76 : DES PROMESSES À TENIR

149 26 1
                                    

Lauren menemukan Helios dan Rosaline yang sedang berada di dekat balai kota menikmati waktu berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lauren menemukan Helios dan Rosaline yang sedang berada di dekat balai kota menikmati waktu berdua.

Tanpa berniat menganggu, Lauren dengan berat hati akan menyampaikan kabar bahwa ia akan mempercepat perjalanan guna mencari keamanan.

"Maaf menganggu waktu nya." ucap Lauren yang datang tiba-tiba.

"Lord Linbergh?" Rosaline mengucapkan kata terlebih dahulu.

"Bisakah aku berbicara empat mata saja dengan Helios, Your Highness?" tanya Lauren ramah.

Rosaline mengalihkan pandangan ke arah Helios.

"Baiklah." Helios mengiyakan, "Rosaline, tunggu sebentar."

Rosaline mempersilahkan.

Kedua pria itu melangkah sedikit jauh dari tempat dimana Rosaline berdiri.

"Bagaimana dengan His Highness Prince Aragorn?" Helios masih mengira Lauren akan membicarakan saudara kandung istri nya itu.

"Bukan hanya itu yang ingin ku bicarakan. Tapi ada sesuatu yang lebih penting dari ini semua." Lauren mengambil nafas sejenak, "Aku sudah bertemu dengan His Highness namun tampaknya itu tidak membuahkan hasil yang bagus, sebab aku hanya melihat kekecewaan dari bola mata nya. Namun berbeda dengan istrinya, setidaknya kau masih memiliki harapan kecil."

"Lady Abigaia?"

"Hm." Lauren mengangguk.

"Kau harus segera mendamaikan kedua bersaudara itu Helios. Karena kau dan aku akan berangkat secepatnya ke Tirion, lusa."

"Lusa? Apa maksudmu?" Helios terkejut.

"Ada banyak masalah, salah satu nya adalah faktor musim dingin yang akan datang. Lalu perjalanan akan melewati Skylesice dan sudah pasti kau paham. Ini lah satu-satu nya kesempatan Helios― saat pelantikan dewan nanti kau harus sudah siap dengan segala nya. Jika tidak ada aku, maka kau harus memulai dengan menjalin relasi melalui rumah-rumah besar dan itu tidak mungkin sebab reputasi mu begitu buruk disana."

"Kau bisa dipercaya bukan?"

"Atas nama ibu ku, tidak ada niat pengkhianatan disini."

"Ada banyak dewan baru yang berasal dari rumah besar ditambah kekuasaan Duncan de Linbergh semakin besar sebab ia adalah penyandang gelar The Golden Rose of Tirion. Bisa saja dengan sekali pengorbanannya, Duncan akan diangkat menjadi Duke. Banyaknya ksatria handal dan kekuatan militer dibawah tangan nya menjadikan pria itu seperti singa."

"Kau mengakui ayahku?"

"Disini aku mengakui bahwa mendiang ayahku terlalu bodoh karena percaya pada seseorang yang akan menusuknya dari belakang." Helios menatap tajam Lauren. "Dan bisa jadi saat Tirion, kau menancapkan pedang kedalam dada ku."

"Itu lah mengapa sifat kebodohan ayahmu turun kepadamu Helios. Kau mengira aku akan menusukmu dari belakang setelah ayahku membunuh anak dan wanita yang kucintai? Apa aku harus diam saja? Apa aku harus menyaksikan ia bahagia di atas darah yang tergenang? Apakah aku harus berdansa di tengah mayat-mayat yang berteriak atas nama dendam? Dan apakah aku harus termenung setelah wanita yang kucintai telah tiada? Pikirkan itu Helios!" wajah Lauren mengeras, ia menunjuk Helios dengan jari telunjuknya agar pria dihadapannya itu percaya pada ucapannya.

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang