54 [Memaksa Menikah]

1K 54 5
                                    

54
Memaksa Menikah

***

Elisa memang meneguhkan hatinya untuk mempercayai bahwa saat ini Almer telah jatuh hati padanya. Tak terlihat kebohongan sekecilpun atas pengakuan cintanya pada Elisa. Namun yang menjadi pertanyaan besar...

Siapakah yang sebenarnya Almer cintai?

Elizabeth Almora?

Ataukah...

Elisa Jasmine?

Tentu saja siapapun pasti akan menjawab bahwa Almer mencintai Elizabeth.

Elisa masih ingat betapa menempelnya Almer pada dirinya selama ia dinyatakan sakit dengan banyak luka tembak di tubuhnya itu. Lelaki itu memanfaatkan situasi dengan sangat baik.

Tak membiarkan Elisa jauh darinya barang sejengkal, bahkan memaksa Elisa untuk menginap di rumah sakit. Setelah memastikan seluruh lantai yang ia tempati berhasil ia kosongkan dan memberikan Elisa kamar tidur mewah tepat di sebelah ruangannya. Ya, benar-benar kamar tidur mewah dengan ranjang queen size serta puluhan pakaian miliknya dan Almer yang telah tersusun dengan baik di sebuah lemari.

Almer benar-benar berada di bawah pengawasan Elisa selama ia sakit. Nyatanya Elisalah yang mengurusnya dengan sangat baik. Menggantikan sosok sang Mommy yang disibukkan dengan hukuman para mafia itu.

"Sayang, aku ingin makan. Tolong suapi aku."

"Sayang, aku kedinginan. Bisa tolong peluk aku?"

"Sayang, kepalaku pusing. Minta tolong pijit dan beri aku ciuman."

Itulah deretan kalimat yang selalu Almer berikan pada Elisa selama sakit. Dan percaya atau tidak, Elisa tak pernah sekalipun menolak. Walaupun ia tahu Almer hanya sedang mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Sayang, badanku lengket semua. Maukah kau memandikanku?"

Seperti halnya permintaan yang satu ini. Elisa hanya memberikan seulas senyum dengan anggukan. Melangkah mendekati Almer dan memapah lelaki itu beserta selang infusnya menuju kamar mandi.

Almer menyeringai dalam pelukan Elisa. Bertindak tak berdaya dengan alasan sakit seperti ini benar-benar membuat Elisa begitu jinak terhadapnya.

Lelaki itu dengan sigap membuka pakaian rumah sakitnya. Hanya menyisakan celana pendek yang membalut tubuh bagian bawah. Tersenyum sepanjang proses kekasihnya yang begitu sabar memandikannya itu.

Elisa masih jelas mengetahui bahwa disepanjang tubuh Almer masih banyak luka basah yang tak bisa terkena air begitu saja. Karena itulah selama Almer sakit, ia memandikannya dengan cara mengelap tubuh Almer dengan kain basah yang telah dibalur sabun aroma bunga mawar miliknya. Ide cerdas Elisa yang disepakati oleh Almer.

Lelaki itu tentu menyetujui semua ide yang Elisa berikan. Apapun itu asalkan Elisa sendiri yang turun tangan untuk mengurusnya. Almer bahkan bahagia mengetahui aromanya saat ini bersatu padu dengan aroma tubuh Elisa. Tak peduli Daddy-nya yang mengatainya terlihat mirip flower boy dengan aroma semerbak bunga mawar di tubuhnya itu.

"Angkat kedua tanganmu, Almer. Ketiakmu perlu mendapat usapan handuk basah juga. Jika tidak, nanti aku khawatir kau akan kurang nyaman tidur dengan keringat yang masih membalut tubuhmu." Ujar Elisa seraya mengelap tubuh Almer dengan usapan seringan bulu.

"Aye-aye, Captain." Ucap Almer seraya mengangkat kedua tangannya ke atas.

Lelaki itu tak pernah berhenti tersenyum selama kegiatan mandi malamnya ini. Jika boleh jujur, Almer merasa begitu dicintai dengan perlakuan yang Elisa berikan.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang