49.1
[Kembalinya sang Antagonis Utama]***
Erland tersenyum kian lebar merasakan pelukan erat dari Rey dan Dev yang menyambutnya bagai saudara jauh yang telah lama berpisah.
"Aku berniat tak mengusik kalian, walaupun tuan kalian itu adalah musuh terbesarku, buddy. Aku khawatir melukai saudara sendiri, jadi aku lebih memilih untuk menghindar dimanapun kalian berada. Lihat. Siapa sekarang yang ternyata menyambut kedatanganku?!" Ujarnya sambil terkekeh.
Rey membalas tawa itu dengan tatapan yang menghunus dalam. Sementara Dev menyeringai seraya menepuk pundak Erland. "Kau sejak dulu tak pernah berubah ternyata. Sangat mudah dikelabuhi."
"Hei, apa maksud-"
Belum sempat Erland menyelesaikan ucapannya. Tiba-tiba ia merasakan tendangan pada perutnya dengan darah yang seketika merembes keluar akibat luka jahitan yang ternyata telah terbuka lebar. Dev semakin menyeringai lebar kala melihat Erland yang seketika jatuh menghantam lantai dengan keras.
Tak cukup sampai disitu, Rey memberikan sebuah tendangan hebat pada kepala lelaki itu. Membuat Erland kembali jatuh tak sadarkan diri dengan luka robek besar yang menghias disepanjang dahinya.
"Lelaki sialan ini membuat kita selalu kerepotan saja. Aku heran, mengapa tuan Almer tak mengutus kita untuk membunuh Erland. Itu jauh lebih mudah dari pada harus menjaganya seperti anjing liar di tempat terkutuk ini." Rey berkata seraya membantu Dev yang kembali membopong tubuh Erland keatas ranjang.
"Kau pikir tuan Almer akan dengan senang hati memberikan kematian pada Erland setelah semua yang lelaki sialan ini lakukan pada kekasihnya? Tentu ia sudah merancang hukuman yang jauh lebih menyeramkan dari pada hanya sekedar kematian untuk Erland." Ujar Dev.
"Kau benar. Melihat watak tuan Almer yang sangat licik, entah hukuman jenis apa yang akan Erland terima." Tambah Rey.
"Lihat saja berapa banyak mayat yang tumbang hanya karena mereka berani menyentuh atau bahkan memiliki niat buruk pada kekasihnya. Apa lagi Erland. Musuh terbesarnya yang paling banyak memberikan luka pada nona Elizabeth." Keduanya menatap sosok Erland. Tepatnya pada luka yang terdapat disepanjang tubuh lelaki itu.
"Seorang Alexander Gabriel saja bisa dengan mudah mati ditangan tuan Almer. Apa lagi Erland. Aku jadi penasaran, hukuman apa yang sudah menanti lelaki sialan ini." Dev berujar datar.
"Yang pasti, Erland akan merasakan neraka dunia buatan tuan Almer. Aku jamin itu akan benar-benar terjadi." Keduanya sepakat akan hal itu.
Tres Demonios memang pernah begitu dekat layaknya saudara dengan sosok Erland di masa lalu. Sebab mereka dibesarkan di sebuah klan yang sama. Klan Lucchese. Sebelum akhirnya baik Rey, Roy, dan Dev memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada sosok Almerzio William. Setelah lelaki itu menyelamatkan nyawa mereka yang hendak mati ditangan Lucas Gabriel kala itu.
Tentu saja dengan kekuatan yang Almer miliki, bukan hal mudah menebus mereka dan menggantikan ketiganya dengan uang bernilai ratusan juta dollar pada sosok lelaki ketua klan itu. Mereka bertigalah saksi bisu perjalanan kisah Almer melindungi sosok Elisa. Bahkan Roy sempat koma karena menyelamatkan Elizabeth yang saat itu tertabrak truck. Walaupun berakhir sia-sia sebab kekasih sang tuan tetap terluka dan berakhir jiwanya yang tergantikan oleh sosok lain bernama Elisa Jasmine itu.
"Misi kita cukup mudah kali ini, bukankah begitu Dev? Aku jadi mengkhawatirkan Roy yang tengah menjalankan misi seorang diri. Entah apakah ia berhasil melakukan perintah tuan Almer?"
Dev menyeringai dan membalas ucapan Rey, "kau tahu jika hanya berhadapan dengan kakek dan nenek itu, maka Roy akan lebih dari cukup untuk melakukannya."
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomansaJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...