63 : EXTRAORDINAIRE

159 18 0
                                    

Dingin nya malam membuat Rosaline tergerak untuk berjalan-jalan di dalam rumah setelah melihat Caerios tertidur dengan nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dingin nya malam membuat Rosaline tergerak untuk berjalan-jalan di dalam rumah setelah melihat Caerios tertidur dengan nyenyak.

Helios yang sadar bahwa Rosaline keluar dari tempat tidur pun mencari keberadaan istri nya tersebut― disana ia menemukan Rosaline yang berdiri di tengah-tengah lantai dasar dibawah sorot lampu yang menyala. Helios pun menuruni tangga untuk menghampiri Rosaline.

"Rosaline." panggil Helios.

Rosaline berbalik badan kemudian tersenyum kepada Helios.

"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau merenung disini sendirian?" tanya Helios sedikit khawatir.

"Aku tidak akan berbohong padamu. Walaupun takdir yang kupilih seperti ini, sesekali aku merindukan bagaimana suasana istana yang tampak menegangkan." tatapan sendu itu nampak terlihat jelas.

Helios mengelus lembut perut Rosaline, "Aku memahami mu. Kau sudah lama tidak bertemu dengan orang tua dan saudara-saudari mu. Hingga waktu nya tiba, kau akan kembali kesana dengan terhormat tanpa merubah apapun dari kita."

Rosaline mengangguk paham.

"Ingin berdansa dengan ku?"

Malam yang sunyi, sinar lembut lampu yang menyinari ruangan itu. Dan suara yang terdengar hanyalah langkah kaki serta angin menyapu dedaunan yang berada di luar rumah.

Helios menaruh tangan nya pada pinggang Rosaline guna mencipta suasana romantis yang syahdu.

Tidak ada musik yang tersedia, namun imajinasi lah yang membuat nada-nada tampak berbunyi di telinga kedua nya.

Rosaline turut membawa kedua tangan nya pada bahu Helios.

Pasangan itu mulai bergerak dengan dansa yang sering mereka lakukan dulu saat berada di istana. Menyesuaikan gerakan masing-masing membuat kedua nya bernostalgia kepada beberapa tahun yang lalu― waktu terasa begitu cepat.

Rosaline mengubah posisi nya menjadi memeluk Helios, akan tetapi kedua kaki nya masih bergerak. "Aku siap menghadapi masalah sehebat apapun, asalkan bukan kehilangan dirimu. Bagaimana aku bisa hidup tanpamu, kau adalah hidupku dan impianku. Setiap hari aku mendambakan cintamu, aku menginginkanmu di hatiku selamanya..."

Dansa terhenti saat Helios membalas pelukan Rosaline. "Pundakku mungkin takkan selalu ada saat kau bersedih dan menangis, tapi cintaku akan selalu ada untukmu― kau ingat perkataan ku dulu? Saat aku jatuh untuk pertama kalinya, aku merasa berbeda karena aku jatuh cinta padamu. Kemudian kau berkata 'Aku akan menjadi orang yang akan mendorongmu untuk terus berjuang jika kau membiarkanku masuk ke dalam hatimu.' dan lihat lah sekarang... Aku bersama mu."

Kedua nya tertawa bersama.

*****

Tirion Kingdom |

Lauren de Linbergh masih berstatus sama. Ia tidak memiliki keinginan untuk menikah atau pun memiliki anak. Kemudian hubungan nya bersama Duncan pun semakin hari semakin memanas sebab tiada hari tanpa bertengkar.

Tanpa diketahui oleh Duncan dan memberi titah kepada orang kepercayaan, diam-diam Lauren mencari keberadaan Helios dan Rosaline. "Mereka sangat sulit ditemukan." berkali-kali Lauren mencari namun hasil nya selalu gagal.

Suara ketukan pintu pun terdengar. Lauren pun mengabaikan nya karena sudah pasti itu Duncan yang menawari nya beberapa wanita untuk dijadikan tunangan.

Pintu terbuka dan benar dugaan Lauren.

"Anak keras kepala! Apa yang kau lakukan?"

"Ayah tidak perlu berbasa-basi."

"Bagus lah jika kau paham." Duncan melipat kedua tangan nya di depan dada. "Sampai kapan kau harus merenungi cinta mu yang sudah berakhir itu?"

"Tidak tahu. Jika bukan karena ayah, aku sudah menikah dengan nya."

"Kau masih menyalahkanku atas apa yang terjadi? Dia yang memilih pilihannya menjadikan kapten militer sebagai suami nya alih-alih seorang Marquess di masa depan. Lagipula kalian sudah tidak bertemu selama beberapa tahun, jadi untuk apa?"

"Karena aku tidak pernah bertemu dengan nya dan keparat itu tidak mengizinkannya!"

"Memang seharusnya seperti itu sebab kau bukanlah siapa-siapa nya. Dia suami nya."

"Aku akan menemukan nya!"

"Kau tidak akan menemukan nya." nada Duncan sedikit tegas.

"Apa?"

"Kau tidak akan bertemu dengan nya lagi bahkan jika seratus tahun kau mencari nya pun itu akan menjadi sia-sia."

"Apa maksud ayah? Ayah merahasiakan sesuatu dari ku?" Lauren mulai menaruh curiga.

"Tidak. Untuk apa?"

Lauren memilih mengganti topik yang lain, "Aku ingin bertanya pada ayah. Apakah ayah akan memberi kekuasaan pada Helios jika ia berlutut di hadapanmu?"

"Aku akan membunuh nya."

"Sekejam itu kah?"

"Ya. Itu adalah tujuan yang sudah ada sejak awal. Tidak ada yang akan pernah berubah."

"Lalu bagaimana jika ia yang membunuhmu?"

"Itu tidak akan pernah terjadi. Sama seperti imajinasi mu untuk bertemu dengan wanita itu."

"Ayah sangat percaya diri." Lauren bangkit dari kursi nya lalu melangkahkan kaki menuju lebih dekat ke arah Duncan, "Aku akan membuktikan ucapan ayah apakah aku berhasil menemukannya... Aku akan menemukan Astoria! Beri tugas-tugas ku kepada sekretaris, aku akan pergi. Sekarang."

"Sekarang?"

"Ambisi ku untuk bertemu dengan nya kembali menggebu-gebu. Jangan ganggu aku."

"Aku akan memberi mu kemudahan. Kapten Ledger sedang ada di Tirion."

Lauren pun keluar sembari mendobrak pintu.

Duncan tertawa miris, senyum licik sangat terlihat di bibir nya seolah menyembunyikan suatu fakta yang besar. "Sangat keras kepala dan percaya diri. Dia benar-benar putra ku..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!🤍

@N.Z.K

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang