Malam semakin pekat, dan bahkan di kota metropolitan yang ramai, ada tempat-tempat redup yang tidak pernah diterangi lampu.
Dua pemuda berjalan bersama di jalan yang gelap, bertukar pikiran tentang pergi keluar dan bersenang-senang malam ini.
“Yang aku temukan kali ini sangat seru, centil, dan indah. Erangannya seperti nyanyian, kau bisa mencobanya lain kali.” ucap salah satu pemuda itu dengan kotor.
Temanya menggelengkan kepala, "yang kau coba itu terlalu mahal, tidak apa-apa yg lebih murah juga aku menikmatinya hehe"
"Oke," pemuda itu menyisir rambutnya dengan sok, senyum muncul di wajahnya yang celaka, "Gadis itu berkata aku tampan, omong kosong. Tentu saja, lagipula Siap aku? Bahkan tanpa dia mengatakannya pun aku ini seratus kali lebih tampan dari Jaemin si banci itu. Cih gadis-gadis di sekolah itu benar-benar buta!"
Temannya mengangguk dengan penuh menyanjung dan bicara dengan jijik, "Bagaimana mungkin dirimu bisa dibandingkan dengan lelaki melambai sepertinya? Itu merendahkan harga dirimu. Dia hanya nona muda dengan kulit putih seperti perempuan. Itu bukan laki-laki."
Keduanya asik mengobrol memakai dan menghina seseorang yg tidak ada disana dengan senang dan tercela hingga keduanya tidak memperhatikan sesosok tinggi yg muncul dihadapan mereka.
Sampai tiba-tiba mereka ditendang hingga tersungkur ke tanah, keduanya tercengang.
"Siapa kau, apa kau gila!" Kata si pemuda itu dengan marah.
Tidak ada yg akan terima jika tiba-tiba dipukuli tanpa alasan oleh orang yg tidak dikenal. mereka segera bangkit dan bergegas berniat membalas si penyerang.
Dua lawan satu, mereka akan memberi orang kurang ajar ini pelajaran hingga menyesal pernah dilahirkan!
Tapi serangan itu dibelokkan dengan ringan. cahayanya terlalu redup, dan mereka tidak bisa melihat bagaimana orang di sisi lain bergerak.
_
“Ya, kenapa berhenti bicara?” Jeno menginjak punggung kedua pemuda yg menumpuk tak berdaya itu seraya mencibir.
"Batuk ..." Pria yang tadinya sangat arogan gemetar sekarang merasa ketakutan dia bicara dengan sopan, "Aku tidak punya masalah dengan mu, mengapa kamu menyerang kami. apakah kamu salah orang saudara? "
“Tidak bersalah” Jeno mengulangi kata-kata ini, kakinya menjadi lebih kuat, dan orang yang diinjaknya mengeluarkan teriakan yang menyakitkan, “Ketika kalian bersembunyi di forum anonim dan menyerang orang lain, apakah kalian berani mengaku? "
Setelah mendengar itu dua orang ini mengerti, "kamu melakukan ini untuk Jaemin? Kamu... Bagaimana kamu tahu itu kami, lagi pula itu forum anonim, kamu salah orang- Aarg!!!." Mereka mengerang dengan sangat menyakitkan bahkan sampai matannya memerah menggulung keatas.
Jeno mengangkat kakinya, "Kurasa tanganku kotor karena memukulmu.” ia mencibir, "Cih seperti binatang yg kepanasan, kalian bahkan tidak mampu mengendalikan tubuh bagian bawah kalian yg kotor, itu memang hanya pantas digunakan pada toilet umum. sampah hina seperti kalian masih berani merendahkan orang lain, tidakkah kalian bercermin?."
Tidak ada yang melewati jalan terpencil dan gelap, dan tidak ada yang melihat pertarungan ini dengan celah kekuatan yang besar.
Jeno mengakhiri pertarungan, dan hendak pergi ketika dia mendengar suara dari keduanya yang tidak bisa menahan kebencian mereka, "Kalian berdua laki-laki, untuk apa berpura-pura... Kita kotor dan hina karena tidak bisa mengendalikan tubuh bagian bawah, lalu bagaimana denganmu? Apakah Jaemin sangat baik? Kau begitu protektif, berapa ronde kalian bisa melakukannya? Bukankah katamu si banci itu juga lelaki, lalu apakah benda diantara kakinya itu hanya hiasan? Hah! Kau sendiri bahkan tidak bisa memuaskan hasratnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) JUST FRIENDS [NoMin]
FanfictionSemua orang tahu seberapa baik hubungan antara Jeno dan Jaemin. si kembar yg sudah seperti saudara, ya persahabatan mereka sampai membuat orang lain salah sangka. Dan disanalah seorang Jaemin terjebak dalam manis dan asam hal rumit yg disebut pera...