32. Ngambek

1.9K 146 5
                                    

❤‍🔥❤‍🔥


"Papa, ngomong apa aja sih ke Rakha?" Kesal Mala pada Adrian yang tengah berjalan menuruni anak tangga, melihat putrinya yang tengah mengadu itu duduk di sofa ruang tengah.

"Papa nggak ngomong apa-apa sama Rakha" Jawab Adrian mengelus baju Mala namun seketika dia acuhkan.

"Bohong, tapi buktinya Rakha dukung papa buat aku terusin perusahaan papa. Kalian sekongkol ya?" Tanya Mala nenunjuk ke arah wajah Adrian membuatnya terkekeh pelan.

"Sayang, ngapain juga papa sekongkol sama Rakha. Lagi pula, papa cuman nyuruh Rakha buat semangatin kamu belajar. Udah itu aja kok, ya bagus dong Rakha dukung papa. Itu tandanya dia sayang sama kamu, dia pengen yang terbaik buat kamu. Katanya mau se universitas sama dia, apa mau kuliah di luar negeri sama bang Bryan? Kalo mau ya nggak papa, biar papa yang atur"

"Papah ih! Nggak! Mala nggak mau kuliah di luar negeri, LDR sama Rakha? Oh my my, nggak! Mala nggak sanggup untuk itu, gimana nanti kalo Rakha ganjen ke cewek lain tanpa sepengetahuan Mala?" Ucap Mala membayangkan hal yang tidak-tidak.

"Kamu ini ada-ada aja, makanya nurut apa kata papa sama Rakha. Belajar yang bener, fokus sekolah. Bentar lagi ujian, Mala" Ucap Adrian membuat Mala benar-benar kesal.

"Tau ah, Mala ngambek mau ke kamar!" Ucap Mala berjalan menaiki anak tangga.

"Mala! Mala, sayang"

"Nggak! Mala ngambek!" Ucap Mala membanting pintu kamarnya. Mala membanting tubuhnya keatas kasur, dan menangis terisak.

"Papa sama Rakha sama aja! Nggak ngerti, Mala. Hiks.... " Ucap Mala sesegukan, menelungkup dibalik gulingnya Mala menangis sejadi-jadinya. Hingga membuatnya tak keluar dari kamar, dan enggan untuk makan. Pintu kamar Mala diketuk beberapa kali oleh sang bibi, memastikan agar Mala mau keluar dari kamarnya dan melakukan makan malam bersama papa nya.

"Non, buka non. Makan dulu, non dari tadi sore belum makan. Kasian papa nunggu non sendirian dibawah" Ucap bibinya dari luar kamar Mala.

"Pergi! Biarin aja papa makan sendiri. Mala marah sama Papa, papa nggak sayang sama Mala" Teriak Mala dari dalam kamar.

"Non, tuan sayang sama Non. Ayok Non, makan. Kasian perut Non nanti sakit maag, Non mau sakit?" Tanya Bibi mencoba membujuk Mala berkali-kali agar dirinya mau keluar dari kamarnya. Mala tetap pada pendiriannya, tidak mau keluar kamar.

"Pergi, bi! Mala nggak laper" Ucap Mala mengusir bibinya dengan melempar bantal kearah pintu yang masih terkunci rapat. Mala masih terisak di dalam tangisannya dan mogok makan, hingga akhirnya Adrian yang memutuskan untuk menemui putrinya sendiri di kamar.

"La, sayang. Buka dong pintunya, iya papa nggak ngelarang kamu mau jadi apa aja, asal kamu buka pintunya ya? Makan dulu, nanti kamu sakit" Ucap Adrian mengetuk pintu kamar Mala.

"Nggak! Mala nggak laper, pah!" Teriak Mala dari dalam kamar. Gadis itu masih menangis sesegukan.

"Atau papah suruh Rakha buat dateng kesini, biar kamu mau bukain pintunya?" Tanya Adrian lalu tak ada jawaban dari Mala.

"Kalo Rakha yang nyuruh Mala buat makan sama belajar, Mala mau bukain pintunya. Asal Mala mau jadi dokter nggak mau nerusin perusahaan papah!" Ucap Mala.

Memang dasar bucin tingkat kuadrat Mala ini, masa harus ada Rakha dirinya baru mau makan? Adrian akhirnya memilih mengalah, daripada harus berdebat dengan putrinya. Dirinya memutuskan untuk menelfon Rakha dan menyuruhnya untuk datang ke rumah menemui Mala yang mogok makan. Selang beberapa menit, terdengar suara knalpot motor Rakha yang mulai masuk ke halaman rumah Mala. Mala yang mendengar suara itu langsung melompat dari kasurnya dan berjalan kearah jendela untuk melihat siapa yang datang. Senyum Mala merekah saat mengetahui motor Rakha sudah terparkir di halaman rumahnya.

"La, ini Rakha nya udah dateng. Kamu masih nggak mau bukain pintunya?" Tanya Adrian.

"Papa bohong. Rakha nggak mungkin kan dateng kesini?"

"La? Sayang? Keluar yuk, makan dulu nanti kita jalan-jalan" Ucap Rakha lembut dibalik pintu kamar Mala.

Kleeekkk...

"Sayang!"

Mala melompat kearah Rakha dan memeluk tubuh laki-laki itu dengan sangat erat hingga hampir membuat Rakha sesak nafas. Mala lalu melepas pelukan nya dan beralih menggandeng tangan kanan Rakha. Rakha hanya tersenyum tipis mendapat perlakuan lucu dari pacarnya yang ngambek seperti anak kecil.

"Kamu jangan sekongkol lagi sama papah ya! Awas aja kalian berdua" Ucap Mala dengan tingkah lucunya.

"Iya enggak, udah yuk makan dulu. Kamu belum makan kan?" Tanya Rakha pada Mala yang masih nyaman menggandeng tangannya.

"Belum, tapi kamu janji kan habis ini kita jalan-jalan?" Tanya Mala menunjuk wajah Rakha.

"Kapan? Aku nggak bilang" Jawab Rakha.

"Jadi, kamu tadi bohongin aku biar aku bukain pintu? Jadi kalian sekongkol lagi?" Tanya Mala melepas genggaman tangannya.

"Nggak gitu, Mal. I-iya nan-"

BRAAAAK!

"Yah, ngambek lagi"

Basmalah NigistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang