42 [Rahasia Terbesar Almer]

761 35 9
                                    

42
[Rahasia Terbesar Almer]

***

Hal pertama yang Elisa lihat saat memasuki tempat itu adalah ruangan luas yang lebih mirip sebuah aula. Bahkan tempat ini lebih besar dari pada haul pertunangannya dengan Henry dulu. Elisa bertanya-tanya, berapa banyak biaya yang Almer buang untuk membangun gedung ini hanya dengan waktu singkat?

Elisa rasa terakhir kali ia menginjakkan kaki di taman, bangunan ini masih belum ada. Itu artinya, Almer membangun tempat ini dengan waktu tak kurang dari 10 hari. Bayangkan!

Tempat ini bergaya klasik. Mirip dengan bangunan dalam mansion. Berwarna mayoritas putih dengan hiasan gold di beberapa sisinya. Begitu menarik dan memanjakan mata.

Namun berbanding terbalik dengan kemegahan yang disajikan, keadaan didalamnya benar-benar kacau. Barang-barang yang ada masih sangat berantakan. Seolah sengaja dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menata.

Berbagai macam kotak beraneka ukuran tergeletak diatas lantai. Tanpa ada satupun yang terbuka. Itulah sebabnya, mengapa para pelayan yang bertugas untuk mengemasi kotak-kotak ini keluar begitu cepat dari gedung. Karena memang tak seorangpun dari mereka yang diperbolehkan oleh Almer untuk membuka isi bagian dalam kotak itu.

Alasan serupa mengapa kedua pengawal didepan terlihat curiga, saat mengetahui bahwa Elisa ditugaskan untuk menata kotak-kotak ini sekaligus.

Dug!

Sebuah kotak besar dengan isi yang tertutup rapat, tak sengaja ditendang oleh kaki Elisa. Ia mengaduh seraya berkata, "sebenarnya tempat apa ini?"

Kedua netra gelapnya menatap sekeliling tempat. Mencoba mencari sebuah benda yang menjadi fokus utama dalam misinya kali ini. Namun sejauh mata memandang ia tak berhasil menemukan sesuatu yang ia cari.

"Sebaiknya aku bergegas sebelum Almer dan para pengawalnya menemukanku."

Elisa memulai penyelidikan dengan mengeluarkan benda-benda yang ada dalam kotak. Tak memperdulikan bahwa nanti Almer akan begitu murka saat Elisa sudah lancang membuka sesuatu yang dilarang olehnya.

Memangnya sejak kapan Elisa takut dengan lelaki itu? Perlakuan Almer yang begitu manis padanya, sudah membuat ia terlena. Elisa beranggapan bahwa Almer akan selamanya bersikap baik padanya. Sebab keduanya saling mencintai.

Almer tak akan berani menyakiti Elisa. Selayaknya ia yang tak berani menyakiti lelaki itu.

Tapi, tunggu dulu!

Kepercayaan diri yang tinggi biasanya hanya akan berakhir pada penyesalan. Sebab kenyataan tak sesuai dengan ekspektasi.

Peluh di wajahnya menjadi saksi nyata betapa hati Elisa berkecamuk saat ini. Kedua alisnya semakin meruncing kala benda demi benda yang ia keluarkan sungguh diluar nalar.

"A-apa ini semua?"

Total sudah 4 kotak yang Elisa buka. Namun satupun isi didalamnya semakin membuatnya tercengang.

Kotak pertama, berisi pigora berisi foto kenangan masa lalu Almer dan Elizabeth kecil. Berbagai gaya foto dengan latar berbeda menjadi daya tarik utama dari jejeran foto tersebut. Namun bukan itu yang Elisa cari. Mengabaikan getaran dalam hati, melihat kedekatan keduanya yang terpampang bahkan sejak Almer dan Elizabeth kecil, membuat perasaan Elisa tak karuan. Walaupun tubuh ini sudah berganti kepemilikan menjadi miliknya, Elisa tetap merasakan sebuah rasa cemburu.

Kotak kedua, berisi tumpukan pakaian yang terasa begitu familiar dalam ingatannya. Oh, itu semua adalah pakaian Elizabeth yang sering gadis itu kenakan saat masih berusia 10 tahunan. Dress panjang berwarna putih, celana kain hitam, blouse hijau mini, serta beberapa setelan untuk ukuran anak-anak. Ingatan Elizabeth yang sempat tertinggal dalam pikiran Elisa, dengan mudah mengenali pakaian itu. Semua adalah pakaian favorit Elizabeth kecil.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang