BITTER PILL

225 14 1
                                    

Lalisa sejak pulang dari kantor entah kenapa ingin sekali kembali ke Apart pribadinya, akhirnya Lisa memutuskan untuk mampir ke apartemennya sore hari itu.

"Wow berdebu sekali eoh!"

"ya tuhan seperti terbengkalai unit ku ini"

"sepertinya harus membereskan ini semua"

pekik Lisa saat memasuki unitnya, ia mengambil Hpnya lalu mencari kontak jasa cleaning service setelah memberikan arahan kepada petugas cleaning service itu lisa memutuskan menunggu di lt 15 untuk mengisi perutnya yang sudah lapar, dan menyelesaikan pekerjaan yang telah Jennie kirimkan Via Email.

Tak terasa waktu begitu cepat kini sudah menunjukan pukul 12 malam, ia sudah cukup lelah karena berkutat dengan laptopnya sedari tadi bahkan petugasnya pun sudah pulang pukul 10 malam setelah diberi Tip oleh Lisa. Ia membereskan laptopnya lalu beranjak menuju Unitnya, saat memasuki lift tertutup lalu turun menuju basement untuk mengantarkan beberapa orang didalamnya. Betapa terkejutnya Lisa saat semuanya turun ia melihat Jennie memasuki Lift "dia tinggal disini? gadis itu masih menggunakan pakaian kantornya apakah baru pulang?" Pikirnya namun ia segera tepis rasa penasarannya karena rasa kecewa menyeruak kembali didalam hatinya. Bahkan pada saat Jennie berpamitan kepadanya gadis itu tetap acuh tak peduli.

"sepertinya aku harus membersihkan tubuh lalu tidur" gumam Lisa

Setelah membersihkan tubuh dan siap untuk tidur gadis bermata hazel itu berniat untuk menutup gorden unitnya. Pekikan seorang gadis berada disebelah unitnya membuat Lisa penasaran dengan itu. Dengan cepat Lisa menuju Balkon unitnya, Namun pandangannya kembali dikejutkan dengan melihat gadis yang selama ini menyakitinya tengah asik dengan Coffe di tangannya seraya bersandar di pagar Balkon. Lisa tetaplah Lisa ia bersikap sangat acuh, egonya lebih besar dibandingkan rasa pedulinya saat ini. Karena Jennie telah merusak kepercayaannya, bahkan sampai menyakiti dirinya dan para sahabatnya. Lisa memutuskan beranjak menuju kasurnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Namun dalam hati kecilnya ia penasaran mengapa Jennie bisa meminum Coffe? Selama ini Lisa sangat mengenal gadis bermata kucing itu, tak pernah sekalipun minum Coffe malam hari kecuali siang hari itupun Lisa batasi. Tak ingin mengambil pusing akhirnya Lisa terlelap dengan tenang.

Lalisa Pov

"eughh, pukul berapa sekarang" Gumamku melirik ke arah Jam dinding

"Eoh masih jam 3 subuh, haish kenapa haus sekali, yah kosong. Padahal dekat jendela kenapa rasanya jauh sekali untuk mengambil air" Gumamku

Akhirnya aku akan beranjak menuju meja di dekat Jendela, disaat akan kembali ke kasur terdengar suara batuk yang cukup nyaring

"Tunggu? Ada suara batuk malam2? Siapa yang batuk? Kenapa sangat keras eoh?" Gumamku mengintip ke arah Balkon

"iiihh takut mommyyyy" pekikku takut langsung terjun ke kasur dan menutupi tubuh ini dengan selimut

"sumpah, gak lagi deh tidur disini sendiri" Gumamku

Lisa Pun tak lama terlelap kembali, karena masih dini hari tak mungkin gadis itu melakukan aktivitas lain. Tak terasa cahaya matahari mulai memasuki cela-cela jendela membuat gadis bermata Hazel itu terusik.

"eumm, sudah pagi. Hari ini Sabtu ya Libur dong? Tapi ada yang harus ku bahas. Oke aku akan hubungi yang lain" gumamku langsung beranjak untuk membersihkan badan.

"perfect, breakfast di Lt 15 Kali ya" Gumamku saat melihat pakaian yang dipakai, setelah selesai Lisa memutuskan untuk Breakfast di Lt 15 sebelum berangkat ke kantornya.

"Hari ini Meeting lagi beritahu yang lain. Ada hal yang harus di diskusikan"

"Ne, Miss"

Tak Segampang Itu JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang