REASON II

218 14 0
                                    

Sebulan gadis bermata kucing itu terpejam akhirnya terbangun dari tidur panjangnya, membuat semua sahabatnya merasa bahagia gadis kesayangan mereka telah terbangun pukul 4 subuh disaat semuanya terlelap. Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh namun Jennie kembali merasakan sakit pada tubuhnya, membuat Dokter Lee dan Dokter Jung memberikan obat penenang agar Jennie kembali beristirahat untuk beberapa jam kedepan.

Lalisa Pov

inilah yang ku tunggu, terimakasih atas kesempatanmu memberikan Jennieku hidup lebih lama tuhan, aku berjanji akan selalu membahagiakannya, menjaganya dengan sangat baik. Gumamku dalam hati

clek

aku memasuki ruangan dingin ini, melihat Gadis kesayanganku masih terlelap dalam tidurnya. perlahan aku genggam tangannya lalu mengecupnya agar tak membangunkannya.

"akhirnya aku bisa menyentuhmu lagi"

"sungguh kamu benar-benar membuatku khawatir setiap detiknya"

"Gomawo Baby J, telah berjuang"

"Emm, kamu senang nggak? aku panggil kamu Baby J?"

"aku akan memanggilmu Baby J okk? bukan kah kamu sangat suka panggilan itu?"

"kamu tak merindukanku? bangunlah " Gumamku memandangnya teduh, aku terus mengajaknya berbicara sampai aku sadar tangannya bergerak dalam genggamanku

"hei, Baby J?" panggilku menatapnya yang perlahan membuka matanya lalu mengedarkan pandangannya

"lili" Panggilnya sangat pelan terisak di balik masker oksigennya namun masih ku dengar

"ada yang terasa sakit? jangan menangis, tenang ada aku disini" Ucapku menenangkannya sebab ia menangis

"sttt, tenang jangan takut ada aku disini?" Gumam ku lagi melihat tatapannya sangat ketakutan

dengan segera aku menekan tombol emergency karena aku takut terjadi sesuatu pada Jennie saat ini. Tak lama dokter Jung memasuki ruangan Jennie dan beberapa perawat, benar saja Jennie sangat ketakutan terlihat dari sorot matanya dan genggaman tangannya kepadaku.

"Nona lisa kita bisa bicara?" Tanya dokter Jung

"boleh dok, disini saja boleh? Jennie tidak melepas tanganku" Jawabku di angguki oleh Dokter Jung lalu menyuruh para perawat itu meninggalkan ruangan Jennie.

"Dok? apa yang terjadi? Kenapa Je seperti ketakutan dok?" Tanyaku setelah melihat sorot mata Jennie

"untuk kondisi saat ini nona Jennie cukup baik sepertinya Jennie mengalami Trauma Nona Lisa" Ucap Dokter Jung membuatku sangat terkejut

"Trauma?" Lirihku

"Ya, Nona kejadian itu telah membuat Nona Jennie trauma saat disentuh. seperti subuh tadi nona Jennie menangis bahkan sampai nafasnya kembali sesak, saya harus memberikan suntikan penenang untuknya. Saat ini nona Jennie masih dalam pemulihan tenaganya, untuk luka-lukanya perlahan sudah sembuh namun luka dalamnya butuh waktu" Ungkap Jung

"apakah akan sembuh dok? berapa lama penyembuhannya?" Tanyaku

"bisa sembuh, mungkin membutuhkan waktu cukup lama, beri Nona Jennie kepercayaan bahwa semuanya akan baik-baik saja, beruntung sekali Nona Jennie tak menolak sentuhanmu, karena Nona Jennie sadar anda yang menolongnya pada saat itu. saya ingatkan lagi, jangan menyebut nama lelaki itu, tolong hibur Nona Jennie untuk melawan ketakutannya saat ini. mungkin Nona Jennie akan lebih manja kepadamu karena yang ia percaya hanya anda, saya tidak berjanji bahwa Nona Jennie bisa menerima pada sahabat kalian dalam kondisi saat ini. Nona Jennie bisa melakukan terapi bersama Dokter Lee mengenai ini Nona Lisa tenang saja." Ungkap Dokter Jung membuatku hatiku serasa dicabik-cabik

Tak Segampang Itu JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang