46 : LE CHAOS À VENIR

189 18 0
                                    

3 hari kemudian setelah kejadian dimana dosa Astoria dan Lauren disaksikan oleh orang-orang di ruangan Zandov Frantz― rombongan dari tentara Tirion hadir ke barak militer Valcke untuk suatu kepentingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 hari kemudian setelah kejadian dimana dosa Astoria dan Lauren disaksikan oleh orang-orang di ruangan Zandov Frantz― rombongan dari tentara Tirion hadir ke barak militer Valcke untuk suatu kepentingan.

Astoria dari jendela kamar nya melihat seorang pria berpakaian tentara di barisan paling depan sedang turun dari kuda nya dan mendapat penghormatan dari bawahannya, "Dia kah?" batin Astoria dengan perasaan berkecamuk.

Astoria ingin menemui seseorang yang ia percaya sekarang, entah Helios atau pun Rosaline untuk sekedar berbicara. Tapi rasanya langkah kaki nya terasa berat untuk melangkah keluar.

Sementara itu di ruangan nya, Zandov Frantz baru saja menerima pesan dari bawahannya bahwa Kapten Garret Frank Ledger dari Tirion Kingdom baru saja menginjakkan kaki di barak militer untuk menepati janji nya, menikah cucu satu-satu nya itu.

Zandov Frantz ditemani oleh orang penting lainnya yaitu bawahannya untuk membicarakan pernikahan Astoria.

Tak lama, seorang pria gagah dengan lambang kapten di pundak seragam nya masuk ke dalam ruangan Zandov― ia memberikan hormat militer kepada Zandov Frantz, "Hormat!"

Zandov memberikan hormat kembali.

"Perkenalkan, aku adalah Kapten Garret Frank Ledger dari Tirion Kingdom siap melaksanakan perintah!" Garret memperkenalkan diri dengan percaya diri kepada Zandov Frantz.

"Duduk lah." ucap salah satu orang kepercayaan Zandov.

Garret menundukkan kepala, "Tidak perlu berlama-lama Lord Frantz. Bisakah aku menemui Miss Frantz sekarang? Kudengar ini adalah misi yang harus diselesaikan dengan cepat."

Terlihat wajah lelah Zandov, ia menyerah pada keadaan karena umur nya yang sudah tua. "Panggil kan Astoria."

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Darah yang menyengat ditambah tumpukan salju yang berubah menjadi menjadi warna merah akibat sayatan demi sayatan pedang pertumpahan darah. Bau anyir menusuk hidung ditambah udara dingin yang membuat sekujur tubuh kaku.

Rosaline terkejut melihat Helios di tengah tumpukan salju. Perasaannya betkecamuk berdebar keras ketika ia mendekati tubuh Helios yang sudah terbujur kaku, dengan tusukan pedang yang menancap di dadanya― air mata mulai menggenang di kedua bola mata dan tumpah begitu saja, Rosaline segera memeluk Helios yang sudah tiada.

"Helios!" Rosaline terkejut, ia segera mengangkat kepala nya dari meja karena mendapatkan mimpi buruk, "Ya Tuhan..." Rosaline menghela nafas.

"Princess?" Elena, dayang Rosaline ikut terkejut mendengar teriakan nyonya-nya itu.

Rosaline akui ia kelelahan karena baru saja dirinya mengikuti kegiatan militer bersama Elena. "Aku bermimpi buruk, maafkan aku."

"Latihan tadi memang cukup melelahkan Your Highness. Itu wajar jika princess bermimpi buruk― apakah princess ingin teh? Aku akan membuatkannya."

"Tidak Elena, terima kasih."

Dalam hati, Elena menaruh curiga mengapa Rosaline memimpikan ksatria Valcke itu, ditambah ia menyebut nya dengan nama saja. "Mau kupanggilkan Sir Breisacher, Your Highness?" Elena memberanikan diri.

Rosaline menggelengkan kepala menandakan ia menolak. "Aku akan menemui nya secara pribadi nanti, karena untuk sekarang ia sedang melakukan pelatihan taktik tempur bersama para prajurit nya."

Helios yang bosan berbaring setelah mendapatkan luka dari Lauren de Linbergh memilih berdedikasi kembali kepada militer.

Elena mengangguk paham. "Apa aku kembali ikut bersama Jane dan Miranda untuk bergabung denganmu, Your Highness?" tanya Elena sedikit berhati-hati.

Rosaline yang peka terhadap sesuatu langsung menatap Elena tajam, "Kau sudah cukup lama mengikuti ku Elena, ini adalah kesempatanmu untuk bebas dari pekerjaanmu? Bukankah kau harus memakai kesempatan ini dengan baik?" tanya kembali Rosaline sembari tersenyum hangat.

"Kau benar Your Highness," Elena tertawa canggung, "Kalau begitu aku akan pergi ke dapur untuk mengecek apakah makanan sudah siap."

"Baiklah."

"Permisi, Your Highness." Elena membungkuk memberi hormat lalu meninggalkan ruangan.

Rosaline mengalihkan pandangan dari Elena lalu menatap kosong ke arah tembok dengan jari telunjuk nya mengetuk dasar meja. Rahasia umum bagi nya mengetahui bahwa Elena tertarik pada Helios, ini menjadikan Rosaline sedikit berhati-hati ditambah tadi Elena mendengar dirinya memanggil nama Helios tanpa embel-embel gelar nya. "Dia bisa menjadi bahaya suatu saat nanti." batin Rosaline.

Bangkit dari kursi, Rosaline memilih membuang pikirannya jauh-jauh terhadap Elena dan berpikir mengapa ia mendapatkan mimpi buruk tersebut? Rasanya sangat kacau mengingat hubungannya dengan Helios sangatlah rumit.

Rosaline ingin menemui Helios sekarang. Ia ingin memeluk nya dalam dekapan nya sekarang.

"Your Highness―" panggil Jane tiba-tiba dari arah luar.

"Jane, aku terkejut."

"Maaf, Your Highness." Jane tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi nya.

"Ada apa?"

"Rombongan militer dari Tirion Kingdom baru saja datang. Aku melihat seorang pria berpangkat kapten sangat gagah walaupun menurutku ketampanannya tidak bisa dibandingkan dengan pria-pria dari Valcke, kudengar ia adalah calon suami Miss Astoria Frantz. Bukankah mereka akan sangat cocok? Kedua nya luar biasa." Jane memilih bergosip bersama Rosaline.

"Mereka sudah datang?"

"Ya! Mereka membawakan bahan pangan dan obat-obatan herbal yang cukup banyak, kali ini tampaknya akan sangat serius." Jane berimajinasi andai dirinya yang di lamar seperti itu.

Ucapan Astoria untuk menikah dengan seorang kapten dari Tirion rupanya adalah hal serius, Rosaline memilih tidak ingin ikut campur kembali sebab itu urusan antara Astoria dan Lauren.

"Jane, apakah menurutmu mimpi buruk bisa menjadi kenyataan?" tanya Rosaline mengalihkan pembicaraan mengingat pikiran nya masih tertuju pada Helios.

Jane berpikir sejenak, "Aku percaya..."

Rosaline mulai mengubah mimik wajahnya menjadi sendu. "Mengapa?"

"Saat kecil, aku pernah bermimpi ibu ku meninggalkan ku karena ia memilih pria lain yang lebih mapan dibanding ayahku dan beberapa tahun kemudian itu terjadi, Your Highness. Maka dari itu mimpi buruk adalah pemandu, agar diri dapat menghadapi ketakutan dalam kehidupan nyata dengan keberanian dan keteguhan hati." Jane bercerita tentang hal apa yang dialami nya.

"Apa sekarang kau masih percaya?"

"Aku ingin mengatakan tidak namun entah mengapa rasanya seperti sebuah firasat. Tapi aku percaya itu adalah jalan kehidupan yang sudah menjadi bagian alur kehidupanku, Your Highness."

Rosaline tersenyum kepada Jane, "Tetap semangat ya?"

"Selalu Your Highness!" Jane meningkatkan nada keceriaan pada suara nya dengan senyum lebar.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!❤️

@N.Z.K

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang