55 : EST-CE LA FIN?

181 23 1
                                    

Sampai lah mereka di selat antara penghubung Riverstock dan Skylesice setelah menunggangi kuda beberapa jam sekaligus menunggu hujan reda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai lah mereka di selat antara penghubung Riverstock dan Skylesice setelah menunggangi kuda beberapa jam sekaligus menunggu hujan reda.

"Kenapa kau ingin menikah denganku dibawah aurora?" tanya Rosaline yang mengenakan jubah hitam untuk menutupi identitas nya sembari menunggu kapal berlabuh.

"Alasan pertama sudah pasti Skylesice yang mendapat kabar paling akhir jika terjadi sesuatu di kerajaan. Disana, kau bisa menunggu di rumah milik keluarga mu, The Duke of Skylesice sedangkan aku akan mengurus sisa nya untuk pernikahan kita― aku akan mencari tempat tinggal yang baik, rumah yang indah, pemandangan yang memukau, menenangkan, burung-burung berkicau seperti alunan musik, dan kau bisa menghabiskan uang ku sebab aku tak masalah jika itu dirimu, Rosaline."

Rosaline refleks tertawa, "Yang kedua?"

"Aurora indah bukan? Aku ingin kau mengingat pernikahan kita selama nya. Dengan begitu pernikahan antara kau dan aku akan berkesan. Aku tidak akan pernah berpaling darimu, aku tidak akan pernah membuatmu menangis, aku akan mencintaimu bahkan setelah kita tiada." Helios tersenyum manis.

"Berjanjilah padaku, kau akan selalu ingat bahwa kau lebih berani, lebih kuat, dan lebih pintar dari yang kau kira."

"Aku berjanji."

"Menggemaskan."

Setelah menunggu akhirnya kedua pasangan itu berhasil menaiki kapal.

Semilir angin laut berwarna biru menyibak rambut halus nan lembut disertai suara ombak yang menenangkan ditambah angin segar yang menyejukkan sekaligus dingin.

Rosaline melangkahkan kaki menuju bow kapal atau bagian haluan depan kapal. Diikuti oleh Helios.

"Apakah semua akan baik-baik saja? Sudah pasti di istana nanti terjadi kehebohan. Dan setengah dari mereka akan menyalahkanmu atas kejadian ini― padahal aku juga terlibat." Rosaline menghela nafas.

"Tidak perlu dipikirkan. Selama kau berada disisi ku, aku tidak takut apapun rintangan nya Rosaline." Helios tersenyum hangat kepada Rosaline.

Rosaline refleks mengangkat sudut bibir nya membalas senyuman Helios. "Lucu rasanya mengingat masalalu. Apa kau ingat saat aku memberikan titah untuk memanggil ku 'Rosaline? Alih-alih gelarku? Jika aku mengingat itu, aku berpikir bahwa diri ku ini sungguh tergila-gila padamu Helios."

"Benar."

Kedua nya tertawa bersama.

"Kau ingin memiliki anak bersama ku?" tanya Rosaline tanpa berbasa-basi.

Helios melirik Rosaline tajam sembari menekuk dahi nya heran.

"Kau pasti terkejut dengan pertanyaan ku, jawab saja― baiklah aku yang akan membahas ini terlebih dahulu, 10? 20? 30?" gurauan Rosaline membuat Helios tidak habis pikir sekaligus tertawa.

"Apa maksudmu?" Helios geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kekasih hati nya itu.

"Ayo jawab aku. Aku penasaran."

"Pasangan yang bahagia bukanlah dua orang yang sempurna, tapi dua orang yang saling menghargai ketidaksempurnaan. Singkat nya, aku akan menghargai pemberian Tuhan dan juga menghargai keputusan mu. Karena kau yang memiliki tubuh itu, lagipula yang terpenting adalah kau, Rosaline."

Rosaline terharu mendengar pernyataan Helios. "Baiklah!"

"Kau sudah makan?"

"Aku tidak bernafsu makan." Rosaline menghela nafas.

Helios mengeluarkan sebuah roti dari saku nya. "Makan lah, apa perlu aku menyuapi mu?"

Rosaline segera mengambil roti dari tangan Helios lalu memakannya. "Tapi bukankah aku harus terlihat kurus dan cantik di hari pernikahanku? Ini untuk mu saja." Rosaline memberikan sisa setengah roti kepada Helios kembali.

"Tua atau muda, cantik atau tidak, bertubuh ideal atau bukan― yang kucintai adalah jiwa mu Rosaline. Arti cinta sesungguhnya adalah saling menerima apa adanya dan selalu setia. Adanya aku, untuk melengkapimu, begitu juga sebaliknya. Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tapi karena siapa aku saat bersamamu."

Rosaline tidak bisa jika ia tidak jatuh cinta pada Helios. Setiap kata yang Helios ucapkan seolah membuat dirinya terguncang.

Kapal pun berlabuh menandakan mereka akan semakin dekat tujuan.

"Ketika kita kembali, kita akan membawa pulang kebahagiaan dan kebijaksanaan yang kita temukan di perjalanan ini."

Helios dan Rosaline kompak melihat wilayah Riverstock yang semakin lama semakin menjauh, kemudian Rosaline menidurkan kepala nya diatas pundak Helios.

"Ketika kehidupan memberimu seratus alasan untuk menangis. Tunjukkanlah bahwa kau punya seribu alasan untuk bahagia. Jadikan hati kita selalu damai agar kita bisa membahagiakan diri kita sendiri." lirih Rosaline menatap sendu ke arah pemandangan di depan nya.

Memori-memori indah keluarga nya berputar di otak Rosaline, bagaimana canda dan tawa menjadi satu.

"Aku berjanji padamu, aku akan mengembalikan semua kepada tempat nya seperti semula tanpa merubah apapun hal antara aku dengan dirimu." perasaan Helios berkecamuk.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!❤️

@N.Z.K

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang