Disebuah Kota yang sedang berlalu lalang di pagi hari di saat matahari sudah muncul ke atas langit ada sebuah gadis cantik yang tinggal bersama Kakek dan Neneknya. Gadis tersebut masih terlelap cantik diatas tempat tidurnya karena kelelahan sehabis merayakan kelulusan pertama sekolahannya bersama dengan sahabatnya.
Bunyi Alarm pun nyaring hingga kerumah tetangga tetapi ya tetap saja ia tidak bakal bangun jika bukan neneknya yang membangunkan dengan caranya.
DORRR... DORRR... DORRR...
Suara Gebrakan Pintu dengan suara yang sangat keras
"UNA".
"ARUNA" Teriak sang nenek yang sedang diliputi Rasa keselnya.
Mendengar suara gaduh, kakek yang sedang ada diteras balkon pun menghampiri suara gaduh tersebut dan mendapati istri cantiknya sedang menahan emosi di depan pintu cucu kesayangannya.
"Kenapa ribut sekali, ada apa sayangku, apakah kau tak tau suaramu yang merdu itu sampai terdengar ketetangga sayang" Ucap Si sang kakek.
Nenek menghela nafas kasar. "Bagaimana aku tak teriak teriak, liat sudah jam berapa ini, cucu tersayangmu itu juga belum bangun bangun, bahkan matahari sudah terang menerang di atas kepala dia bahkan belum bangun juga" gerutu nenek dengan kesel dan mengebu gebu.
Kakek hanya tersenyum sabar menghadapi omelan istrinya tadi.
"Kau bahkan bisa membangunnya dengan pelan pelan tidak usah teriak teriak kan bisa"."Pelan? Hahahaha bahkan cucumu kalau pun ada gempa tidak bakal bangun jika tidak di teriakan dengan sangat keras, sudahlah bangunkan dulu cucumu itu aku mau lanjut kerjain yang sempat tertunda itu" nenek langsung pergi dari pintu kamar cucunya itu.
Sang Kakek Pun melihat itu hanya bisa melongo melihat kepergian istrinya itu.
"Hah semua saja salahku, memang betul wanita selalu benar" Gumam Kakek dengan sangat sabar.
• • •
"Selamat Pagi Nenek Kakek" Sapa Aruna dengan tersenyum manis menampakkan giginya yang putih dan berderet rapih.
"Kau lihat jam berapa kau bangun Una" Ujar Nenek sinis.
"Heem Una lihat tadi masih jam 11.30 kok nek tadi liat di jam Kamar" Jawab Aruna dengan polos.
"Nah kau liat bukan? kenapa kau bilang selamat pagi Una, Bahkan Ayamnya Pak Edo saja sudah mandi, sudah wangi. kauu? ck ck ck, cowo pun males liat kau yang masih ada iler di pipimu itu" Ucap Nenek dengan melihat cucu bungsunya itu sambil menggelengkan kepalanya.
"Yeee si nenek mana ada aku ileran orang cantik begini kaya Jennie blackpink disamain dengan ayamnya Pak Edo Jauh banget Nek yakan Kek" Ujar Aruna dengan PD tingkat dewa.
Kakek yang sedang minum kopi buatan Istrinya pun tersedak mendengar perkataan cucu tersayangnya itu, bagaimana tidak tersedak mendengar ucapan cucunya itu dia bilang mirip dengan Jennie blackpink ya tapi memang mirip si kaya nya hehehe.
"Sudah sudah kalian ini berdua berantem saja kerjaannya, nanti giliran salah satunya ga ada nyariin" Lerai Kakek sudah muak dengan perkelahian istrinya vs cucunya itu.
Aruna mengerutkan mukanya sambil melirik kearah sang nenek yang juga ternyata menatapnya.
"Mana ada, itu mah nenek nyariin aku karena kangen hahaha" dengan Aruna mengedipkan Matanya sebelah sambil menggoda sang nenek.
"Enak saja kau ini yaaa" Ujar nenek gengsi walaupun nyatanya memang betul kalau gak ada cucunya itu dia pasti nyariin juga.
Kakek menghebuskan nafasnya kasar.
"Sudah lagi Aruna Habiskan dulu itu makananmu itu biar tidak di makan setan" Ucap Kakek asal.
"Iyaa Kakekku Sayang" Jawab Aruna. Aneh aneh aja memang ucapan kakeknya itu mana bisa kalau gak di makan, makanan kita dimakan setan, terkecuali kalau kita lupa baca bismillah jika mau makan, ini dia sudah baca bismillah mana bisa di makan.
"Oh iya Una kan Kamu sudah lulus SMP, gimana dengan SMAmu susah terpikirkan kamu mau masuk mana sayang" Tanya Kakek ke pada cucu perempuannya.
"Aruna Sebenarnya udah nentuin mau masuk sekolah mana Kek, tapi ya itu Una bingung Kek mau masuk SMK atau SMA karena ya sulit aja gitu" Jawab Aruna sambil memakan roti bakar isi coklat itu dengan khitmad
"Tentuin jelasnya jangan bingung, di diri kamu sebenernya mau masuk yang mana, jangan pas udah masuk terus gak sesuai keinginan kamu nanti ujungnya nyesel kan susah juga, jangan plin plan jadi orang harus ada pendiriannya dan prinsip" Nasehat Nenek dengan serius.
Aruna menganggukan kepalanya mendengar nasehat neneknya untuk dirinya.
"Iya Una Si udah nentuin Nek Kek, ya semoga aja betul Mantap dan ga nyesel dengan pilihan Una Sendiri" Ucap Aruna dengan meyakinkan dirinya sendiri.
"Nah begitu baru Cucu Nenek" Ujar Nenek bangga
"Giliran yang bagus baru dia, giliran yang jelek jelek aku yang kena" Gumam Kakek.
•
•
•
(Ekspresi Kakek dengan sabar menghadapi istri tercintanya itu)
Yahhhh begitulah kehidupann yaaa perempuan selalu benarrr wkwk
bagaimana kelanjutan kisah Si Aruna Mari Lanjutt kek BAB berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA
RandomMenceritakan sosok gadis cantik yang mempunyai 10 abang dan juga sahabat-sahabatnya yang super baik!