65 : GRAND DÉSORDRE

145 19 0
                                    

Bertahun-tahun ia diam bukan berarti Helios tidak melakukan apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertahun-tahun ia diam bukan berarti Helios tidak melakukan apa-apa. Di sebuah ruangan dengan pencahayaan minim, Helios membuat sebuah struktur di papan tulis berisi strategi mengenai pengambilan alih hak kuasa nya sebagai seorang Marquess. Melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain membuat nya cukup memakan waktu yang lama, sebab Duncan de Linbergh bukanlah orang yang mudah untuk dikelabuhi.

Penuh coretan dan tulisan itu lah yang ada di papan tulis tersebut.

Mengerjakannya sendirian tanpa dibantu orang lain atau pun Rosaline memang keinginan nya. Ia tidak ingin menyeret siapapun ke dalam rencana yang mungkin bisa menghilangkan nyawa nya. "Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya." salah satu prinsip yang dipegang oleh Helios.

"Beberapa rumah pendukung politik beserta keluarga kerajaan, ini yang masih membuat rencana ku terhenti disini. Karena percuma saja jika aku berhasil membunuh Duncan namun tidak mendapatkan kepercayaan siapapun, bisa-bisa aku di kudeta nanti nya. Mari bermain secara halus..." Helios menghela nafas kasar sembari berkacak pinggang.

"Butuh seseorang yang bisa memasuki parlemen..." pikir Helios yang hanya bisa tertuju pada satu orang. "Tidak mungkin orang itu bisa dipercaya."

Helios yakin ia bisa meraih impian nya, dengan begitu Rosaline akan kembali akur bersama keluarga nya.

Menggengam pedang yang sudah lama tidak digunakan membuat Helios merindukan bagaimana menjadi seorang ksatria.

Helios kemudian meletakkan pedang nya kembali lalu berjalan keluar menuju kamar.

Disana ia melihat Rosaline tengah tertidur pulas. Mungkin karena semalam Rosaline tidak bisa tertidur dikarenakan perut nya yang membesar― senyuman kecil tampak terpampang jelas di bibir Helios.

Tak ingin menganggu, Helios pun melangkahkan kaki untuk melihat putra nya Caerios.

Caerios sedang di dalam box tidur nya bermain mainan-mainan berukuran kecil.

"Putra ku." Helios terlihat sumringah lalu menggendong putra nya. "Biarkan ibu mu beristirahat, dia terlihat sangat lelah. Bermain bersama ayah saja, kau paham?"

Seolah paham apa yang dikatakan ayah nya, Caerios pun mengangguk.

Helios membawa Caerios pergi ke taman untuk menghirup udara segar sembari memperkenalkan alam kepada putra nya itu.

Tiba-tiba salah satu pelayan bernama Ella menghampiri Helios dan Caerios, "Maaf menganggu Sir Linbergh. Ada sebuah surat untuk mu yang berasal dari Tirion."

"Valcke?" Helios terkejut.

"Benar, Sir." Ella memberikan surat itu kepada Helios.

Helios pun memberikan Caerios ke dalam gendongan pelayan nya, "Titip Caerios sebentar, aku akan kembali sebentar lagi."

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang