Hari sudah memasuki malam hari, gadis bermata hazel itu sedikit bingung kenapa istri mungilnya belum terbangun jika dilihat dari jam tidurnya ini hampir 4 jam Jennie terlelap setelah diobat kakinya sekitar pukul 3 sore sedangkan saat ini sudah pukul 7 mendekati waktu makan malam.
Clek
"Mwo dia masih tidur?" Gumamku menghampirinya
"Je?" panggilku menepuk bahunya lembut
"eumh"
"stt mian ya sayang mian, oh no baby?" Panggilku mengelus pipinya
"eumm, pusing" Rintih Jennie
"sudah aku bilang jangan nakal, haishh! kamu nakal sekalii! aku pusing Je!" Gerutuku saat merasakan suhu tubuhnya meningkat
"baby bangun dulu" Ucapku
"ngantuk lili aahhkk awsshh sakit" Rengek Jennie karena kakinya terlalu cepat bergerak
"nakal! rasakan akibatnya! jadi demam kan!" Sahutku ketus
"hiks hiks pusing lili, cakitt hiks hiks" Cicit Jennie mulai menangis
"biarin! aku gak peduli!" Sahutku ketus meninggalkannya
"Aaaaa brugh huaaaaaaaaaa sakittt hiks hiks lili maaaaaff" Racau Jennie tangisnya kembali pecah karena terjatuh saat ingin menahanku
"BISA DIAM GAK?! AKU NGASIH TAU KAMU ITU DEMI KEBAIKANMU! JIKA SEPERTI INI KAMU JUGA YANG MERASAKAN SAKIT! MENURUTLAH!" Ucapku penuh penekanan membuat tangisnya semakin pecah
Brak
"Li tahan emosi lo, Gi bawa Lisa Gi" Sahut Jisoo
"ya ampun kenapa bisa jatuh?"Tanya Irene
"hiks hiks, aku mau nahan lili dia mau pergi tapi malah jatuh" Jawab Jennie nafasnya sudah cekat
"stt, sini sini chu bantu ya. maaf ya" Ucap Jisoo segera mengangkat Jennie kekasurnya
"jangan banyak gerak Je, kakimu terkilir" Ucap Joy
"hiks hiks humm hah hiks" tangis Jennie semakin pecah membuat Jisoo memeluknya
"stttt udah ya, nanti sesak. biarkan lisa menenangkan dirinya bersama ugi dan wenwen" Ucap Rose
"atur nafasnya ade, nanti kamu sesak lihat demam lagi" Sahut Jisoo mengelus punggung sepupunya erat
"sini, pake oksigen dulu ya, maaf ya" Ucap Irene memasangkan oksigennya
"atur nafasnya ya, lili tidak akan marah lama-lama kok" Sahut Joy menenangkan
"sttt tenang ya, Je harus menurut apa yang dibilang sama lisa de. gak selamanya kamu bisa menolak, Chu paham Je ingin bermain tapi lihat kondisinya. Chu rasa Lisa tidak pernah melarang Je untuk bermain atau memakan apapun itu asal kondisi ade sehat. ingatkan sejak ade histeris di kantor kemarin ade terkena demam, baru sembuh udah kena lagi demam kasian de badan kamunya. lisa juga gak tega melihat kamu sakit terus, anak-anak juga pasti rindu dengan mommynya. coba bayangkan ya, jika ade terserang demam apa boleh bertemu dengan Gavin atau Grace?" Tanya Jisoo
"anniyo hiks hiks" Jawab Jennie terbata
"nah, mereka rindu denganmu, masa mommynya jauh mulu nanti mereka sedih gimana? memang Gavin dan Grace memiliki kami sebagai orang tuanya tapi peran kamu dan lisa lebih utama de. paham kan maksud chu bagaimana? sekarang makan dulu malam ya. mau chu suapin gak? tuh makan malamnya sudah Ochi siapin mau ya?" Ucap Jisoo di angguki pelan oleh Jennie
Jisoo perlahan memberikan nasihat kepada adiknya itu, jisoo mulai belajar dari kesalahan sebelumnya yang mengakibatkan hubungannya dengan sepupunya itu meregang hampir 1 minggu, namun dengan tekad yang kuat Jisoo meyakinkan Gadis bermata kucing itu akan berubah tidak akan gegabah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Segampang Itu JENLISA
FanfictionTak Segampang Itu melewati 1 tahun berjuang seorang diri, tak ada lagi yang mempercayai semuanya telah hancur. Semua kulakukan demi kebahagian, dan keselamatan mereka, aku rindu kebersamaan, aku rindu perhatiannya, aku sangat amat rindu dengan merek...