ke rumah Ruslam!"

"Hmm? Rencana?"

"Iya! Tapi aku butuh bantuan kamu!"

💝💝💝

"Agrhtt... Tas monyet! Lucu banget! Fix, gue harus foto!" Sekar bergaya di depan handphonenya.

"Kemarin gue udah upload ke toko orange terus ada yang mau beli! Mereka maunya macam-macam! Ada yang mau bentuk tengkorak, lumba-lumba, terus banyak deh! Gue jadi pengen rekrut orang buat jadi karyawan pertama gue! Tapi dimana carinya?" Tanya Jihan.

"Cari aja di insta! Buka lowongan kerja buat yang bisa bikin rajutan. Biasanya sih ibu rumah tangga atau sekitaran rumah lo? Bisa lo ajak ART ikut!" Usul Rangga.

Jihan menganggukkan kepalanya, sepertinya banyak ART di samping rumahnya. Dia bisa juga membuat mereka mendapatkan tambahan uang bulanan untuk hidup. Jihan tersenyum dan membuka lowongan pekerjaan sesegera mungkin. Dia butuh banyak tenaga kedepannya.

"Emang lo udah mikirin biayanya? Lo harus gaji orang lho! Mending lo sebulan ini kerja sendiri dulu! Terima pesanan yang bisa aja terus jual yang ada di rumah. Lo hitung-hitung dulu biaya masuk terus keluar. Jangan asal buka loker deh!" Usul Sekar masih melakukan banyak gaya dengan tas barunya.

"Iya juga! Hmm... Gue tanya kakak gue aja!"

"Nah, itu lebih baik! Tanya orang yang lebih berpengalaman! Biar lo belajar cara kerja jadi pengusaha!" Sekar tersenyum pada kemera.

"Ternyata otak lo ada isinya juga ya?" Rangga melihat Sekar.

"Hah? Maksud lo selama ini otak gue kosong? Maaf ya! Gue aja kalahin lo tuh tanding basket, gue juga nggak bego-bego amat soal ginian. Gue jualan abon ikan tiap minggu! Asal lo tahu aja! Gini-gini gue pernah rangking!"

Masuk Ke Dalam Novel ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang