30. Badness

1.7K 119 6
                                    


𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊,
𝙵𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚊𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚢𝚊!
𝚃𝚑𝚊𝚗𝚔 𝚢𝚘𝚞!
𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!

❤‍🔥❤‍🔥

"Vi, lo masih marah sama gue?" Tanya Mala berdiri disamping kursi Violita yang terlihat tengah sibuk menyalin tulisan dipapan tulis ke bukunya. Violita yang sempat sibuk dengan aktifitasnya lalu menoleh kearah Mala.

"Menurut lo?" Ucap Violita dengan nada tinggi.

Mala masih diam, tanpa memberikan jawaban. Violita melirik kearah Mala yang masih diam mematung disampingnya.

"Lo kalo nggak ada urusan lagi sama gue, mending minggir"

Violita menyampingkan tangannya hingga mengenai perut Mala cukup keras, dan membuat Mala memekik kesakitan.

"Aw"

"Alay, lo. Udah, ganggu orang aja" Ucap Violita melanjutkan aktifitas menulisnya. Tampak tak menghiraukan Mala, Violita tersenyum tipis melihat Mala mengemis maaf kepadanya dan membuatnya merasa bersalah. Mala akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya, mendapati Angel tengah memperhatikan kejadian tadi.

"Lo nggak papa?"

"Nggak papa kok. Violita kayaknya masih marah banget sama gue" Ucap Mala.

"Udah, biarin aja. Bukan sepenuhnya salah lo kok, nanti gue bantu biar kalian baikan kayak dulu" Ucap Angel diakhiri senyuman tipis.

"Serius, Ngel?"

"Iya, apasi yang nggak buat sahabat gue. Gue juga nggak mau kalian berantem terus" Sambung Angel, Mala pun mengangguk senang. Pelajaran pun dimulai, saat bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Karena, tadi jam pelajaran Seni Budaya kosong para siswa kelas XI-IPA 5 ditugaskan untuk mencatat dan merangkum buku paket.

Kali ini pelajaran olahraga, diharuskan untuk para siswa mengganti pakaian seragamnya dengan baju olahraga. Mala memutuskan untuk mengganti baju olahraga dikamar mandi ditemani Angel.

"Lo yang masuk duluan, apa gue?"

"Lo aja dulu. Biar gue tunggu diluar gantian" Ucap Mala menyuruh Angel untuk masuk ke dalam kamar mandi terlebih dulu.

"Minggir lo, ngalangin jalan!"

Violita menyenggol badan Mala hingga membuatnya hampir saja terjatuh. Mala pun tertegun dan berdiam diri mematung sembari memegangi baju olahraga di tangannya. Violita menatap sinis kearah Mala, dan Mala hanya bisa menunduk tanpa menatap Violita balik. Dirinya benar-benar takut dan bingung saat ini, dia harus berbuat apa agar Violita bisa memaafkannya.

"Vi, lo masih marah sama gue?" Tanya Mala menatap Violita nanar.

"Berapa kali sih lo nanyain pertanyaan yang sama, yang jawabannya juga lo udah tau" Jawab Violita dengan nada emosi.

"Maafin gue, Vi"

"Nggak semudah itu, gue udah selametin nyawa lo. Coba kalo nggak ada gue, pasti nyawa lo nggak ketolong" Jawab Violita mengibaskan rambutnya kearah Mala, membuat Mala memundurkan badannya beberapa langkah.

"Gue bakal ngelakuin apapun, sebagai permintaan maaf gue ke lo. Dan sebagai ucapan terima kasih karena lo udah nyelametin nyawa gue" Ucap Mala seraya memohon kepada Violita.

Violita pun tersenyum miring menatap kearah Mala, tak lama kemudian Angel pun keluar dari kamar mandi dan menyuruh Mala untuk masuk ke dalam.

"Gue udah, la. Loh, Vio? Lo mau ganti disini juga? Kenapa? Dibelakang ruang guru, kamar mandinya penuh ya?" Tanya Angel.

"Bukan urusan lo" Jawab Violita ketus.

"Dih, gue nanya baik-baik juga. Udah la, lo masuk aja buruan keburu dimulai nanti pelajaran olahraga nya" Ucap Angel menyuruh Mala untuk masuk ke dalam kamar mandi. Selang beberapa menit Mala didalam kamar mandi Violita masih berada di luar menunggu antrian, dan berbincang-bincang dengan Angel.

"Emm, ngel. Lo tadi di panggil Pak Edi buat ambil buku absen di ruang guru" Ucap Violita pada Angel yang tengah sibuk merapikan baju seragamnya.

"Serius lo? Kapan?"

"Tadi, pas lo masih di dalem kamar mandi. Udah buruan kesana, ditungguin Pak Edi. Biar gue yang nungguin Mala" Ucap Violita.

"Bener ya lo, tungguin Mala? Yaudah kalo gitu, gue ke ruang guru dulu" Ucapan Angel berjalan meninggalkan kamar mandi.

"Oke, siap"

Violita pun berjalan kearah pintu kamar mandi yang di dalamnya ada Mala, dia melihat kearah kanan dan kiri memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Lalu, dia mengambil sapu dan meletakkan gagang sapu tersebut ke engsel pintu.

"Good bye, girl" Ucap Violita lirih lalu meninggalkan Mala yang masih di dalam kamar mandi.

Sekitar lima belas menit, para siswa kelas XI-IPA 5 berkumpul dilapangan basket untuk melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga. Pak Edi, selalu guru olahraga mulai mengabsen siswanya satu persatu.

"Basmalah Nigista Gralind?"

"Mala? Kemana dia?"

"Mala mana Mala?"

"Gatau, kemana ya dia? Bukannya tadi ada pas pelajaran Seni budaya?"

"Apa jangan-jangan bolos ya?"

Para siswa berbisik-bisik membicarakan Mala yang tak kunjung datang ketika absensi. Angel pun terlihat kebingungan mencari sosok sahabatnya yang tak kunjung datang ke lapangan, tatapannya pun beralih kearah Violita dan menatapnya sinis.

"Vi! Tadi Mala sama lo kan? Dimana dia sekarang?" Tanya Angel dengan emosi.

"Kok lo nuduh gue sih? Bukannya tadi sama lo?" Ucap Violita memutar balikkan fakta.

"Tadi kan gue suruh lo nungguin Mala dulu di kamar mandi, gue ambil buku absen" Ucap Angel.

"Apaan? Orang lo nggak bilang"

"Hah? Lo jangan muter balikin fakta gitu dong"

"Sudah, sudah. Vio, Angel. Kalian kenapa jadi ribut seperti ini? Ada yang melihat Mala dimana?" Tanya pak Edi pada para siswa.

"Enggak, pak"

"Tadi sama Vio, pak"

"Apa-apaan, lo nuduh gue?"

"Ya, emang lo kok!"

"Kok lo nyolot sih!"

"Sudah, sudah. Vio, Angel bapak hukum kalian berdua berdiri didepan dan lakukan pemanasan" Ucap Pak Edi dengan lantang.

Violita dan Angel pun berjalan kedepan barisan lalu mulai melakukan pemanasan. Tak berselang lama setelah Pak Edi selesai mengabsen dari arah yang berlawanan ada gadis yang tengah berlari kearah barisan.

"Pak, maaf pak saya telat" Ucap Mala dengan nafas terengah-engah.

"Dari mana saja kamu, Mala? Bapak sudah absen kamu dari tadi" Tegur Pak Edi.

"Maaf, Pak. Saya tadi terkunci di kamar mandi, ada yang kunciin saya dari luar" Ucap Mala.

"Ke kunci di kamar mandi? Memang siapa yang kunciin kamu?"

"Saya, juga nggak tau pak" Jawab Mala.

"Alah sudah, kamu jangan banyak alesan. Karena, kamu sudah terlambat dijam pelajaran bapak. Maka, bapak akan hukum kamu sekarang kamu keliling lapangan sebanyak 7 kali putaran" Ucap Pak Edi lalu Mala melaksanakan hukumannya.

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang