20.1
[Flashback]***
Almer memasuki ruang kerjanya dengan perasaan kecewa luar biasa. Ia tak menyangka, setelah semua yang dirinya lakukan untuk Elisa, wanita itu masih tetap membela Henry. Seakan-akan tak rela jika Almer menyakiti tikus sialan itu sedikit saja.
Bahkan Elisa secara terang-terangan mengatakan padanya jika semua yang dirinya lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Dengan membuat perusahaan Thomas bangkrut, satu-satunya aset berharga yang lelaki itu miliki. Elisa bahkan tidak berterima kasih ataupun sedikit saja menghargai usahanya untuk membalaskan dendam pada kedua orang tua Henry yang telah berani membakar gedung perusahaan Almora.
Seharusnya Elisa bersyukur, Almer tidak memutuskan untuk membunuh kedua orang itu. Sebab tahu bahwa Elisa akan benar-benar membencinya jika ia sampai benar-benar melakukannya .
Almer yang hanya memutuskan untuk membuat bangkrut perusahaan Thomas saja, masih mendapatkan kekesalan dan amarah dari wanita itu. Bagaimana jadinya jika Almer sendiri yang membunuh John dan Selia Thomas? Bisa-bisa Elisa tidak lagi percaya padanya dan kabur dari dekapannya.
Tidak. Almer tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Terlebih mengingat bahwa kedua orang tuanya berhubungan baik dengan John dan Selia Thomas. Almer juga tidak mau Mommy dan Daddy terus menerus mencercanya dengan banyak pertanyaan, jika dirinya benar-benar membunuh kedua orang tua dari tikus sialan itu.
Mommy dan Daddy-nya tipikal makhluk yang sangat memanusiakan manusia. Kedua orang itu walaupun telah dikaruniai banyak harta yang begitu berlimpah, sangat menyayangi makhluk sesamanya. Tak jarang, pasangan Ethan dan Sheila William menyempatkan waktunya untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dengan tujuan membantu mereka yang kekurangan.
Bisa-bisa kedua orang tua itu langsung terkena serangan jantung, jika mengetahui satu-satunya anak semata wayang berani membunuh orang lain. Walaupun musuhnya sekalipun.
Mereka hanya berusaha menutup mata atas seluruh perlakuan yang telah Almer lakukan baik di dunia atas maupun di dunia bawah.
Selama media belum menyorot, maka Almer bebas melakukan apapun. Termasuk membunuh orang lain.
Namun, kasus kali ini berbeda.
Selain karena menyangkut nama Elisa yang begitu ia sayangi, ada perihal lain yang melatarbelakanginya.
Tentu saja.
Hasrat Almer untuk membunuh dan membumihanguskan semua yang terkait dengan keluarga Thomas sangatlah besar. Terutama Henry Thomas. Almer begitu berhasrat untuk mengirim lelaki itu ke neraka. Namun keinginan itu terus menerus Almer pendam. Sebab dirinya tahu, Elisa masih begitu menyayangi lelaki itu.
Almer bisa membaca dengan mudah tatapan yang Elisa berikan saat keduanya sama-sama membicarakan satu orang yang sama. Masih ada binar di mata Elisa kala pembicaraan tentang Henry berlanjut.
Almer membenci fakta itu. Ia berharap suatu saat nanti, Elisa bisa dengan tulus menyayangi dan membalas cintanya.
Namun, semua rasa kecewa dan amarah yang membelenggunya akibat fakta bahwa Elisa masih menyayangi Henry, tidak serta merta membuatnya kesal dan menjauhi Elisa. Bahkan jika saja dunia kiamat sekalipun, hal pertama yang akan Almer khawatirkan adalah sosok wanita itu. Ya Elizabeth Almora. Ia tak bisa marah dan kesal terhadap sosok Elisa. Tidak akan pernah.
Seperti saat ini. Almer tetap setia memandang laptop miliknya. Menampilkan sosok wanita yang begitu ia sayangi tengah kembali menangis diatas ranjang. Kamera itu tersembunyi begitu dalam. Sehingga Elisa sendiri tidak akan pernah menyadari bahwa semua yang ia lakukan didalam kamar ini terhubung langsung dengan Almer.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
Storie d'amoreJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...