"Saya tidak akan telah lagi! Saya tidak akan telat lagi! Saya tidak akan telat lagi!" Ayyara memberi hormat kepada tiang bendera dan mengatakan kalimat 'Saya tidak akan telat lagi!' sampai 1 jam ke depan.
Dia memang benar-benar melakukan kesalahan meminta bantuan pada seorang Rangga! Dia tidak tahu jika Rangga adalah Ketua OSIS! Wajahnya saja seperti kutu buku. Dulu ketua OSISnya bukan seperti itu! Hanya ada anak biasa saja yang pintar omong. Ayyara menelan ludahnya, sudah tidak sarapan dan sekarang dia harus berdiri di depan tiang bendera selama 1 jam ke depan. Mungkin lebih baik dia pingsan saja.
"Gue tahu lo bakal pingsan!" Rangga datang dan menatap tajam kearahnya.
"Hah? Nggak! Siapa yang pingsan?" Ayyara menggeleng cepat.
Ini bukan waktunya pingsan saat ketos itu masih melihat kearahnya. Bukan sekarang!
"Syukur deh gue juga nggak mau gotong cewek kaya lo! Setelah ini masuk ke kelas, tuh kelasnya disana!" Rangga menunjuk kelas berada di ujung bangunan.
"Oh... Makasih!"
"Lo lagi cosplay lupa ingatan? Heh? Mau apa? Narik perhatian Zidan?" Tanya Rangga.
"Zidan?"
Siapa lagi Zidan?
Ayyara menggeleng cepat, bahkan dia tidak mengenal siapa laki-laki itu! Tapi siapa Zidan? Untuk apa dia harus menarik perhatiannya? Apakah dia calon-calon male lead? Benar, bisa jadi! Ayyara menganggukkan kepalanya paham akan situasi ini.
"Oh nggak! Itu... Gue kemarin jatuh dari tangga jadi kayaknya kepala gue ke bentur jadi gue lupa! Hehehe..." Ayyara tertawa kecil.
"Ck... Tunggu satu jam! Gue masih awasin lo!" Tunjuk Rangga pada dirinya.
"Okey!" Ayyara mengacungkan jempolnya paham.
Biarlah dia seperti ini, dia juga tidak tahu tentang pelajaran anak IPA! Kenapa dia tidak anak IPS saja? Kenapa harus IPA? Hah?
Ayyara terus bersemangat menatap bendera yang kibar-kibar di atas sana. Setelah ini dia harus mencari tahu tentang kehidupan sekolahnya. Terutama seseorang bernama Zidan. Siapa itu?
Dilain tempat terdapat banyak anak-anak yang berkumpul melihat ke arah Ayyara. Mereka nampak berbisik-bisik melihat bagaimana gadis itu masih setia ditempatnya.
"Itu adik lo kan?" Tanya anak laki-laki bertindik.
"Adik gue? Bukan! Dia bukan adik gue!" Dirga menatap Ayyara dan mengepalkan tangannya.
Sampai kapanpun dia bukan adiknya!
💝💝💝
"Permisi pak! Ini kelas 11 IPA 3 bukan?" Tanya Ayyara membuka pintu kelas dengan tertatih-tatih.
Kaki dan tubuhnya sekarang lebih lemah dengan tubuhnya yang dulu. Dulu saja dia bisa bertahan berjam-jam di tengah lapangan tapi sekarang 1 jam saja rasanya berabad-abad. Memang tubuh anak orang kaya ini lemah.
"Benar! Dari mana saja kamu?" Tanya seorang guru laki-laki yang memiliki kumis tebal.
"Saya dihukum pak!" Jawab Ayyara jujur.
"Terlambat? Duduk sekarang!"
"Baik pak!" Ayyara mengangguk dan melihat kursi yang tersisa di depan guru.
Kenapa harus di depan guru bahkan dia tidak sendirian! Matanya melotot saat melihat Rangga duduk disana. Dia sekelas dengan Rangga dan satu meja?
Mati!
Dia sudah membuat kesalahan lainnya hari ini!
"Kita sekelas?" Tanya Ayyara menahan amarah didadanya.
"Iya!" Rangga mengangguk dan kembali membaca bukunya tanpa minat melihat Ayyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Novela JuvenilBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...