35 : LUTTE D'AMOUR

252 23 3
                                    

Setelah menemui Zandov Frantz, baik Helios atau pun Rosaline berada jauh dari barak militer untuk membicarakan sesuatu yang penting perihal kelanjutan hubungan antara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemui Zandov Frantz, baik Helios atau pun Rosaline berada jauh dari barak militer untuk membicarakan sesuatu yang penting perihal kelanjutan hubungan antara mereka.

Semilir angin menyapu mereka dengan kicauan suara burung yang menyapa telinga. Ditambah udara dingin menandakan bahwa sebentar lagi musim panas akan berganti menjadi musim gugur.

Kali ini ekspresi Rosaline dan Helios tampak sangat serius.

"Kenapa tidak membicakan rencana itu padaku terlebih dahulu Helios? Aku sangat terkejut." Rosaline benar-benar tidak bisa berpikir jernih.

"Aku ingin kau menjadi istriku, Rosaline. Tidak selamanya hubungan kita akan selalu seperti ini. Berada di lingkaran hitam dan tidak tahu arah jalan keluar― kau hanya perlu diam, menunggu ku tiba dengan semua hasil perjuangan yang akan kuraih demi dirimu, Rosaline." Helios melangkahkan kaki nya ke hadapan Rosaline.

"Itu tidak semudah yang kau bayangkan Helios!  Jika kau berpikir bahwa hubungan antara mu denganku berjalan lambat hingga kau takut, aku akan dijodohkan kembali maka pikiran mu salah. Aku akan tetap memilih mu sebab kau adalah pria yang ku cintai." tatapan sendu milik Rosaline terlihat kembali.

"Kukatakan padamu, Rosaline. Kau hanya perlu menunggu ku berjuang demi kehormatan, maka kau dan aku akan bersama selamanya."

"Helios―" belum sempat Rosaline mengucapkan sesuatu, Helios memotong nya dengan cepat.

"Aku sedikit bangga dengan diriku, bagaimana aku menangani semua masalah yang ada di hidup ku. Aku berjuang melawan rasa perih, merendahkan diri, menahan rasa sakit dan menghapus air mata agar dunia tahu bahwa aku baik-baik saja... Rosaline, ini bukanlah sesuatu yang dikhawatirkan."

"Helios―"

"Kemenangan tidak harus dicapai hingga akhir perjuangan, karena ketika salah satu memutuskan menyerah semua bisa berakhir dengan segera. Tinggal mereka atau kita yang akhirnya menyerah terlebih dahulu! Ingin kurangkul cintaku dan cintamu dalam ikatan sempurna Rosaline...Lebih baik berjuang hingga titik darah penghabisan daripada berakhir dalam penyesalan." Helios kacau, pikirannya hanya ada satu yaitu Rosaline.

Rosaline adalah dunia bagi Helios.

"Helios, dengarkan aku!" Rosaline menyentuh pipi serta rahang Helios, "Dengarkan aku..."

Helios siap mendengarkan Rosaline sekarang.

"Aku hanya belum siap untuk kehilanganmu, yang kau lawan bukanlah seseorang yang tak memiliki keterampilan apapun. Kau harus menghadapi konflik dua kerajaan dan itu sangat lah rumit. Ada banyak faktor yang membuatku belum siap dengan itu Helios, antara lain adalah Duncan de Linbergh, sumpah ksatria yang kau ucapkan, dan kepercayaan Tirion Kingdom padamu― ketakutan terburukku adalah kehilanganmu."

Helios menggengam tangan lalu dikecupnya sisi tangan, dekat dengan ruas jari milik Rosaline.

"Kau ingat yang kau katakan saat kita berlatih dansa sebelum Debutante Ball mu Rosaline? Yang kau katakan padaku adalah 'apa pun perubahan positif yang ingin kau buat dalam hidup, penerimaan tentang bagaimana dan di mana kau berada saat ini adalah satu di antara kunci untuk bergerak maju. Dan aku tetap disana untuk mendukung mu.' ― namun saat itu aku tak merespon perkataanmu karena aku bingung. Dan sekarang lah aku ingin mengatakan bahwa kau harus mendukung ku."

Rosaline terdiam namun kedua bola mata nya berkaca-kaca.

"Jika waktuku berhenti maka tidak ada lagi yang akan aku sesali karena semuanya telah kucoba dan saat ini ketika nikmat hidup masih aku dapati maka aku akan mengerjakan semua yang sudah menjadi tanggung jawabku."

Rosaline memeluk Helios dengan erat ke dalam dekapannya.

"Bersama-sama telah membuatku menjadi pria seperti sekarang ini dan aku selamanya bersyukur bahwa kita menemukan satu sama lain." Helios membalas pelukan Rosaline sembari mengusap lembut rambut wanita-nya itu.

" Helios membalas pelukan Rosaline sembari mengusap lembut rambut wanita-nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Sudah berhari-hari semenjak Lauren menyelamatkan Astoria.

Akan tetapi ekspektasi untuk masuk ke dalam barak militer bersama Astoria tidak menunjukkan hasil yang bagus sebab di tengah jalan saat sudah dekat menuju barak militer, Astoria memilih turun dan mengabaikan Lauren setelah mengucapkan terima kasih.

Entah mengapa obsesi nya untuk mendapatkan Rosaline mulai berkurang, Lauren lebih suka berpikir tentang Astoria. Gadis manis berambut hitam yang menjengkelkan, menurut Lauren.

Lauren dengan penuh kesadaran penuh pun nekat masuk ke barak militer mengabaikan respon Helios. Namun kali ini ia tidak melihat keberadaan ksatria Valcke tersebut.

Sementara itu Astoria baru saja kelar dari rumah setelah mengurus kakek nya yang sakit. Ia berniat untuk memetik sebuah bunga berjenis heather. Faktanya, heather memiliki peran luar biasa dalam mengurangi debu dan perlindungan lingkungan, menyerap gas berbahaya, mengurangi gangguan, dan mempercantik lingkungan. Maka dari itu Astoria ingin memetiknya.

Ia melangkahkan kaki menuju kandang kuda sembari membawa keranjang. Namun langkah nya terhenti ketika melihat Lauren disana sembari melambaikan tangan mengapa Astoria.

"Halo, Marchioness-ku." sapa Lauren.

Astoria menajamkan mata nya menatap Lauren sinis, "Kenapa kau berada disini?"

"Menemui mu, tampaknya kau ingin pergi ke suatu tempat. Bolehkah aku ikut?" Lauren mendekat ke arah Astoria berada.

Astoria berpikir mungkin saja Lauren bisa diandalkan, "Baiklah. Tampaknya berjalan kaki lebih baik." Astoria mengurungkan niat nya untuk menunggangi kuda dan memilih berjalan.

"Luka mu bagaimana?"

"Tidak masalah, itu bukan apa-apa dibanding kehidupanku." Astoria berjalan terlebih dahulu, "Cepat!"

Lauren pun kegirangan dan mengikuti Astoria dari belakang.

"Bukankah ini pelanggaran etika? Aku adalah bangsawan, bagaimana kau bisa menyuruhku berjalan di belakangmu?" Lauren memulai obrolan yang memancing peperangan kembali sebab itu menyenangkan.

"Lord Lauren de Linbergh, berjalan lah didepan rakyat biasa ini." Astoria menghela nafas kemudian memutar bola mata nya malas.

Lauren kemudian berdiri tempat di sebelah Astoria, "Bukankah berdampingan lebih baik?"

"Gila." Astoria lalu memberikan keranjang itu kepada Lauren lalu melangkahkan kaki dengan cepat menuju padang rumput perbukitan.

Lauren tertawa. Namun itu tidak terlalu lama sebab ia merasakan mata-mata yang sedang memperhatikannya, Lauren menoleh ke segala arah kemudian memilih mengabaikan nya dan menyusul Astoria.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!❤️

@N.Z.K

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang