ARUNA 75

41 0 0
                                    

Setelah tangisannya reda pun aruna menatap wajah dokyeom dengan intens.
Dokyeom yang ditatap pun menangkup wajah Aruna sambil tersenyum.
"Jangan ninggalin una" dengan menggelengkan kepalanya.

Sambil membenarkan rambut aruna yang berantakan. "Aku gak akan ninggalin kamu, tapi untuk kali ini maaf aku gak bisa" sambil mengelus pipi aruna yang basah sehabis nangis.

Mendenger itu air mata aruna mengeluarkan lagi "bukahkan kaka janji kita akan sama-sama terus sampai lulus dan masa yang akan datang".

"Maaf" sesal dokyeom menundukan kepalanya tak tahan melihat aruna nangis.

"Bukan itu yang ingin aku denger ka" Aruna menggelengkan kepalanya.

Jimin yang melihat adeknya pun tak tega. "Adek udah dek, jangan dipaksain dek" sambil menguatkan aruna.

Dengan tangis yang deras dia memeluk jimin dengan kuat. "Gak dia gak boleh pergi bang, larang dia pergi bang, cegah dia kalau bisa bang. Adek sayang sama ka Dey bang, adek gak rela bang".

Setelah berkata seperti itu aruna yang sudah pusing kepalanya sedari tadi di tahan akhirnya tidak tahan lagi, Sebelum kesadarannya hilang aruna melihat dokyeom yang nangis setelah itu akhirnya pingsan.

Jimin yang merasakan pelukan mengendur pun melihat aruna dengan cemas. "Dek bangun dek ini bang jim".

Dokyeom yang melihat aruna pingsan dengan cepat menghampiri dengan sambil menangis. "Hey na, bangun hey" sambil menepukan pipi aruna berusaha menyadarkannya.

Wonu dan ketiga abangnya melihat aruna pingsan langsung menghampirinya dengan cepat. "Sayang bangun yuk, kan katanya dokyeom gak boleh pergi kan jadi bangun" Ucap joshua khawatir.

"Cepet bawa kerumah sakit" Ucap jennie yang ikut panik takut kenapa-kenapa.

Dokyeom dengan cepat mengendong Aruna dengan Bridal Style dan langsung lari kearah mobilnya.

Tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang ada direstoran yang penting aruna sadar dulu.

~~~~~"""~~~~~

Sesampainya dirumah sakit dokyeom langsung menindurkan aruna di brankar yang disediakan rumah sakit dan langsung dibawa keruangan UGD.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya dokter keluar. Dengan cepat wonu pun menghampirinya. "Gimana keadaan adek saya dok".

"Alhamdullilah nona aruna baik-baik saja, hanya saja mungkin maagnya kambuh lagi, mungkin nona aruna telat makan, jadi nanti jika nona aruna sudah siuman beri dia makanan yang bisa mengisi perutnya yang kosong, Itu saja kalau begitu saja permisi" Pamit dokter yang diangguki mereka semua.

Mina yang mendenger penuturan dokter itu pun mengingat jika aruna belum makan sama sekali waktu istirahat disekolahnya. "Ohiya gua ingat, waktu istirahat pertama sama kedua dia sama sekali gak kekantin, dia diam diri aja di kelas".

"Padahal kita bertiga udah ngajaknya tapi kata dia, Mau nunggu ka dokyeom soalnya nanti jemput dia, tapi kita orang tunggu dia sama sekali gak kekantin, udah gua bawain juga roti juga, tapi ya gak dimakan" Jelas mina yang membuat dokyeom kaget.

Ini semua salahnya coba saja di nemuin aruna pasti kejadiannya gak bakal begini. "Gak usah ngerasa nyesel, gua tau kok perasaan lu lagi kacau,makanya lu gak mau memperlihatkan itu sama aruna kan, gakpapa" Joshua menepukan bahu dokyeom untuk menenangkannya.

~~~~~"""~~~~~

Merasa sudah larut malam mereka semua akhirnya berpamitan untuk pulang, tapi sebelum itu mereka juga berpamitan sam dokyeom, karena tau pastinya dokyeom besok akan berangkat untuk kepindahannya dari sini.

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang