39. Salah Paham

1.7K 134 6
                                    

❤‍🔥❤‍🔥

   Setelah kejadian itu, Rakha diundang untuk bergabung ke acara dinner makan malam bersama keluarga Mala. Rakha duduk disamping Mala menggenggam tangan kiri Mala. Mala tersenyum kearah Rakha yang terlihat tampan dengan pakaian kaos hitam dan celana jeans membuat ketampanan Rakha bertambah seratus persen. Namun, sepertinya ada yang tidak suka dengan keromantisan mereka berdua. Yap, siapa lagi kalau bukan Violita? Kedua matanya menyorot kearah Mala dan Rakha yang tengah asik menyuapi makanan satu sama lain.

"Enak nggak, sayang?" Tanya Mala.

Rakha mengangguk kecil, Violita terbakar api cemburu melihat keduanya hingga tak mau kalah, dirinya menyuapi Bryan dihadapan Mala.

"Kamu mau rendangnya nggak sayang? Biar aku suapin" Tanya Violita. Bryan mengiyakan pertanyaan Violita, lalu Violita menyuapi Bryan membuat Mala menatap kearah Violita. Mala berpikiran bahwa Violita mungkin bisa berubah baik dengan cara dirinya berpacaran dengan Bryan dan hubungan persahabatan diantara mereka mungkin bisa terjalin kembali.

"Aku ke toilet dulu ya? Em, tapi aku nggak tau toiletnya dimana" Ucap Violita.

"Biar Mala aja yang anterin kamu, Mala anterin Violita ke kamar mandi ya?" Ucap Bryan lalu Mala mengangguk, mereka berdua berjalan kearah kamar mandi. Mala berjalan lebih dulu, diikuti Violita yang berjalan dibelakangnya.

"Lo boleh bahagia diatas penderitaan gue, tapi nggak berlangsung lama. Gue akan rebut kebahagiaan itu dari lo" Ucap Violita membuat Mala bingung dengan sikapnya.

"Maksud lo?"

"Tunggu tanggal mainnya, gue sebenernya nggak mau ke kamar mandi. Tapi, gue pengen kunciin lo disini" Ucap Violita mendorong tubuh Mala hingga membuat nya terjatuh dan terpleset di kamar mandi. Violita lalu berjalan kembali ke meja makan meninggalkan Mala yang masih terkunci di kamar mandi. Violita berlagak seperti tidak terjadi apa-apa.

"Mala mana?" Tanya Bryan.

"Mala tadi katanya mules, terus aku disuruh balik dulu" Ucap Violita.

Mereka pun mulai melanjutkan makannya, hingga sekitar lima belas menit Mala tak kunjung balik ke meja makan. Bryan pun terlihat bingung dengan adiknya yang tak kunjung kembali dari kamar mandi. Lalu dia berniat untuk menyusulnya.

"Aku susulin aja deh, kok perasaan aku nggak enak ya" Ucap Bryan lalu dengan sigap Violita menahan tangan Bryan.

"Em-enggak usah, mending kita balik aja ya nggak, Rak? Mungkin Mala lagi mules banget perutnya, udahlah nanti juga dia bakalan kesini kan. Berhubung ini udah mau malem, kamu anterin aku pulang ya?" Ucap Violita mengelus punggung tangan Bryan, lalu Bryan mengiyakan permintaan Violita.

"Yaudah, Rak. Abang anterin Vio balik dulu, kamu masih mau disini nunggu Mala apa pulang bareng kita?" Tanya Bryan.

"Aku nungguin Mala aja deh, bang. Abang nggak papa kok anter balik Vio dulu, biar aku disini nunggu Mala" Ucap Rakha, Bryan dan Violita berjalan kearah pintu dan Rakha masih duduk setia menanti Mala kembali.

"Bang, Rakha. Abang suka main petak umpet nggak?" Tanya Giselle yang berada disebelahnya.

"Suka. Giselle mau main petak umpet?" Tanya Rakha lalu gadis gembul itu tersenyum kearah Rakha hingga membuat Rakha mencubit pipi chubby nya.

"Yaudah ayuk, kamu yang jaga ya. Bang Rakha yang ngumpet" Ucap Rakha.

"Oke"

Giselle pun menarik tangan Rakha untuk mengikuti langkahnya. Giselle berdiri menghadap tembok dan menutup matanya, lalu Rakha berlari dan bersembunyi di balik pot bunga di dekat kamar mandi. Hingga Rakha terkejut karena mendengar suara.

"Tolong... Hiks... Tolong, bukain"

Rakha menoleh ke arah pintu kamar mandi yang tertutup, dirinya takut jika ada hantu di rumah Mala yang sepi hanya ada dirinya dan Giselle bagaimana kalau hantunya itu menyerang Rakha? Tapi, Rakha kan jago bela diri. Masa Rakha takut sama hantu? Yang benar saja.

Akhirnya, Rakha memutuskan untuk meneriaki siapa yang ada didalam.

"Siapa didalam?"

Tak ada jawaban, dan tiba-tiba dari belakang Rakha.

"Dorr! Ketauan, sekarang bang Rakha jaga" Ucap Giselle menepuk punggung Rakha membuat Rakha melompat karena terkejut. Giselle pun tertawa melihat Rakha yang kaget akibat ulah nya.

"Ngagetin aja sih kamu dek, iya-iya bang Rakha jaga. Tapi bentar ya, di dalam kamar mandi ada suara" Ucap Rakha membuat Giselle ketakutan dan memeluk tangan Rakha dengan erat.

"Bang Rakha jangan nakut-nakutin Giselle dong, ini udah malem. Giselle nanti takut tidur sendirian"

"Eh-eh, cup cup. Nggak, tenang ada bang Rakha. Kamu tunggu sini, biar abang Rakha yang liat. Okey?" Ucal Rakha, Giselle pun mengangguk mengerti. Lalu Rakha, mulai membuka kamar mandi yang ternyata terkunci dari luar.

"Ada orang didalam?" Tanya Rakha dari luar.

"Rakha? Tolongin aku"

"Suaranya cewek kak. Kok kenal bang Rakha?"

"Mala!"

Rakha pun mendobrak pintu kamar mandi hingga akhirnya terbuka, lalu melihat gadisnya sudah menggigil kedinginan dan kepalanya bersandar kearah tembok kamar mandi tak lama kemudian, Mala pun tak sadarkan diri. Rakha membopong tubuh Mala untuk ke kamarnya, menggunakan minyak kayu putih untuk menyadarkannya.

"La? Sayang, bangun. Kamu kok bisa di kunci di kamar mandi sih?" Tanya Rakha menepuk-nepuk pipi Mala.

Tak lama kemudian bang Bryan datang dan menyingkirkan tubuh Rakha dari hadapan Mala.

"Lo apain adek gue?" Tanya Bryan dengan emosi.

"Nggak gue apa-apain bang, lo salah paham"

"Bohong lo! Lo apain dia sampe pingsan gini!" Ucap Bryan kepalang emosi dan meninju wajah Rakha. Rakha pun hanya bisa pasrah tanpa perlawanan, Giselle yang melihat mereka berdua bertengkar hanya bisa menangis.

"Pergi lo! Gue nggak mau liat muka lo lagi!"

"Tapi, bang. Gue bisa jelasin. Ini nggak seperti yang lo pikir" Ucap Rakha mencoba menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Namun, Bryan masih dengan pendiriannya tidak mau mendengar penjelasan dari Rakha.

"Gue nggak butuh penjelasan dari lo! Pergi! Gue bilang pergi!"

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang