82 : GUERRE INTÉRIEURE

86 12 1
                                    

Katedral dengan nuansa klasik dipenuhi oleh para kaum aristokrat yang mendapat undangan resmi dari kerajaan sebagai hadiah karena telah bersetia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katedral dengan nuansa klasik dipenuhi oleh para kaum aristokrat yang mendapat undangan resmi dari kerajaan sebagai hadiah karena telah bersetia. Terpancar ciri khas kemewahan yang dikenakan oleh bangsawan karena mereka akan menghadiri upacara resmi.

Para bangsawan berdiri di sebuah kursi diantara karpet merah yang membentang di tengahnya menuju singgasana seorang Raja. Heningnya suara katedral menambah khidmat dengan lilin-lilin yang menyala.

Duncan de Linbergh berjalan ditengah altar diatas karpet merah yang arahnya menuju tempat dimana Raja berdiri dihadapannya― memakai jubah berwarna hitam dan emas dengan hiasan bulu ermine di tepi jubah, tidak lupa aksesoris berupa lambang tanda kehormatan tertinggi yang ia letakkan di dada.

Penuh dengan wibawa tegap karena ia adalah komandan sekaligus bangsawan yang disegani. Tokoh terkenal dalam Tirion Kingdom menjadikan dirinya memiliki banyak panutan.

Tampak wajah kagum kaum bangsawan yang menghadiri upacara pengangkatan resmi Duncan de Linbergh menjadi seorang Duke, beberapa dari mereka meyakini bahwa Duncan terlahir menjadi serigala yang sendirian―buas tanpa didampingi siapapun. Bahkan tanpa kehadiran putra tercinta, Lauren de Linbergh.

Ada banyak desas-desus sejak Duncan selalu menghadiri perjamuan tanpa didampingi putra nya, beberapa dari mereka bergosip bahwa hubungan ayah dan anak itu tidak akur―akan tetapi Duncan menganggapnya sebagai angin lewat saja, sebab dirinya berfokus kepada strategi perang saja.

Sampailah Duncan di hadapan sang Raja, King Willem.

Duncan membungkuk hormat kepada Raja nya itu, "Your Majesty."

King Willem dengan kesadaran penuh mengangkat Duncan menjadi Duke karena dedikasinya kepada negara. Ia menganggap Duncan adalah pahlawan masa kini karena telah berhasil mengalahkan musuh dan mempertahankan wilayah yang selama ini diperebutkan.

"Ku anugrahkan kau sebuah lencana Duque honorario de Tirion―lambang kekuasaan, kekayaan, dan kemurnian." King Willem memasangkan lencana kehormatan itu kepada Duncan.

Duncan tersenyum lebar, impiannya selama ini menjadi kenyataan. "Terima kasih Your Majesty, God Save the King." Duncan berlutut hormat kepada King Willem.

Salah satu ksatria memberikan pedang kepada King Willem untuk sumpah pedang.

Seseorang yang berlutut di hadapannya adalah tradisi yang penuh makna dan simbolisme. Mereka menandakan kesetiaan, ketaatan, kemudian penyerahan diri untuk mematuhi perintah Raja demi kesejahteraan kerajaan.

Duncan telah disumpah pedang oleh King Willem.

Suara lantunan musik klasik pun mulai terdengar, menandakan perjamuan khusus akan segera dimulai sebentar lagi untuk memeriahkan gelar baru Duncan de Linbergh.

"Bangkitlah, Lord Linbergh." perintah King Willem kepada Duncan.

Duncan pun bangkit, "Aku akan menyerahkan jiwa ragaku untuk kerajaan ini, Your Majesty. Aku atau keturunanku tidak akan mengecewakanmu, aku bersumpah dengan darahku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang