25. Again

1.6K 107 51
                                    

❤‍🔥❤‍🔥

Sudah hari ketiga, Mala dirawat di rumah sakit. Papa Mala, Adrian mengambil cuti kerja untuk beberapa hari agar bisa merawat putrinya yang sedang sakit. Gadis cantik berbalut baju hijau rumah sakit itu, masih terbaring lemah diranjangnya. Adrian yang melihat putri kesayangannya tersebut terlihat khawatir dengan keadaanya. Pasalnya sudah hari ketiga operasi, namun Mala belum boleh di izinkan pulang.

"Pah? Mala belum boleh pulang ya?" Tanya Mala pada Adrian yang tengah sibuk mengaduk-aduk bubur untuk Mala sarapan pagi ini.

"Belum, sayang. Kita nunggu kabar dari dokter dulu ya, nanti kalo diizinin pulang berarti boleh pulang" Ucap Adrian mulai menyuapi Mala bubur putih tanpa campuran apapun.

"Mala udah bosen disini terus" Ucap Mala menggerutu, Adrian mengelus puncak kepala Mala dengan lembut.
Saat Adrian tengah menyuapi bubur untuk Mala, tiba-tiba saja telfonnya berbunyi dengan sigap dia langsung mengangkatnya.

"Halo?"

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘱𝘢𝘬. 𝘉𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨? 𝘈𝘥𝘢 𝘤𝘭𝘪𝘦𝘯𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘱𝘢𝘬, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘪 𝘱𝘳𝘰𝘺𝘦𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘭𝘶𝘴𝘢 𝘱𝘢𝘬"

"Nggak bisa kamu handle dulu?"

"𝘉𝘦𝘭𝘪𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘱𝘢𝘬, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴 𝘱𝘳𝘰𝘺𝘦𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵"

"Baik, lima belas menit lagi saya akan sampai. Tolong siapkan berkas-berkasnya, ya Adel"

"𝘉𝘢𝘪𝘬, 𝘱𝘢𝘬"

Adrian menutup telfonnya, dan berhenti menyuapi Mala sembari meletakkan mangkok berisikan bubur yang tinggal separuh itu diatas meja.

"Papah, mau ke kantor?" Tanya Mala terlihat sedih.

"Iya sayang, tapi cuman sebentar. Ada proyek yang harus papa tanda tangani, kamu nggak papa kan sendiri an dulu disini?" Tanya Adrian.

Mala mengangguk kecil, tak lama kemudian pintu pun terbuka.

"Permisi"

Adrian dan Mala menoleh kearah pintu, berdirilah sosok cewek berambut panjang sebahu diambang pintu dengan membawa sekeranjang buah ditangannya.

"Boleh saya masuk?"

"Iya, silahkan"

Violita berjalan kearah Adrian dan Mala yang tengah asik mengobrol.

𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘝𝘪𝘰𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘢𝘨𝘪-𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘪𝘯𝘪? 𝘈𝘩, 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘱𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯.

"Pagi om, Mala" Sapa Violita lembut dan menjabat tangan Adrian.

"Pagi, nah berhubung ada kamu disini. Om titip Mala ya, tolong jagain dia. Saya harus ke kantor sekarang, kamu nggak kerepotan kan untuk menjaga Mala?" Tanya Adrian.

"Sama sekali enggak om, kan aku sama Mala udah sahabatan dari dulu" Ucap Violita.

"Tapi, ngomong-ngomong kamu pagi-pagi kok kesini? Apa kamu nggak sekolah? Atau bolos?" Tanya Adrian lebih lanjut.

"Hehe, enggak om. Tadi, Violita izin dispen ke sekolah buat jenguk Mala. Terus kurang enak badan juga om, jadi daripada di rumah nggak ada temen. Mamah juga lagi kerja, mending aku kesini temenin Mala biar ada temen" Ucap Violita.

"Oh gitu, tapi harus jaga jarak ya. Takutnya nular ke Mala. Haha, bercanda" Ucap Adrian.

"Om bisa aja, iya om"

"Kalau gitu, papah ke kantor dulu ya sayang. Kamu sementara sama Violita dulu" Ucap Adrian.

"Iya pah, aku seneng Mala ada temen ngobrol" Jawab Mala tersenyum senang.

"Yaudah, papa tinggal dulu ya"

Mala mengangguk, lalu Adrian berjalan keluar ruangan Mala. Violita meletakkan keranjang berisikan buah-buahan yang dia bawa tersebut di atas meja.

"How are you, Mal? You good?" Tanya Violita tersenyum menyeringai.

"Baik, kok. By the way, thanks ya buat buahnya. Nggak usah repot-repot" Ucap Mala.

"Nothing. Oh iya, lo jenuh nggak sih baring kamar ini terus?" Tanya Violita.

"Jenuh sih, tapi gimana? Emang boleh keluar?" Tanya Mala menarik sedikit selimutnya.

"Coba gue tanya suster, boleh nggak lo diajak jalan-jalan biar nggak jenuh" Ucap Violita.

"Wah, serius Vi? Gue seneng banget, yaudah lo tanyain ya"

"Okay"

Violita pun pergi keluar untuk menanyakan ke suster apakah Mala diperbolehkan keluar untuk jalan-jalan. Tak lama kemudian, Violita kembali dengan raut wajah sumringah. Mala akhirnya diperbolehkan keluar jalan-jalan, dirinya dibantu Violita untuk duduk diatas kursi roda dengan selang infus yang masih terpasang di tangannya.

"Yeay, akhirnya gue bisa jalan-jalan. Makasih banyak, ya Vi" Ucap Mala.

"No problem" Jawab Violita mulai mendorong kursi roda Mala menuju pintu keluar.

Pagi ini cukup cerah, banyak pasien-pasien yang berjemur di sepanjang lorong. Violita kali ini membawa Mala ke taman rumah sakit, disana banyak bunga-bunga dan pohon yang rindang agar Mala bisa menikmati pemandangan hijau yang menyejukkan mata.

"Are you happy, Mal?" Tanya Violita.

"Iya, happy bangett" Jawab Mala merentangkan kedua tangannya diudara.

Setelah berjalan cukup jauh, Violita menghentikan kursi roda Mala di tepi danau.

"Ini nggak papa Vi, kita disini?" Tanya Mala setengah ketakutan.

"Nggak papa dong, kan ada gue" Ucap Violita.

"Tapi, gue takut kejebur" Ucap Mala memegang tangan Violita.

"It's okay. Don't worry, ada gue Mal" Jawab Violita meyakinkan. Violita memajukan beberapa senti kursi roda Mala hingga membuatnya sangat dekat dengan danau. Mala setengah ketakutan namun Violita terus membuatnya agar tidak terlalu takut.

"Ini, bagus buat terapi lo. Supaya cepet pulih ingatan lo, oh iya gue sering diajak Rakha loh ke danau. Lo inget nggak?"

"Oh, ya? Gue nggak inget"

"Yah, padahal dulu lo sering kita ajak main bareng. Tapi, persahabatan kita hancur karena lo suka sama Rakha" Ucap Violita.

"Hah? Kan gue udah ada Junior? Kok gue suka sama Rakha?" tanya Mala tak percaya.

"Iya, dulu sebelum pacaran sama Junior. Lo suka sama cowok gue, dan lo tega ngambil dia dari gue" Ucap Violita.

"Maaf ya, Vi. Gue nggak tau, tapi tenang gue udah nggak suka kok sama Rakha. Jadi lo tenang aja" Ucap Mala lalu Violita tersenyum miring mendengar perkataan Mala.

Violita berniat ingin memajukan lagi kursi roda Mala beberapa senti, sekitar setengah jam mereka bermain-main di tepi danau. Banyak pasien yang sudah kembali ke ruang rawatnya masing-masing, hanya tertinggal Violita dan Mala disana.

"Udah sepi, Vi. Balik yuk?"

Tak ada jawaban, dari Violita. Mala melihat kesana kemari mencari Violita yang tiba-tiba menghilang dari dirinya. Digerakkan nya, kursi roda itu hingga membuatnya malah maju kedepan.

"Vi? Tolongin gue!" Pekik Mala meminta tolong, memaju mundurkan kursi rodanya dengan susah payah.

"MALA!"


















📎Tandain Typo!
Komen yang banyak nanti Author double up!! 📌

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang