23. Latihan Basket?

1.8K 103 12
                                    


❤‍🔥❤‍🔥

Sudah 3 hari lamanya Mala di rawat di rumah sakit, kali ini Rakha memutuskan untuk menjenguk Mala dan membawakannya es krim matcha kesukaanya. Pulang sekolah, Rakha berhenti di toko es krim, setelah selesai dia melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Sekitar lima belas menit, sampailah Rakha di rumah sakit dan berjalan menuju blok kamboja ruang dimana Mala dirawat.

Rakha mendorong pintu kamar rumah sakit, tak lupa mengucapkan salam. Namun, disaat yang bersamaan Rakha berdiam diri dan mematung melihat pemandangan di depannya.

"Junior? Ngapain lo disini?"

Junior dan Mala menoleh kearah Rakha yang terkejut menyaksikan Junior tengah menyuapi makanan ke mulut Mala. Rakha berjalan mendekati keduanya.

"Lo ngapain suapin pacar gue?" Ucap Rakha dengan nada tinggi.

"Gue kesini cuman mau jenguk, Mala" Ucap Junior meletakkan makanan Mala diatas meja.

"Rakha? Ngapain kamu marahin cowok aku?" Ucap Mala menarik tangan Junior.

"Cowok kamu? La! Aku pacar kamu. Bukan dia!" Ucap Rakha dengan penuh emosi.

"Junior pacar aku. Kita udah pacaran satu tahun" Ucap Mala dan Junior hanya diam saja menyaksikan mereka berdebat.

"La, sayang. Aku Rakha, pacar kamu. Dan kita udah pacaran satu tahun. Bulan kemarin kita anniv, sayang. Pacar kamu aku, bukan dia" Ucap Rakha mengelus pelan pucuk kepala Mala. Mala menepis tangan Rakha dan menatap tajam kearahnya.

"Jangan pegang-pegang. Nanti Junior marah. Kamu mending pergi aja"

"La, sayang"

"Pergi! Aku nggak mau kamu disini!" Ucap Mala menunjuk ke arah pintu. Junior mencoba menenangkan amarah Mala.

"Mal, sabar"

"Aku gamau dia disini, sayang. Aku mau dia pergi, aku nggak kenal sama dia" Ucap Mala sembari menangis ketakutan.

"La.. " Panggil Rakha lirih. Gadis itu benar-benar membuat hati Rakha sakit, bagaimana bisa dia melupakan Rakha dan malah mengingat Junior? Dan menganggap Junior adalah pacarnya?

Tak sengaja, air mata Rakha turun mengenai pipinya segera mungkin Rakha mengusapnya dengan kasar. Rakha tidak boleh terlihat lemah kali ini, tiba-tiba saja dia teringat kata-kata afan.

"Makanya jangan terlalu cuek. Entar cewek lo diembat orang aja, lo baru nyesel" -Afan.

Rakha terngiang-ngiang dengan ucapan Afan dulu, dan benar saja mungkin sikap cueknya selama ini membuat Mala tertekan berhubungan dengannya. Rakha pun melangkah pergi dari ruangan Mala, namun dengan sigap Junior menahannya.

"Gue nggak setega itu buat ngerebut Mala dari lo. Gue mau kita bersaing secara, fair" Ucap Junior, Rakha pun tidak mengerti maksud Junior barusan.

"Maksud lo?" Tanya Rakha.

"Gue mau kita tanding basket. Buat buktiin siapa yang menang jadi pacar Mala. Gimana?" Tanya Junior.

"Gue pacar Mala. Jadi, gue nggak perlu tanding sama lo. Gak ada untungnya juga buat gue" Ucap Rakha menepis tangan Junior.

"Kenapa lo? Takut kalah?" Tanya Junior.

"Oke. Gue terima tantangan lo" Jawab Rakha lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan.

"Besok sore, sepulang sekolah. Kita tanding 𝘰𝘯𝘦 𝘣𝘺 𝘰𝘯𝘦" Ucap Junior. Rakha tak menggubris dan langsung berjalan meninggalkan Junior masih disana menemani Mala.

Rakha mengendarai motornya dengan penuh emosi, amarahnya sudah tidak bisa di bendung. Menerjang jalanan yang sepi, membuat motornya melaju dengan cepat. Sesampainya di rumah, Rakha langsung masuk ke dalam kamarnya dan melempar semua barangnya ke atas kasur. Meluapkan segala emosinya, tak lama kemudian ponselnya berdering.

Rakha melirik sekilas kearah ponselnya lalu mengambilnya, tertera pada layar panggilan masuk "Violita", Rakha memilih untuk mengabaikannya namun telfonnya tak kunjung berhenti. Hingga akhirnya dengan malas dia mengangkat telfon dari Violita.

"Halo? Kenapa lo telfon gue? Kalo nggak penting nggak usah telfon!"

"𝘠𝘢 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯, 𝘙𝘢𝘬. 𝘓𝘰 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩-𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘨𝘶𝘦, 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘨𝘶𝘦 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘰. 𝘈𝘯𝘵𝘦𝘳𝘪𝘯 𝘨𝘶𝘦 𝘬𝘦 𝘵𝘰𝘬𝘰 𝘣𝘶𝘬𝘶 𝘺𝘢? 𝘉𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘢𝘯?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘝𝘪𝘰𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘧𝘰𝘯.

"Nggak bisa, gue sibuk!"

Rakha menutup telfonnya secara sepihak, dan bergegas menuju lemari untuk mengganti pakaiannya yang sebelumnya mengenakan seragam sekolah. Kali ini, dia memutuskan untuk pergi ke rumah Afan menenangkan pikirannya sejenak dan meminta pendapat dari sahabatnya.

Rakha mengendarai motornya menuju rumah Afan, sampai disana dirinya langsung di suruh masuk oleh bibi Afan dan di suruh menunggu di ruang tamu.

"Kenapa Rak?" Tanya Afan turun dari tangga.

"Ajarin gue main basket" Ucap Rakha, sontak kedua bola mata Afan melotot ke arahnya.

"Ajarin basket? Emang lo mau ngapain?" Tanya Afan kebingungan dengan Rakha yang tiba-tiba memintanya untuk belajar bermain basket.

"Gue diajak tanding sama Junior"

"Hah? Lo serius? Dia kan kapten tim basket sekolah kita. Ya nggak mungkin lo menang lah. Lagian lo kenapa cari gara-gara sama dia sih?" Ucap Afan dengan tangan melipat dibawah dada.

"Lo ngeremehin gue? Dia duluan yang nyari gara-gara sama gue. Makanya bantuin gue, Mala ngiranya Junior tuh pacarnya. Terus, gue diajak battle sama dia. Yang menang, bisa jadi pacar Mala"

"Lo kan pacarnya ege"

"Udah lo jangan banyak ngomong. Buruan ikut gue" Rakha menarik tangan Afan.

"Tapi gue belum mandi bangke!"

"Kelamaan"

Rakha mengajak Afan pergi ke lapangan basket dekat kota, setelah sampai dia langsung men dribble bola basket miliknya.

"Coba lo dribble" Ucap Afan melemparkan bola kearah Rakha.

"Dribble?"

"Ini tuh namanya dribble. Bolanya lo pegang terus lo pantulin ke tanah, lo giring sampe masuk ke ring" Ucap Afan memeragakan gaya dribbing. Rakha pun mengangguk dan mencoba melakukan gaya dribbing. Sekitar satu jam mereka bermain, akhirnya Rakha kecapekan dan memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya.

"Nih minum" Ucap Afan memberikan botol minuman ke Rakha.

"Thanks. Capek juga ya, belajar basket" Ucap Rakha ngos-ngosan.

"Udah paling mending lo ikut OSIS daripada ikut ginian. Tapi, tadi lo termasuk keren sih untuk ukuran pemula lo cepet nangkep"

"Jadi lo yakin gue pasti bisa ngalahin Junior?"

"Ya, nggak yakin juga sih gue" Ucap Afan mulai menegak minumannya.

"Rese' lo"

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang