9
[Tres Demonios de la Muerte]***
Almer menatap dengan penuh amarah tiga sosok lelaki yang berdiri dengan patuh dihadapannya. Aura intimidasi yang lelaki itu pancarkan seakan membuat ketiga mafia keji seantero dunia itu bahkan sampai harus menatap lantai. Tak berani beradu pandang dengannya. Ya, tiga lelaki itu adalah mafia yang Almer sewa untuk menyelesaikan sebuah misi. Tiga iblis kematian atau yang lebih dikenal dengan nama Tres Demonios de la Muerte.
"Aku mempercayakan misi ini untuk segera kalian tuntaskan, tres demonios! Lantas mengapa kalian bisa lengah akan satu hal?!" Ucap Almer sembari berteriak penuh murka.
"Memang apa yang sudah kami lewatkan?" Ucap salah satu iblis yang berdiri paling kanan.
"Kau berani bertanya apa yang sudah kalian lewatkan, ha?!" Kali ini Almer tak hanya berteriak, namun juga menggebrak meja dengan kedua tangannya. Beruntung meja kali ini terbuat dari kayu, tidak berbahan kaca seperti kali terakhir ia bertemu dengan ketiga iblis itu. Menyebabkan tangan kanannya yang penuh luka akibat pecahan kaca yang menembus hingga ke dagingnya.
"Pelaku itu memiliki tato burung elang di tangan kanannya. Tepat di kulit nadinya. Aku tak perlu menjelaskan lebih lanjut burung elang apa yang kumaksud, kan?!" Kali ini Almer berucap sembari menggeram kesal. Kedua tangannya mengepal.
"Lambang Thomas Company!" Iblis sebelah kiri yang saat ini berucap.
"Satu minggu waktu kalian untuk mencari pelakunya. Aku tak peduli cara busuk apa yang hendak kalian lakukan. Bunuh dan bakar siapapun yang melawan. Aku ingin tepat satu minggu dari sekarang, serahkan kepadaku pelakunya! Bawa kepadaku hidup-hidup!"
Laksana titah sang raja, Tres Demonios de la Muerte dengan serempak keluar dari ruangan. Tak ada ekspresi dari wajah iblis-iblis keji itu. Namun genderang perang seketika membara dalam diri ketiganya. Mereka ketakutan. Mereka jelas menghadapi sebuah marabahaya yang begitu besar jika tidak berhasil melaksanakan perintah Almer.
Mafia sekelas dunia saja takut pada sosok lelaki itu.
Jelas tak ada yang tahu dan tak ada yang menyangka, sosok Almerzio William yang hanya dikenal sebagai pemilik perusahaan berskala internasional paling melejit abad ini adalah sosok keji yang bisa menumpaskan semua lawan yang berani melanggar titahnya. Tak seorangpun yang tahu, bahkan Elizabeth Almora sendiri.
_____"Mengapa kau tak mengatakan padaku bahwa tato burung elang tadi adalah lambang perusahaan milik Henry Thomas?!" Ucap Elisa seraya melemparkan map berwarna hitam tepat ke arah Almer berdiri.
Lelaki itu baru saja memasuki pelataran mansion Almora, baru beberapa langkah keluar dari mobilnya ketika sebuah map dilemparkan langsung kepadanya. Ia bersumpah akan menghancurkan tangan siapapun yang melakukan itu. Tentu saja ia dengan segera melenyapkan niat dan amarahnya kala mengetahui Elisalah yang telah melakukannya.
Wanita itu melangkah setengah berlari ke arahnya. Wajahnya memerah menahan amarah. Napasnya naik turun dengan cepat. Sekilas siapapun yang melihat hal itu pasti akan merengut ketakutan. Namun tidak bagi Almer. Pemandangan itu adalah pemandangan yang sudah menjadi sarapan sehari-harinya dulu. Sosok dihadapannya persis berlaku seperti ia yang sama sekali tak pernah kecelakaan hingga kehilangan hampir seluruh memori kehidupannya.
Sebelah alis Almer terangkat keatas. Menyadari perubahan sikap yang wanita itu tunjukkan padanya. Samar, sudut bibirnya tertarik keatas. Ia tersenyum. Sebut saja lelaki ini gila. Namun melihat Elisa yang penuh amarah dengan wajah memerah itu sungguh menggelitik hatinya. Bagi Almer, Elisa yang seperti ini terlihat menggemaskan. Ia merindukan Elisa dengan wajah kesalnya itu. Yang hampir setiap kali bertatap muka dengannya dulu, sikap inilah yang wanita itu tunjukkan. Dengan ada atau tidaknya kesalahan yang Almer lakukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...