19. Putus?

3.1K 187 8
                                        

❤‍🔥❤‍🔥
𝘚𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢

     "Yah nggak bisa keluar deh, gimana nih keluarinnya?" Ucap Violita melihat motor vespa berwarna biru tosca miliknya terjepit diantara dua motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Yah nggak bisa keluar deh, gimana nih keluarinnya?" Ucap Violita melihat motor vespa berwarna biru tosca miliknya terjepit diantara dua motor. Ya, seperti ini lah ketika setiap pulang sekolah. Dirinya harus bergelud dengan motor yang saling berhimpitan satu sama lain. Violita pun melihat ke sekeliling, berharap ada yang membantu mengeluarkan motornya. Rupanya, tidak ada satu siswa pun yang menolongnya. Mereka sibuk mengeluarkan motor mereka masing-masing.

"Sayang, tadi seru deh rapatnya. Tumben"

"Iya. Kamu seneng ikut rapat tadi?"

"Seneng banget"

"Rakha? Gue boleh minta tolong nggak? " Sapa Violita saat melihat Rakha dan Mala yang tengah berjalan beriringan ke arah parkiran sekolah. Langkah mereka pun terhenti saat Violita memanggil nama Rakha.

"Kenapa, Vi?"

"Nggak enak gue ngomongnya. Lo bisa bantuin gue keluarin motor gue?" Tanya Violita.

"Rakha, nggak usah. Biarin aja dia" Ucap Mala menarik-narik lengan kanan Rakha.

"Dia sahabat kamu loh, masa kamu tega liat dia kesusahan?" Ucap Rakha menepis tangan Mala dari lengannya.

"Tapi, nggak ada sahabat yang tega nikung pacar sahabatnya sendiri!" Ucap Mala dengan penuh emosi. Rakha memeluk bahu Mala dari samping.

"Mala, udah. Kalian sahabatan udah dari lama loh, udah dong berantemnya kayak anak kecil tau" Ucap Rakha mencoba menyatukan persahabatan mereka lagi. Mala melipat tangannya diatas perut dan melihat Violita dengan malas.

"Eh, nggak jadi aja kalo gitu. Kalian berantem gara-gara gue" Ucap Violita yang mendengar percakapan Rakha dan Mala. Mala memutar bola matanya, dan mendengus kesal.

"Enggak, kok. Mala lagi PMS, makanya agak sensi. Ya kan, sayang? Yaudah lo pegangin motor yang ini gue coba keluarin motor lo" Ucap Rakha menarik motor Violita dan Violita memegangi motor disebelahnya hingga akhirnya motornya bisa keluar.

"Makasih ya, Rak. Coba kalo nggak ada lo gue nggak tau lagi harus minta tolong ke siapa" Ucap Violita tersenyum tipis ke arah Rakha.

"Iya, sama-sama"

"Yaudah, kalo gitu gue cabut duluan. Bye, duluan ya. Rak, Mal" Ucap Violita bergegas melakukan motornya meninggalkan Rakha dan Mala yang masih di parkiran.

"Iya, Vi. Hati-hati"

"𝘐𝘺𝘢, 𝘷𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪-𝘩𝘢𝘵𝘪. Gitu aja terus, dasar playboy" Ucap Mala menginjak kaki Rakha lalu pergi meninggalkannya.

"La, Mala! Kok marah sih? "

Rakha pun bergegas mengejar Mala yang terlihat marah kepadanya, Mala mulai menghidupkan motornya dan langsung meninggalkan Rakha. Dengan sigap, Rakha menancapkan gas motornya dan bergegas mengikuti laju motor Mala yang sudah jauh di depan. Hampir tak tergapai, motor Mala melaju begitu cepat hingga Rakha kewalahan untuk mengejarnya. Melaju sangat kencang menembus jalanan yang ramai tak membuat amarah Mala mereda dia justru menaikkan laju motornya.

𝘉𝘙𝘈𝘈𝘈𝘈𝘒𝘒𝘒!!!

"MALAAA!"

Rakha memekik, saat mengetahui mobil dari arah berlawanan menghantam motor Mala dari depan, hingga membuat Mala terpental ke atas dan jatuh ke aspal. Rakha menstandartkan motornya dan bergegas mengangkat kepala Mala, meletakkannya diatas paha Rakha.

"Mala? Bangun, La"

Rakha melepas helm Mala yang masih terpasang dikepalanya dan menepuk-nepuk pipi Mala agar dirinya tersadar. Hidung Mala mengeluarkan darah begitu juga keningnya. Baju seragamnya kotor dengan aspal dan bercak darah. Semua orang disekitar yang melihat kejadian ini pun menoleh kearah mereka ada beberapa yang simpati ada juga yang acuh.

"Tolong! Tolong! La, bangun sayang"

Rakha memeluk kepala Mala cukup erat, beberapa orang di sekitarnya membantu Mala untuk menepikan nya dipinggir jalan. Tak lama kemudian, ambulans pun datang dan membawa Mala ke rumah sakit terdekat. Rakha terlihat panik, dan dia segera mungkin menghubungi keluarga Mala yaitu papanya. Pasti papanya sangat khawatir tentang keadaan Mala saat ini.

"Halo om?"

"𝘐𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘭𝘰. 𝘙𝘢𝘬𝘩𝘢? 𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢? 𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘔𝘢𝘭𝘢? 𝘒𝘰𝘬 𝘵𝘶𝘮𝘣𝘦𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨?"

"Mala kecelakaan, om"

"𝘈𝘱𝘢? 𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘩𝘧𝘪𝘳𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨? 𝘖𝘮 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘢𝘶 𝘢𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢"

"Mala dibawa ambulans ke rumah sakit Amanda om, ini Rakha baru mau kesana"

Tak ada perbincangan lagi diantara keduanya, Adrian menutup telefon nya secara sepihak. Kemudian, Rakha bergegas menuju rumah sakit menyusul ambulans di depan yang membawa Mala. Sesampainya disana, Mala di bawa ke ruang UGD untuk di cek apakah ada benturan di kepalanya atau luka dalam lainnya. Rakha pun terlihat menunggu di kursi dengan raut wajah panik, sembari menunggu Adrian datang.

"Mala, maafin aku, La"

"Rakha? Dimana Mala sekarang?"

"Di ruang UGD om, lagi diperiksa"

"Ya ampun, Mala. Kenapa dia bisa kecelakaan, Rak?" Tanya Adrian pada Rakha. Rakha menghela nafas pelan.

"Ini semua salah Rakha, om. Tadi Mala marah sama Rakha dan naik motornya ugal-ugalan, Rakha udah berusaha ngejar Mala. Tapi, mobil dari arah berlawanan nabrak motor Mala" Ucap Rakha

"Astaga. Om kecewa sama kamu Rakha, kamu nggak bisa jagain anak om. Sekarang kamu jangan deketin Mala lagi" Ucap Adrian seketika membuat jantung Rakha berhenti berdetak.

"Tapi, om. Mala kan pacar Rakha"

"Putuskan Mala. Om nggak mau Mala terluka untuk kedua kalinya, gara-gara kamu. Cukup untuk kali ini, kamu sebaiknya berhenti berhubungan lagi dengan Mala"

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang