Ketika mereka kembali ke asrama, Jeno masih memegang tangan Jaemin.
Dua teman sekamar lainnya di asrama tertawa ketika mereka melihatnya.
"Aduh~ Jeno ssi, apakah kamu berbulan madu dengan Jaeminie lagi?" Seorang teman segera menyambut seraya menggoda mereka seperti biasa. Itu Haechan yg dengan wajah ramah dan banyak tingkahnya.
"Kalian lebih baik dari pasangan lain, pengantin baru kalah mesra dibanding kalian yg penuh cinta setiap hari." Bahkan seorang Shotaro yg baik hati terbiasa dengan lelucon ini.
Jeno, seorang ahli homofobia, tidak marah ketika dia mendengar bahwa dia dan Jaemin sedang dibuat lelucon seperti itu. Sebaliknya, dia tersenyum dan meletakkan makanan di tangannya di atas meja, "Cemburu pada cinta kita? ini hadiah untuk restu dan mulut manis kalian."
Sorak-sorai terdengar, dan dua teman sekamar segera mulai makan tanpa basa-basi.
Setelah mengambil dua gigitan, Haechan berbalik seraya nyengir lebar dan mengacungkan jempol, "NoMin diberkahi, langgeng sampai seribu tahun! Kalian begitu cocok!."
Shotaro, yang asyik makan di sampingnya bereaksi, berbalik dan mengacungkan jempol, "Setuju! Segeralah Punya bayi lebih awal!"
Jaemin "..."
B-bayi?! Ini-
Jeno mengerutkan kening dan melingkarkan tangannya di pinggang Jaemin, "Jangan dengarkan omong kosong mereka."
Jaemin tertegun sejenak, dan hendak berbicara, ketika dia melihat Jeno terkekeh lagi kembali dengan tatapan menggoda yg main-main.
Jeno menyentuh perut rata Jaemin seraya tersenyum, "Jika kami tidak memiliki anak, tidak apa-apa, kami takan berpisah karena kami sangat saling mencintai sampai mati."
"..." Jaemin tidak tahan lagi. Ia menampar tangan Jeno yg mengelus perut ratanya, "Enyah!"
Tentu lelucon itu membuat ketiga temannya tertawa tapi tidak dengan Jaemin.
.
Setelah mandi, Jaemin berbaring di tempat tidur.
Di asrama, Haechan dan Shotaro sedang bermain game dengan meriah. Jaemin membenamkan wajahnya di selimut dan perlahan mengendurkan tubuhnya.
Dalam perjalanan kembali, tidak hanya tangannya yang dingin, tetapi hatinya juga dingin.
Ketika Jaemin melihat bahwa Jeno tidak ragu-ragu untuk memblokir seseorang yang bisa disebut teman dekat, dan dengan blak-blakan mengatakan bahwa dia tidak akan menerima seorang pria yang menyukainya sebagai teman, hatinya menjadi dingin.
Karena Jaemin... juga menyukai Jeno.
Tanpa dirinya sadari, persahabatan ini diam-diam telah berubah kualitasnya. Pada saat Jaemin menyadarinya, itu telah menjadi api yang menyala-nyala yang tidak bisa padam.
Jaemin juga tidak bisa kembali ke persahabatan murni mereka lagi.
Jeno adalah pria straight yang tidak dapat diragukan lagi! Jeno bisa menerima semua jenis lelucon di antara mereka berdua, tapi Jeno tidak bisa menerima cinta yang serius dari seorang lelaki.
Begitu Jeno mengetahui apa yang ia pikirkan...hubungan di antara mereka berakhir.
Ketika tiba waktunya untuk mematikan lampu, hari sudah gelap di asrama, tapi masih ada suara yg direndahkan sesekali terdengar dari Haechan dan Shotaro, jelas mereka masih bermain game dengan headphone.
Memejamkan mata, Jaemin berbaring dengan cemas dan ada suara gemerisik di telinganya. Ketika dia membuka matanya, dia melihat bahwa tirai tempat tidurnya telah dibuka, dan sosok tinggi naik ke tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) JUST FRIENDS [NoMin]
FanfictionSemua orang tahu seberapa baik hubungan antara Jeno dan Jaemin. si kembar yg sudah seperti saudara, ya persahabatan mereka sampai membuat orang lain salah sangka. Dan disanalah seorang Jaemin terjebak dalam manis dan asam hal rumit yg disebut pera...