ARUNA 38

30 0 0
                                    

Aruna yang di dorong kasar itu pun sontak terjatuh di lantai kasar dan tangannya terluka dilantai dan mengeluarkan darah.

"Makanya jadi jangan sok gamau nurutin apa kata kita, itu lah akibatnya anjing" Kesal Wenda dengan tersenyum sinis melihat Aruna.

"Aku kan menolak, kenapa kalian malah ajak aku kesini, bukannya itu tugas kalian kenapa harus aku yang mengerjakannya" Tanya Aruna dengan menahan perih lukanya.

"KARENA KITA ITU GA COCOK NGEBERSIHIN TEMPAT YANG BERDEBU ITU ANJING, COCOKNYA LU NGEBERSIHIN ITU SEMUA" Teriak IFA yang langsung tangannya menjambak rambut Aruna.

"Lepasin, kalian yang dihukum kenapa harus aku yang disiksa" Tanya Aruna ngeberontak sembari melepaskan tangannya IFA di kepalanya.

"Cocoknya di apain nih Cupu ge, gedeg gua lama lama liatnya" Ucap Rere yang melihat Aruna dengan sinis.

"Ambil Balok bekas kursi ga pakai" Perintah Gea kepada Rere dan langsung mengambilkannya.

Aruna yang mendengar bahwa membawa balok pun semakin ngeberontak dan dan susah payah untuk melepaskan diri.

"Lepasin gua, gua ga ada salah sama kalian anjing" Teriak Aruna dengan susah payah.

"Nih ge" Ujar Rere yang menyerahkan satu balok ke Gea didepan mata Aruna.

Aruna yang melihat sebuah balok kayu di depannya itupun langsung ngeberontak untuk sekian kalinya dengan susah payah dia keluar dari kukungan Wenda dan IFA.

"Lepasin gua, Kenapa kalian malah marah sama gua" Berontak Aruna dengan air mata.

"BERISIK BANGET SIH ANJING" Ucap Rere yang menendang Perut Aruna dengan keras.

"Astaghfirullah" Kaget Aruna yang baru saja perutnya ditendang.

"Kalau mau dilepasin itu udah diem aja gausah berontak bisa ga anjing" Ujar Rere sambil menampar pipi Aruna berulang kali yang mengakibat sudut bibir Aruna tersobek sedikit.

"Makanya jadi orang jangan sok jual mahal deh anjing, sok sok jual mahal padahal badan lu udah lu jual sama om om belang" Ucap Ifa sambil menonjok kembali perut Aruna dengan kuat.

Aruna yang sudah pasrah akan hidupnya itu pun hanya bisa diam tanpa ngeberontak sama sekali karena kali ini badannya sungguh lemas.

Gea yang melihat Aruna sudah terkapar lemas di bawah itu tersenyum miring sambil melayangkan Kayu itu ke bahu kiri Aruna dengan kuat.

Aruna yang merasakan akan kayu itu melayang dibahu kirinya itu merasakan sakitnya luar biasa dengan kesadaran yang sudah mulai menghilang "Astaghfirullahallazim" Ucapnya dengan pelan.

Belum puas melayangkan kayunya di bahu kiri, Gea juga melayangkan kayunya di bahu kanan Aruna dengan sangat keras lagi.

Aruna yang sudah kehilangan kesadaran itu pun pas dilayangkan kayunya di bahu kanan Aruna ia langsung jatuh pingsan dengan keadaan yang sangat kacau.

Gea Dkk yang melihat Aruna tidak sadarkan diri itupun sempat panik,
"Eh ini gimana guys pingsan sih cupu" Ujar Wenda dengan panik.

"Biarin aja, udah tinggalin aja disini mati mati biarin disini" Ucap Gea yang langsung membuang kayu itu sembarangan dan langsung meninggalkan Aruna yang pingsan digudang diekori dengan Rere dkk.

Rere yang masih memikirkan tentang kondisi Aruna pun bertanya "dia gapapakan, Kita ga bakal ketahuan kan" Ucap Rere dengan wajahnya yang sungguh menyesal.

"Tenang aja gudang itu ga bakal terpakai lagi, ga mungkin orang orang memeriksa kesana" Ucap Ifa menenangkan mereka yang panik.

~~~~~"""~~~~~

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang