Kaki jenjang seorang pria berjalan menuruni tangga dengan tergesa-gesa, dan juga tak lupa melewatkan kedua paruh baya yang sedang menikmati makan malam.
Mama mia yang melihat anaknya sudah rapih dari arah tangga pun bingung, bahkan anaknya saja melewati dirinya dan juga suami.
"MAU KEMANA KAMU DOKYEOM" Tegur papa alam dengan teriak dipenjuru ruangan.
Mendengar teriakan dan juga terguran dari sang papa pun dokyeom terhenti.
"Anak kurang ajar kamu ya, gak tau sopan satun apa gimana hah, ada orang tua disini asal nyelonong aja kamu ini" marah papa alam."Jugaan kalau orang tua ngomong itu hadapin mukanya jangan membelakangi orang tua" Jelas papa alam.
Dengan cepat dokyeom pun berbalik melihat kearah sang papa yang lagi ditenangi mama mia.
"Nah sudah puas lihat muka dikey".Dengan diliputi amarahnya papa alam pun berdiri menghampiri anaknya yang berdiri disana, sesampainya didepan anaknya papa alam pun melayangkan tangannya kearah pipi dokyeom.
"PAPA" teriak mama mia yang langsung lari dan memegangi tangan suaminya.
Dokyeom yang sudah pasrah hanya menutup matanya dengan nafas yang naik turun.
"Lepaskan mah, biar anak kurang ajar ini tau akibatnya" Ucap papa alam yang berusaha melepaskan tangannya.
Mama mia menggelengkan kepalanya. "Gak pah, mama gak akan biarkan papa menampar dokyeom, jangan pah, dia anak satu satunya kita pah, anak kesayangan kita" jelas mama mia dengan nangis.
Dokyeom yang tak merasa apapun dibagian pipinya langsung membukakan matanya dan terlihat mamanya sedang menangis.
"Mama gausah belain anak kurang ajar ini, dia sudah kurang ajar sama kita mah, gak tau etika sama sekali" ucap papa alam sambil melirik kearah dokyeom marah.
"Tampar dokyeom kalau papa mau hah, TAMPAR DOKYEOM PA" teriak dokyeom sambil mengambil tangan kirinya papa alam.
"CUKUP" teriak mama mia.
Yang membuat mereka semua diam. "Kalian berdua cukup, mama capek melihat kalian berdua berantem dari kemarin, mama mohon cukup" Dengan mengeluarkan air matanya deras dan terduduk lemas dilantai.
Dokyeom yang tak tahan itu pun pergi dari sana, tak ingin melihat mamanya sedih. Mama mia yang melihat dokyeom pergi pun bertanya. "Kelviano mau kemana kamu". Yang membuat dokyeom berhenti.
"Dokyeom mau pergi ketemu sama temen-temen buat pamit sama mereka, bukankah kita mau pindah besok?" Jawab dokyeom yang membelakangi mama dan papanya, setelah itu dia pergi dari sana.
Melihat kepergian anaknya mama mia termenenung. "Ini semua salah mama".
Papa yang tak tega melihat istrinya pun langsung mengangkat dan diduduki disofa yang ada disana. "Bukan mama yang salah tapi papa yang salah"
"Jadi jangan salahin diri mama sendiri ya" sambil memegangi tangan istrinya.
~~~~~"""~~~~~
Disebuah cafe sudah terdapat segerombolan para pemuda dan pemudi yang sedang menunggu seseorang yang sudah membuar janji sama mereka semua.
Dino menghela nafas bosan. "Mana sih ka dokyeom, lama banget".
"Sabar kali din, mungkin lagi kejebak macet" balas kai yang berusaha menenangkan adik kelasnya ini.
"Tapi udah hampir setengah jam belum juga tuh muncul orangnya" sahut jaehyun yang juga mulai jenuh.
Aruna yang mendengar itu hanya diam saja, dirinya juga sebenernya bosan, tapi demi melihat dokyeom hanya bisa ditahan saja. Jika dokyeom datang dia akan maki-maki lelaki tersebut.
Dengan menahan ngantuknya aruna langsung menyenderkan kepalanya dibahu wonu dengan mencari nyaman. "Sabar ya, sebentar lagi dokyeom kesini, oke" sambil mengelus tangan adeknya.
Aruna hanya menganggukan kepalanya. Dan sehabis itu mereka berdua diam. "Perasaan adek gak enak bang" kata aruna tiba-tiba.
"Itu hanya perasaan adek, udah abaikan saja, dokyeom bakal baik-baik saja" Wonu berusaha menenangkan adeknya.
Betul apa kata abangnya mungkin perasaan dirinya saja yang khawatir dengan dokyeom yang belum kelihatan ataupun datang kesini.
"Dahlah gua pulang duluan bang" pamit dino yang beranjak dari tempat duduknya.
Mingyu yang melihat itu berusaha menahannya karena dia yakin dokyeom pasti datang. "Din tunggu 5 menit lagi, kalau emang 5 menit dokyeom gak dateng kita pulang oke".
"Oke 5 menit gak lebih" yang langsung disetujui dino dan kembali duduk.
Mingyu pun lega. "Lu kemana sih kyeom, katanya janji mau ketemuan disini" gerutu mingyu.
Setelah menunggu lima menit tapi belum juga melihat kedatangan dokyeom sama sekali.
"Udah lima menit nih, bahkan ka dokyeom gak kesini, dahlah pulang yuk" ajak dino."Tunggu din, sebentar ajaa" tahan eunwoo.
"Yaelah bang nunggu berapa menit lagi, udah satu jam disini tapi bang dokyeom gak kesini-sini tuh" ucap dino mulai jengah.
Wonu yang melihat adeknya diam aja pun mengajak pulang "yuk pulang" yang langsung dijawab gelengan oleh aruna.
Dengan kesal dino pun beranjak dari sana "Gua pul-"
"TUNGGU" Teriak seseorang dari arah depan cafe.
Melihat itu mingyu dan eunwoo saling pandang tak lupa tersenyum lega.
~~~~~"""~~~~~
"Tunggu jangan pulang dulu" tahan dokyeom kearah mereka semua dengan terengah-engah.
Aruna yang melihat dokyeom pun tak terasa air matanya turun sendirinya. Dirinya khawatir melihat keadaan dokyeom sekarang.
"Maaf udah nunggu lama" kata dokyeom meminta maaf dengan kesalahan dirinya. Kalau saja tadi tidak ada perdebatan mungkin dokyeom gak membuat mereka menunggu lama.
Aruna yang khawatir pun menghampiri dokyeom dan langsung menangkupkan tangannya kepipi dokyeom. "Kak dey, kaka gakpapa kan"
Dengan tersenyum tulus dokyeom pun mengelus rambut aruna. "Aku gakpapa".
"Maaf udah buat kamu dan yang lain nunggu aku, ini salah aku" sambil melirik satu satu sahabatnya.
"Bukan salah lu kyeom, mungkin aja lu ada urusan kan makanya jadi terlambat, yaudah yuk duduk" ucap jimin dan langsung mengajak mereka duduk kembali.
"Maaf ya din, udah bikin lama" sambil merangkul dino, yang dihadiah pukulan di bahu dokyeom.
"Maaf juga udah egois bang" sambil terkekeh berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA
RandomMenceritakan sosok gadis cantik yang mempunyai 10 abang dan juga sahabat-sahabatnya yang super baik!