32 : FIDÉLITÉ

222 26 1
                                    

Kereta kuda kerajaan yang sudah tiba di barak militer memicu kehebohan para tentara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kereta kuda kerajaan yang sudah tiba di barak militer memicu kehebohan para tentara.

Astoria pun turut bergabung bersama barisan para tentara mewakilkan Zandov Frantz yang tengah sakit. Astoria dengan bijak akan menyambut Rosaline dan Helios dengan penuh kehangatan, ia harus bersikap profesional. Membuang jauh-jauh perasaannya.

Pengawal dan ksatria yang dibawa oleh Rosaline mulai membantu dengan menurunkan barang-barang bantuan dari kerajaan.

Helios dan Rosaline masih di dalam kereta kuda.

"Aku yang akan membuka pintu untukmu― para tentara sudah pasti menunggu mu keluar dari kereta kuda ini, mereka akan bersorak kegirangan." Helios rasanya cemburu.

"Hati ku hanya milikmu, Helios." Rosaline tersenyum.

Helios mengambil gelang di pergelangan tangan Rosaline lalu menjatuhkannya.

Rosaline mengeryitkan alis kebingungan, "Helios!" Rosaline pun menunduk untuk mengambil gelang yang dijatuhkan Helios.

Saat Rosaline menunduk dan tidak terlihat dari jendela arah dari luar, Helios pun ikut menunduk lalu memberikan kecupan manis di bibir Rosaline.

Rosaline duduk tegap kembali lalu memasang gelang yang baru saja ia ambil. Seketika kedua bola mata nya membulat terkejut, "Kau!" tegur Rosaline pelan.

Helios terkekeh kecil lalu keluar dari kereta kuda untuk membukakan pintu.

Astoria memandang Helios dari jauh dengan jantung nya berdegup kencang. Rasanya sudah lama sekali, ia merindukannya.

Helios membuka pintu kereta kuda dan Rosaline pun menuruni kereta kuda sembari dituntut oleh Helios.

Dan benar dugaan Helios bahwa para tentara mulai bersorak kepada Rosaline, kecantikannya bagaikan sihir yang membuat semua orang disana terpesona.

Rosaline berjalan ke hadapan tentara dan Astoria sementara Helios berdiri di belakang Rosaline.

"Beri hormat kepada Her Highness, Princess Rosaline!" titah Astoria kepada para tentara.

"Selamat datang, Your Highness Princess Rosaline!" para tentara dengan suara menggelegar memberi salam hormat kepada Rosaline lalu membungkukkan tubuh.

Rosaline tersenyum dengan aura bangsawan yang sangat kental, "Terima kasih karena telah menyambut ku." walaupun diawali dengan niat agar terus bersama Helios, lambat laun Rosaline mulai merasakan bahwa niat nya untuk berdedikasi pada negara adalah tulus.

Tentara-tentara itu pun berdiri tegap kembali dengan sikap sempurna.

Astoria melakukan gerakan curtsy kepada Rosaline, "Your Highness..."

Rosaline mengajak Astoria berjabat tangan terlebih dahulu.

Astoria pun tersenyum lalu menerima jabatan tangan itu.

"Perkenalkan aku adalah Astoria Frantz, Your Highness. Maaf jika penyambutanmu berjalan kurang sempurna atau baik, Princess. Kami merasa sangat terhormat bisa berhadapan dan mendapatkan kunjungan dari mu. Aku berdoa kepada Tuhan untuk kesehatan dan kemakmuranmu yang luar biasa sehingga Your Highness dapat memimpin kami untuk waktu yang lama."

Rosaline masih tersenyum hangat, "Kau benar-benar orang yang tulus, Miss Frantz."

Astoria ikut tersenyum. Rosaline adalah orang yang luar biasa, batin nya.

Helios pun menundukkan kepala singkat untuk Astoria setelah itu mata nya tetap mengawasi Rosaline.

Astoria paham, Helios adalah orang yang sedang jatuh cinta.

Setelah penyambutan, ini lah saatnya Rosaline harus berpidato di aula.

Semua mata tertuju pada Rosaline. Ia berdiri di hadapan orang-orang sendirian.

Rosaline tidak masalah dengan hal tersebut, karena sejak kecil ia dididik untuk tampil di publik. "Hari ini, dengan penuh rasa hormat aku, Princess Rosaline of Valcke berdiri di hadapan kalian dengan pidato singkat. Sebagai seorang putri, aku menyadari bahwa tanggung jawab dan keistimewaan yang aku miliki dapat dijadikan kekuatan untuk menciptakan perubahan positif. Seperti yang kalian tahu, aku disini sebagai relawan selama beberapa hari untuk menjadikan barak militer lebih berwarna dari biasanya―"

Sorak-sorak bahagia dari para tentara pun mulai terdengar.

Rosaline terkekeh kecil melihat reaksi tentara-tentara tersebut.

Astoria memberi peringatan kepada para tentara untuk diam sejenak agar Rosaline bisa menyelesaikan pidato nya. Sementara itu, Helios berwajah masam sebab ia benar-benar terbakar api cemburu karena tentara-tentara itu melihat Rosaline dengan penuh kekaguman.

"Begitu banyak pengorbanan telah kalian berikan untuk melindungi tanah ini, dan aku, sebagai perwakilan kerajaan, bersumpah untuk selalu berada di samping kalian. Kita adalah satu keluarga, satu kesatuan yang tak terpisahkan. Mari kita perjuangkan bersama Valcke agar lebih maju dan sejahtera ke depannya!"

Suara tepuk tangan dari para tentara, Helios, Astoria, pengawal serta ksatria pun terdengar kembali.

Rosaline dengan bangga tersenyum lebar.

Alat-alat serta bahan rokok lainnya dari kerajaan mulai dibagikan oleh para pengawal kerajaan.

Rosaline berkeliling melihat kondisi barak militer yang ia akui cukup terawat dan bersih. Bersama Helios ia akan berperan layaknya anggota kerajaan sungguhan.

"Kau benar-benar luar biasa, Rosaline." ucap Helios yang berada di belakang Rosaline.

"Syukurlah." Rosaline merasa lega.

"Your Highness!" tiba-tiba seorang tentara muda menyapa Rosaline sembari membungkukkan tubuh nya.

"Halo." balas Rosaline.

"Maaf menggangu waktu mu, aku disini ingin mewakilkan para tentara hari ini. Beberapa dari mereka termasuk aku, merasa sangat bahagia karena kedatangan seorang putri yang baik hati. Your Highness bagaikan udara segar disini." tentara muda itu sedikit malu sampai pipi nya memerah.

Rosaline tertawa kecil, "Benarkah? Kalau begitu terima kasih karena telah menyambut ku penuh dengan kebahagiaan."

"Sir Helios! Aku sudah lama tidak melihat mu, bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat." jawab Helios singkat.

"Aku tahu kau sibuk Princess, kalau begitu aku permisi." tentara muda itu memberi salam hormat lalu meninggalkan Rosaline dengan perasaan gembira.

Helios menghela nafas kasar.

"Jadi siapakah yang perlu sebuah topeng sekarang?" tanya Helios kepada Rosaline, mengingat waktu itu Rosaline memberikan nya titah untuk selalu menggunakan topeng agar para wanita tidak tertarik.

"Lupakan saja." Rosaline merasa Helios sangat lucu ketika sedang cemburu.

Helios merasa suasana hati nya buruk.

"Kau marah?" tanya Rosaline gemas.

"Tidak, itu sudah kewajibanmu berdedikasi kepada rakyat. Aku akan memahami nya, hanya saja tatapan mereka membuat ku marah sebab mereka tampak ingin memiliki mu."

"Memikirkanmu sudah menjadi kebiasaan, memimpikanmu adalah kecanduan, dan mencintaimu adalah konsekuensi yang tak terhindarkan, Helios."

Helios perlahan mengangkat sudut bibir nya, "Cukup. Aku harus fokus menjaga mu."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share! ❤️

@N.Z.K

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang