"Ini! Ada hubungan apa kamu dengan Kenzie! Beberapa hari yang lalu dia datang ke rumah kamu! Untuk apa dia kesana?" Tanya Cakra melemparkan foto-foto ke depan Sekar.
Ini foto dirinya dan Kenzie yang sedang berpelukan. Ternyata Cakra yang memata-matai Kenzie! Sekar menutup mulutnya setelah sadar akan sesuatu hal. Kata Kenzie dia sedang diawasi dengan seseorang yang juga pelaku penyebaran video Kenzie dulu! Sekar membuka mulutnya lebar-lebar. Jadi begitu rupanya! Cakra adalah pelakunya! Pantas saja sulit untuk membongkar dan menjebloskan orang itu ke penjara.
"Wah... Mas Cakra jadi stalker ya? Ih serem!" Sekar bergidik ngeri.
Ternyata sikap Kenzie hal yang lumrah untuk sikap orang kaya yang suka main mata-mata.
"Apa kamu sekongkol dengan Kenzie? Apa Kenzie mendekati Ayyara hanya untuk main-main? Jawab!" Teriak Cakra marah.
"Mas Cakra mikirnya kejauhan deh! Untuk apa coba Kenzie main-main sama Ayyara? Ayyara sama saya itu teman! Teman! Mana bisa saya main-main sama dia! Itu tuh saya juga temenan sama Kenzie! Kami tuh pengemar Blackcard! Dia ke rumah saya buat beri saya album aja! Iya album! Mas tahu album nggak! Cari tahu aja sendiri! Tapi yang jelas, kami berdua nggak sekongkol buat jahat sama Ayyara. Saya berani jamin!"
"Oh iya? Apa saya akan percaya sama kamu? Saya paham, pasti kalian lakuin ini untuk balas dendam dengan Ayyara bukan? Apa yang kamu mau?" Tanya Cakra masih sangat marah.
"Arghttt... Mau Mas Cakra apa sih? Hah? Tolong dong bicara yang jelas! Apa Mas Cakra kira saya berani buat jahatin Ayyara? Nggak! Saya juga nggak ketemu langsung selama ini! Saya tuh cuma kenal lewat hp! Hp! Aduhhh... Mas Cakra tuh mau salahin orang lain juga kayak Dirga? Iya! Saya udah jelasin ini itu sama Dirga! Kalau mas nggak percaya sama saya! Coba deh tanya sama Dirga! Mas Cakra belum terima juga kan kalau Ayyara meninggal karena kanker?! Coba periksa kamar Ayyara. Pasti disana, Mas Cakra ketemu sama surat hasil pemeriksaannya juga obat-obatannya selama ini! Coba! Mas itu cuma nggak kau merasa bersalah aja! Sama kayak Dirga! Kalian tuh mirip! Terima kalau Ayyara udah meninggal! Jangan kayak anak kecil salahin orang lain!" Teriak Sekar marah.
Sekar menjambak rambutnya sendiri dan mengambil tasnya. Dia sudah lelah untuk disalahkan.
"Sekar!" Teriak Cakra.
"Di laci meja belajar Ayyara. Disana ada buku diarynya. Coba aja baca!" Sekar keluar dari apartemen dengan sangat kesal.
Dia pernah tidak sengaja menemukan buku diary milik Ayyara. Sekar tidak berani membukanya karena bagaimanapun itu bukan miliknya. Tapi Cakra mungkin saja membutuhkan jawaban atas pertanyaannya selama ini. Jadi Sekar biarkan saja buku itu terbuka. Toh, Ayyara tidak akan marah.
"Urusan saya dengan bos kalian udah selesai! Jangan ikutin saya!"
💝💝💝
"Gue nggak bawa uang lagi! Gue pulang gimana nih? Nggak ada ojek lagi! Masa taksi? Arghttt..."
Sekar berjalan mondar-mandir di depan bangunan apartemen. Dia lupa meminta ongkos kepada Cakra. Masuk ke dalam dia sudah sangat malu. Tapi bagaimana caranya pulang? Sekar menatap bangunan di belakangnya dengan sangat marah.
"Dasar anak orang kaya! Cih..."
"Kenapa sama anak orang kaya?" Tanya seseorang sudah di belakang tubuh Sekar.
"Hah? Kak Ettan? Astaga! Kak Ettan, apakah Kak Ettan penolongku? Anterin gue pulang ya! Lo pasti punya radar untuk menjadi pahlawan! Yuk!" Sekar menarik tangan Ettan pergi.
"Motor gue ada di basemen!"
"Kok bisa?"
"Rumah gue disini!"
"Wow! Terus lo ngapain kesini bukannya ke dalam?" Tanya Sekar melihat Ettan dari atas ke bawah.
Harusnya Ettan masuk saja bukanya keluar lagi. Untuk apa Ettan berada di depan pintu masuk? Ettan tersenyum pada Sekar.
"Gue nggak sengaja lihat lo disini! Mau gue antar pulang?" Tawar Ettan.
"Maulah! Yuk!" Sekar berjalan lebih dulu.
"Ada urusan apa lo disini?" Tanya Ettan ingin tahu.
"Gue baru aja di culik sama Kak Cakra. Ini baru aja keluar setelah di interogasi. Hah... Emang ya! Orang salah itu nggak mau salah."
Apa susahnya menerima keadaan yang ada?
"Lo apa? Diculik Kak Cakra?"
"Iya! Gue baru aja dari apartemennya! Tapi jangan bilang-bilang sama orang! Gue nggak mau banyak yang khawatir terus malah cari masalah sama Kak Cakra. Bisa panjang urusannya. Gue juga baik-baik aja. Yuk pulang! Gue harus kabarin Kenzie juga! Dia pasti cariin gue! Yuk, Kak!" Ajak Sekar.
Sekar harus cepat memberitahu Kenzie tentang keadaannya. Jika tidak dia pasti akan bertindak nekat untuk melawan Cakra. Sekar tidak mau hal-hal aneh terjadi kepada Kenzie. Ditambah dia juga tahu bahwa Cakra yang telah menyebarkan video masa lalu milik Kenzie. Sekar sangat marah! Untuk apa Cakra melakukannya?
💝💝💝
"Kenzie?" Sekar melepaskan helmnya dan berlari melihat Kenzie yang berada di depan bangunan rusunnya.
"Sekar?" Kenzie berlari dan menarik Sekar dalam pelukannya.
Dia sangat mengkhawatirkan keberadaan Sekar. Dia sangat takut Sekar kenapa-kenapa. Dia terlambat untuk menjemput Sekar, Kenzie merasa sangat bersalah. Kenzie memeluk Sekar begitu erat, dia takut kehilangan Sekar lagi.
"Lo dari mana?" Tanya Kenzie.
"Gue... Hmm... Gue tadi sama Kak Ettan pergi bareng. Tadi gue minta Kak Ettan bantu gue ke toko buku. Gue mau beli buku! Tapi lo nggak datang-datang jadi gue pergi sebentar. Bukannya gue hubungin lo ya?" Sekar sempat menelepon Kenzie sebelum handphonenya mati.
"Lo nggak hubungin gue! Lo juga nggak jawab pesan gue! Gue khawatir sama lo!" Kenzie menangkup wajah Sekar.
"Hah?"
Jika bukan Kenzie jadi siapa yang dia hubungi tadi? Sekar tersenyum dan menarik tangan Kenzie untuk digenggamnya. Beruntung bukan Kenzie yang mengangkat telponnya.
"Masuk dulu yuk! Gue buatin minum! Kak Ettan ayo mampir dulu! Kalian pasti capek! Jangan sungkan-sungkan, anggap aja rumah sendiri!" Ajak Sekar pada mereka berdua.
Dia harus segera tahu siapa yang menghubunginya tadi.
💝💝💝
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Teen FictionBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...