Saat ini, Rakha tengah berada di kamarnya membuka buku sekolahnya. Tak lama kemudian, ponselnya bergetar. Dia membaca chat yang masuk dan membalasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rakha tidak membalas chat Afan lebih lanjut, dirinya lebih memilih untuk berpikir sejenak dan mengirimi Mala pesan. Baru pertama kalinya, Rakha memulai percakapan via WhatsApp dengan Mala. Dirinya mengetik sebuah pesan untuk pacarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sementara itu, disisi lain Mala terlihat gemas dengan isi chat dari Rakha. Dirinya akhirnya memutuskan untuk mengakhiri chat tersebut secara sepihak. Tanpa bermaksud membalas chat dari Rakha. Dirinya menaruh ponsel disisinya. Mala memutuskan untuk memberi jeda hubungannya dan Rakha ditambah lagi, Mala harus memikirkan hubungannya bersama sahabat-sahabatnya yang semakin merenggang. Apakah Mala harus memutuskan hubungannya dengan Rakha? Tapi, tidak. Itu terlalu ekstrim untuknya. Mungkin break adalah alasan yang tepat untuk saat ini.
Hubungan yang sudah terjalin satu tahun lebih itu harus berakhir ditengah jalan, kenangan-kenangan indahnya bersama Rakha harus berhenti sejenak. Mala mengingat kejadian romantis antara dirinya dan Rakha yang saat itu tengah terjebak hujan saat pulang sekolah, mereka berteduh di halte bus dengan kondisi tubuh mereka yang sudah basah kuyup. Mala terlihat kedinginan disitu, Rakha dengan pekanya dia memberikan jaket miliknya pada Mala yang mengigil akibat kedinginan. Bibirnya membiru kelu, lalu Rakha memelukanya dari samping. Mala tersenyum mengingat kejadian itu, dirinya menghela nafas pelan dan memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat membeli beberapa stok bulanannya yang sudah menipis.
Sesampainya di supermarket, Mala membeli barang-barang seperti Buah, Sayuran dan snack-snack ringan untuk mengisi kulkasnya. Saat tengah memilih-milih barang belanjaan, Mala dikejutkan dengan pria berpostur tubuh tinggi disampingnya. Memakai jaket tebal dan sepatu air jordan, sepertinya Mala mengenali sosok tersebut.
Pria itu menoleh kearah Mala, alangkah terkejutnya Mala bahwa itu adalah abangnya yang sudah pulang dari Swiss.
"Bang Bryan?" Ucap Mala.
"Mala?"
Bryan melangkahkan kakinya mendekati Mala dan memeluk adik kesayangan nya itu, dia tak menyangka bahwa mereka bisa bertemu di supermarket dekat rumahnya. Kenapa dia tidak meminta papah untuk menjemputnya? Entahlah, mungkin Bryan ingin memberikan suprise pada keluarganya atas kedatangannya kembali ke Indonesia.
"Mala kangen sama bang Bryan" Ucap Mala memeluk Bryan dengan erat.
"Abang juga kangen sama kamu, la. Kamu ngapain disini?" Tanya Bryan, melepas pelukannya.
"Harusnya Mala yang nanya, bang Bryan ngapain disini? Bukannya pulangnya masih besok?" Tanya Mala.
"Bang Bryan, sengaja pesen tiketnya kemaren ternyata masih ada. Jadi penerbangannya dimajuin, maaf ya nggak kasih tau dulu. Niatnya sih, pengen suprisein kamu yang lagi sakit. Eh gagal, taunya ketemu disini" Ucap Bryan.
"Lagian nggak bilang-bilang sih, yaudah bang Bryan mau beli apa emang?" Tanya Mala mendorong trolinya.
"Mau beli minuman aja sih, kamu pasti mau beli bulanan ya? Keliatannya banyak banget" Tanya Bryan.
"Iya, bang Bryan mau bantuin Mala pilih-pilih barang? Atau pulang dulu kerumah?" Tanya Mala.
"Ngikut kamu aja, dek" Jawab Bryan.
Mereka pun akhirnya memilih-milih barang yang dibutuhkan untuk stock satu bulan kedepan, setelah selesai mereka memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, Adrian terkejut bahwa putra kesayangannya itu sudah tiba di Indonesia. Adrian memeluk Bryan dan mengucapkan selamat karena dirinya sudah tiba di Indonesia.
"Kalian kok bisa barengan? Padahal papah mau jemput kamu, Bry" Ucap Adrian.
"Oh yaudah, ganti baju kamu Bry. Istirahat, pasti kamu capek" Ucap Adrian menyuruh Bryan untuk meletakkan barang-barang nya di kamarnya.
"Giselle mana, pah?" Tanya Bryan mencari sosok adik kecilnya itu.
"Ada, Giselle? Giselle? Bang Bryan pulang!" Teriak Adrian.
"Bang Bryan!!!!!" Teriak Giselle berlari kearah bang Bryan lalu memeluk Bryan dan tubuh Giselle diangkat ke udara membuatnya tertawa kegirangan.
"Abang kangen sama kamu" Ucap Bryan mengelus lembut kepala Giselle. Gadis itu lebih tinggi dari sebelum Bryan memutuskan untuk kuliah di Swiss dua tahun lalu.
"Giselle juga kangen sama abang, abang bawa oleh-oleh nggak?" Tanya Giselle.
"Bawa dong, nih coklat dari Swiss. Yang satu untuk Mala, yang satu untuk Giselle" Ucap Bryan memberikan dia buah kotak coklat pada adiknya.
"Wih, makasih ya bang" Jawab Mala.
"Iya, sama-sama"
"Ngomong-ngomong, bang Bryan disana udah dapet cewek belum? Masa kalah sama Mala sih" Ledek Mala, Bryan menoleh kearah adiknya.
"Udah dong, bang Bryan nggak mau kalah sama kamu. Masa kamu doang yang bisa dapet pacar? Nanti abang kenalin ke kalian" Ucap Bryan.