55. Ruang UKS

1.7K 117 4
                                    

❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥

Sinar matahari yang hangat masuk menembus kaca kamar Mala yang masih bergelut dengan selimutnya. Mengerjapkan kedua mata lentiknya, dan menatap kearah jam weker diatas lemari kecilnya di dekat kasur. Maka bergegas bangkit dari tidurnya saat mengetahui jam menunjukkan pukul 06.15, dirinya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Membutuhkan waktu 20 menit untuk mandi dan mempersiapkan segala sesuatu yang di bawanya untuk ke sekolah.

Mala menuruni tangga saat dirinya telah selesai dan mengenakan seragam juga tak lupa menggendong tas sekolahnya di punggung. Adrian sudah berada di meja makan menanti putri nya untuk ikut sarapan.

"Tumben papa belum berangkat?" Tanya Mala menarik kursi.

"Kan, nunggu anak papa. Biar kita bisa sarapan bareng" Ucap Adrian.

"Mala nanti bareng Rakha" Ucap Mala mulai mengoleskan selai ke roti tawarnya.

Selesai menikmati sarapan mereka, Mala memutuskan untuk pergi ke sekolah saat mendengar klakson motor Rakha memasuki halaman rumahnya. Mala naik ke atas motor Rakha dan berpamitan pada Adrian untuk berangkat ke sekolah.

"Aku seneng orang tua kita restuin hubungan kita" Ucap Mala seraya menyandarkan dagunya di bahu Rakha sembari tangannya memeluk erat perut Rakha.

"Aku juga seneng. Tapi, aku mau hubungan kita jangan ada putus nyambung lagi ya? Jangan ada ngambek-ngambekan lagi, jangan ada salah paham lagi di antara kita. Gausah cemburu-cemburuan, kita udah gede" Ucap Rakha mengelus tangan Mala yang memegang perutnya.

"Iya, sayang" Jawab Mala mempererat pelukannya.

Sekitar lima belas menit, mereka sampai di bangunan bercat tembok cream itu. Motor Rakha mulai memasuki gerbang sekolah, dan memarkirkan motornya rapi bersama motor siswa lain. Mala dan Rakha bergandengan tangan saat melewati koridor seperti biasa. Tatapan para siswa menyorot ke arah mereka.

"Kamu belajar yang bener, jangan genit ke cowok lain" Ucap Rakha saat tiba di depan kelas Mala.

"Siap, sayang" Jawab Mala tersenyum kearah Rakha lalu Rakha mengelus rambut Mala.

Rakha berjalan pergi meninggalkan Mala untuk menuju ke kelasnya.

"Cie, yang di anter pangeran kerajaan" Ucap Angel menyenggol bahu Mala.

"Iyalah, emangnya lo" Ucap Mala.

"Dih, tau gitu gue nggak muji lo tadi" Ucap Angel.

"Salah sendiri muji orang pacaran" Ucap Mala.

"Tapi, gue liat-liat lo bahagia banget kenapa lo? Misi lo nggak mau lo lanjutin?" Tanya Angel.

"Nggak minat" Ucap Mala memegang kedua pipinya.

"Dih, nggak waras lo lama-lama" Ucap Angel memegang dahi Mala.

"Waras kali. Gue ada cerita hari ini. Nanti gue ceritain" Ucap Mala menarik tangan Angel masuk ke dalam kelas.

Angel dan Mala lalu duduk di tempat duduk mereka. Angel terlihat kebingungan dengan sikap aneh Mala saat dirinya dilanda bucin.

"Oh iya, gimana soal bokap lo sama nyokap baru lo kemaren?" Tanya Angel.

"Lo tau nggak?"

"Nggak lah, orang lo belum cerita" Jawab Angel.

"Ternyata mama baru gue itu nyokapnya Rakha" Ucap Mala menggebrak meja.

"Hah? Kok bisa? Terus lo tadi kenapa bareng dia?" Tanya Angel.

"Terus kenapa lo malah seneng?" Tambahnya.

"Gue seneng lah" Jawab Mala.

"Lah, bokap lo sama nyokapnya Rakha mau nikah kok lo seneng sih? Terus hubungan lo sama Rakha gimana, anjir?" Tanya Angel tak lupa menyentil kening Mala gemas.

"Ih, dengerin gue dulu. Jadi, mamanya Rakha nggak jadi nikah sama papa gue. Terus... "

"Terus?"

"Mereka malah nge restuin hubungan gue sama Rakha dan pengen ke jenjang yang lebih serius. Gue seneng banget, ngel" Ucap Mala memegang kedua tangan Angel.

"Lo mau nikah muda?" Tanya Angel melepas tangan Mala.

"Nggak lah. Gue mau kuliah dulu, ngejar pendidikan gue" Ucap Mala.

"Kata lo hubungan lo mau di seriusin. Lo mau nikah lulus SMA? Dih, lo nggak nyesel ntar temen lo masih kuliah lo harus gendong anak?" Tanya Angel.

"Idih, amit-amit. Ya nggak secepat itu juga lah, gila ya lo. Gue paling sama Rakha mau tunangan dulu pas lulus SMA" Ucap Mala.

"Oh, bilang dong" Ucap Angel.

"Lo mah, nggak paham" Kesal Mala.

"Orang lo nggak jelasin"

"Tapi, lo seneng kan? Liat sahabat lo seneng?" Tanya Mala.

"Iya, seneng lah. Gue do'ain semoga lo sama Rakha makin nempel kayak perangko, makin sweet nggak ada lagi benalu dihubungan kalian" Ucap Angel.

"Makasih ya doa lo" Jawab Mala memeluk Angel dari samping.

Jam pelajaran pertama pun berbunyi tanda bahwa pelajaran akan segera di mulai. Dua jam perlajaran pertama dan kedua telah selesai, saat waktunya istirahat. Angel dan Mala berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Mala tak menemukan keberadaan Rakha kali ini dikantin, dimana ya dia? Entahlah, saat ini Mala tak memikirkan Rakha karena perutnya benar-benar sudah lapar sedari tadi.

"Kok Rakha nggak keliatan ya?" Tanya Angel celingukan mencari sosok Rakha.

"Nggak tau. Lagi males ke kantin paling" Ucap Mala melahap baksonya.

Dari arah berlawanan terlihat Agan tengah berlari ke arahnya.

"La..." Ucap Afan dengan nafas terengah-engah.

"Pelan-pelan. Kenapa?" Tanya Mala ikut panik.

"Rakha, la" Ucap Afan.

"Rakha kenapa?" Tanya Mala khawatir.

"Rakha dahinya luka pas kena bola basket" Ucap Afan.

"Aduh, ada-ada aja. Terus dia dimana sekarang?" Tanya Mala.

"Dia lagi di UKS" Ucap Afan

"Ganggu orang makan aja. Yaudah, anterin gue ke UKS" Ucap Mala berdiri dari tempat duduknya.

"La, ini makanan lo gimana?" Tanya Angel menunjuk ke mangkok bakso milik Mala yang masih utuh.

"Udah lo makan aja. Suami gue lagi butuh permaisurinya" Ucap Mala menarik tangan Afan lalu berjalan cepat menuju UKS.

Mala membuka pintu UKS dan memperlihatkan Rakha yang tengah terbaring lemah di ranjang lalu melihat kearah Mala lemas.

"Sayang, kamu nggak papa? Mana yang sakit?" Tanya Mala memegang kepala Rakha.

"Sakit, la" Ucap Rakha.

"Ya ampun, sampe berdarah gini? Kok bisa sih? Kamu ngapain emang?" Tanya Mala melihat dahi Rakha yang mengeluarkan darah.

"Main basket kok bisa sampe kayak gini sih? Emang kamu mainnya gimana?"

"Tadi, pas mau drible bolanya Megan bawa bola terus kena kepala aku. Pas itu aku pingsan deket ring kena ringnya kepala aku" Jawab Rakha.

"Astaga, kamu pasti belum sarapan kan makanya lemes terus pingsan? Tau gitu sarapan dulu di rumah aku tadi. Ya udah, biar aku obatin tunggu dulu aku ambil betadine sama kapas" Ucap Mala berjalan mengambil kotak P3K milik sekolah, lalu mengeluarkan betadine dan kapas dari dalam sana. Mala mulai mengobati luka Rakha dan Rakha hanya bisa pasrah sesekali merintih kesakitan.

"Tahan"

"Aw" Rintih Rakha sambil memegangi tangan Mala.

"Diem, jangan banyak gerak. Nanti infeksi" Omel Mala.

Rakha hanya bisa diam dan menuruti Mala yang tengah mengobati lukanya. Inilah keromantisan antara keduanya yang saling melengkapi satu sama lain.

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang