6 : CHÂTEAU DE GIEDENSERA

359 38 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah guyuran hujan itu, seorang pria berjubah hitam memacu kuda nya dengan sangat cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di bawah guyuran hujan itu, seorang pria berjubah hitam memacu kuda nya dengan sangat cepat. Ia menerobos guyuran air yang datang dari langit untuk memenuhi tujuannya yaitu berada di sisi Rosaline.

Begitu menginjakkan kaki di Giedensera Castle, kilatan petir datang seolah menyambut kedatangan Helios. Helios segera turun dari kuda yang ia tunggangi lalu mengikatnya di sebuah tempat agar kuda tersebut tidak kehujanan.

Helios melepas kembali jubah hitam nya lalu menaruh nya sembarangan di atas jerami dan segera bergegas pergi ke dalam kastil Giedensera.

Seolah sudah terbiasa dengan kedatangan Helios, dua prajurit penjaga pintu pun mempersilahkan Helios untuk masuk. Ini lantaran Helios adalah salah satu orang kepercayaan Kyros, maka dari itu hal ini bukanlah masalah.

Sementara itu Rosaline sedang duduk sembari menyisir rambut nya sendiri di hadapan cermin di kamar masa kecil nya sebelum pindah ke Valcke Palace. "Sebentar lagi aku akan debut di pesta dansa sebagai calon berlian yang dijadikan sebagai pendamping hidup." Rosaline menghela nafas, "Ayo lah, ini bukan zaman kakek dan nenek yang harus dijodohkan. Bukankah lebih baik kau menikmati masa muda mu?" Rosaline menggerutu sendiri.

Suara ketukan pintu terdengar, Rosaline menaruh sisir di atas nakas lalu beranjak untuk membuka pintu. Beruntung ia belum berganti pakaian dan masih menggunakan gaun.

"Your Highness, Princess Rosaline." pelayan wanita itu membungkukkan badan memberi hormat kepada Rosaline.

"Ada apa?" tanya Rosaline sedikit penasaran.

"Sir Helios Breisacher datang menyusul anda Princess, sekarang dia ada di bawah bersama His Royal Highness, Prince Aeros dan Her Royal Highness, Princess Everdeen."

"Terima kasih. Bilang kepada nya aku akan segera turun."

"Baiklah, Princess." pelayan wanita itu berjalan mundur sembari menundukkan kepala lalu segera melaksanakan perintah Rosaline.

Rosaline terkejut dengan kedatangan Helios. Helios rela menerobos hujan badai demi dirinya― akan tetapi seketika perlakuan Helios di perpustakaan istana memenuhi isi pikiran nya. "Apakah dia tidak merasakan canggung seperti ku? Helios memang manusia yang tidak memiliki perasaan dan selalu datar." Rosaline seperti melupakan sesuatu tetapi ia tidak ingat. Kemudian Rosaline berbicara pada dirinya sendiri lalu menyusul Helios di bawah.

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang