43 : LE PROCHAIN ​​PLAN

183 21 1
                                    

Dengan berat hati Duncan menepati janji nya untuk merestui Lauren bersama cucu dari mantan panglima perang Valcke yaitu Astoria Frantz― akan tetapi, Duncan tetaplah Duncan sebab ia ingin merencanakan sesuatu agar Astoria lah yang terlebih dahulu m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan berat hati Duncan menepati janji nya untuk merestui Lauren bersama cucu dari mantan panglima perang Valcke yaitu Astoria Frantz― akan tetapi, Duncan tetaplah Duncan sebab ia ingin merencanakan sesuatu agar Astoria lah yang terlebih dahulu menjauhi putra satu-satu nya itu. "kapten Garret Frank Ledger harus secepatnya berada disana." batin Duncan yang berada di kereta kuda berhadapan dengan Lauren yang masih menulis surat lamaran untuk Astoria.

"Kau harus menepati janji mu, ayah. Bagaimana pun ia adalah wanita pilihanku yang akan menjadi Marchioness Linbergh selanjutnya. Sebab, bagaimana pun Helios tidak akan bisa mengambil apa yang sudah menjadi milik ku."

"Baiklah, aku akan merestui mu bersama Miss Frantz." bohong Duncan.

Duncan melirik pada sebuah kertas yang ditulis oleh Lauren.

[ "Love is a sacred bond that must be expressed in the form of marriage.  I won't play around with that word. So, will you be with me to establish that sacred bond? Don't destroy me by refusing to let me be your husband.  Be my wife, be the sun in my house forever."

- Lauren de Linbergh ]

"Tanda tangan dibawah ini, ayah adalah Marquess Linbergh."

"Untuk apa?" tanya Duncan dengan tatapan sinis.

"Agar Astoria tahu bahwa kau merestui hubunganku."

"Kau-kau, sangat tidak sopan!" Duncan lalu menandatangani surat yang ditulis oleh Lauren, "Sungguh berlebihan mengingat kau adalah putra ku satu-satu nya, yang kudidik dengan sempurna namun sekarang telah tunduk terhadap seorang wanita." Duncan menghela nafas.

"Tidak dapat dipungkiri aku adalah darahmu. Jika menyesal hanya memiliki satu anak, mengapa ayah tidak mengadopsi anak saja?" tanya Lauren santai.

"Ibu mu meninggal karena melahirkanmu, keparat. Bagaimana bisa aku mengadopsi anak yang bukan darah daging ku sendiri?"

Lauren membuang wajah nya malas ke arah luar jendela sembari menggengam secarik kertas lamaran kepada Astoria.

Duncan tersenyum penuh kemenangan dalam hati. Karena beberapa waktu lalu, ia memberi perintah pada salah satu anak buah nya untuk kembali ke Tirion terlebih dahulu untuk menyampaikan pesan kepada kapten Garret Ledger, seorang tentara dibawah naungan Duncan untuk segera melamar Astoria tanpa tolakan apapun.

"Yakinkah dia setia kepadamu? Aku akan menjadi nomor satu yang tertawa jika sesuatu terjadi, my son." cemooh Duncan.

Lauren meruncingkan kedua bola mata nya menatap sang ayah, "Aku mengenal mu, tentu saja karena aku putra mu. Tetapi aku sangat memohon kepadamu dengan sungguh-sungguh, jangan rusak kebahagiaanku sekali ini saja. Biarkan aku membuat keluarga ku sendiri." Lauren memperingatkan Duncan.

Duncan mengangguk paham, "Ya, baiklah..." bohong Duncan, "Tetapi sebelum itu kau harus tetap kembali ke Tirion terlebih dahulu. His Majesty, ingin menemuimu untuk menyeleksi apakah kau pantas menjadi dewan kerajaan."

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang