8

505 31 3
                                    

   Tapi bukan seperti itu...

Jaemin hampir pingsan! Mengapa tidak ada yang memberitahunya bahwa pemandian itu juga memiliki kamar hanya untuk dua orang?

Jaemin mundur selangkah dan menabrak Jeno yang ada di belakangnya.

Jeno melingkarkan lengannya di bahunya, matanya yang gelap dan sipit penuh dengan senyuman, "Sangat bersemangat? Tidak perlu terburu-buru, ayo luangkan waktumu."

“Tidak apa-apa, tidak ada orang lain?” Jaemin bertanya.

“Ya, tidak ada orang lain.” Jeno mengangguk, mengangkat wajahnya sendiri dia tersenyum, “Aku adalah bagian dari dirimu.”

Jaemin, "..."

Keyakinan yg berlebihan ini terkadang membuatnya ingin meninju Jeno.

Jeno membuka pintu dan masuk dengan Jaemin yang kaku.

Jaemin melihat ke bawah pada kolam air ditengah ruangan yg terlihat nyaman dan hangat, berbentuk lingkaran dengan bebatuan menjulang sebagai batasan, ruangan ini tidak begitu luas hingga kolam itu hampir menghabiskan tempat.

'seberapa dalam?.'  Jaemin menerka untuk kelancaran rencananya.

"Jangan gugup, aku tidak akan menertawakan mu... Atau apakah kamu takut aku akan memaksamu melakukan sesuatu seperti orang mesum di Internet?" Jeno mengerutkan ekspresinya saat mengatakan itu dan berhenti sejenak, lalu dengan lembut melanjutkan seolah menyakinkan dan berusaha membuatnya nyaman, "Jangan takut, itu tidak akan terjadi."

Jaemin melirik Jeno, sungguh tragis bahwa Jeno tidak bisa melihat siapa yang mesum di antara mereka berdua.

Jaemin sudah setuju tadi dan akan terlalu aneh untuk terus menghindar dan beralasan.

Pasrah, Jaemin mengamati perabotan di pemandian ganda ini, lalu dia mulai melepas kemeja dari dirinya sendiri. Kemudian dia mengangkat bulu matanya yang gelap dan tebal dan menemukan bahwa Jeno hanya berdiri diam menatapnya.

“Apa yang kamu lihat, kenapa kamu tidak bergerak, tidak mandi?” Jaemin bertanya.

Jeno berkedip dan mulai bergerak perlahan setelah teguran dari Jaemin. Dan saat Jeno sedang berkemas, jaemin dengan cepat melepaskan celananya dan melompat ke dalam air, memejamkan mata pura-pura beristirahat.

Meski pun mereka tidak benar-benar telanjang bulat, sepotong celana dalam yg ketat sama sekali tidak dapat dijadikan jaminan!

Berpura-pura buta adalah cara yg tepat untuk persahabatan jangka panjang mereka saat ini!.

Rencananya adalah dia akan membuka matanya Ketika Jeno sudah memasuki air, sehingga dia hanya akan melihat tubuh bagian atas Jeno di atas permukaan air hingga dirinya bisa mengendalikan diri.

Namun ide cemerlangnya tenggelam begitu pipinya dicubit oleh sepasang tangan besar.

Tangan itu mengusap pipi Jaemin membentuk lingkaran, dan mencoba menekannya, menyebabkan bibir Jaemin mengerut.

Jaemin tidak bisa berpura-pura buta dalam situasi ini, dia membuka matanya penuh tanda tanya dan melihat Jeno yang berdiri di samping kolam, membungkuk dan mengulurkan tangan untuk menggosok wajahnya.

Jaemin merasa bahwa pada saat ini, dia bukan lagi siswa sekolah hukum, tetapi aktor berbakat di departemen pertunjukan.

Tentu saja, tangan Jeno yang menekan wajahnya dan membuat ekspresinya berubah juga sangat membantunya.

Jaemin mengerutkan kening sambil menekan suaranya, "Apa yang kamu lakukan?"

Jeno tertawa, "Tidakkah kamu selalu mengatakan bahwa aku seorang hooligan." Jeno si dewa laki-laki berhati dingin di mata orang lain, mengedipkan mata pada Jaemin dengan tatapan serius, "Maka ayo kita bermain Hooligan! kamu bisa Memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas dendam."

(Not) JUST FRIENDS [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang