49.2 [Kembalinya Sang Antagonis Utama]

722 33 4
                                    

49.2
[Kembalinya Sang Antagonis Utama]

***

Pagi ini mansion terlihat jauh lebih lengang dari biasanya. Tidak ada lagi hilir mudik pelayan ataupun pengawal yang biasa Elisa lihat di sepanjang lorong. Terlebih suasana syahdu dan tentram ini membuat Elisa bertanya-tanya, sebenarnya kemana perginya semua orang? Mengapa Elisa tidak melihat siapapun semenjak ia keluar kamar?

"Aku suka suasana menenangkan ini. Aku bisa pergi kemanapun yang kusukai tanpa perlu risih dengan pengawal yang mengikuti kemanapun aku pergi." Ujar Elisa seraya tersenyum. "Tapi rasanya aneh. Mansion ini terlampau sepi sampai aku sendiri, sedikit takut untuk pergi jauh tanpa Almer."

Ucapan Elisa membuat seseorang yang sedari tadi mengikuti langkahnya dari belakang tersenyum lebar. Ia melangkah kian dekat sampai akhirnya berdiri tepat dibelakang tubuh Elisa. Membuat wanita itu melonjak kaget akibat rengkuhan lembut yang ia rasakan tiba-tiba.

"Almer, astaga! Kukira siapa." Ujarnya setengah berteriak. "Kenapa berjalan mengendap-endap dibelakangku dari tadi? Kau membuatku takut."

"Maaf. Aku hanya berniat mengagetkanmu tadi. Tapi tidak bisa sebab rasa ingin memelukmu lebih besar dari pada niat isengku tadi." Ucapnya terlampau santai.

"Kau menyebalkan." Elisa menyebikkan bibir. Membuat Almer gemas. Namun tak ayal, ia tetap membalas rengkuhan Almer dan membenamkan kepalanya pada dada bidang lelaki itu. Merasakan kenyamanan yang seketika melingkupinya dengan nyaman.

"Ada yang ingin kutanyakan." Ucap Elisa masih dalam posisi saling berpelukan.

"Hm. Katakan." Ujarnya walaupun Almer telah mengetahui pertanyaan apa yang ingin Elisa tanyakan.

"Kemana perginya semua pelayan dan pengawal mansion? Mengapa pagi ini mereka tiba-tiba saja menghilang?" Ucap Elisa seraya mengurai pelukan itu.

"Aku mengutus mereka untuk pergi sementara waktu dari mansion ini. Karena kupikir kau tak akan nyaman jika terlalu banyak orang yang berada disekitarmu. Kau mungkin risih atau terganggu dengan pelayan dan pengawal yang terlalu banyak itu. Jadi ya, hanya ada 10 pelayan dan 20 pengawal yang tersebar didalam mansion ini. Semua demi kenyamananmu." Sebenarnya semua demi keselamatanku, sayang.

"Akhirnya kau melakukan sesuatu yang sudah kuinginkan sedari dulu, Almer. Aku benar-benar merasa bebas dari tatapan mengintai para pelayan dan pengawalmu itu. Rasanya seperti kemanapun aku pergi dan apapun yang kulakukan, pengawal dan pelayanmu itu akan melihat perbuatanku dan bersiap melaporkankannya pada seseorang. Aku merasa seperti bintang film yang tengah berakting. Sebab ada banyak kamera yang mengintaiku." Ucap Elisa panjang lebar.

Yang kau pikirkan memang benar terjadi, sayang. Sebab semua orang didalam mansion ini kutugaskan untuk melaporkan semua yang kau lakukan padaku. Aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.

Alih-alih berkata panjang lebar. Almer hanya berdehem dan berkata, "kau tak perlu khawatir. Sekarang yang mengintaimu sudah berkurang."

Tanpa merasa curiga, Elisa bersorak bahagia dan sekali lagi memeluk Almer tanda suka cita atas perbuatan lelaki itu yang Elisa sukai. "Terima kasih banyak. Sepertinya aku akan lebih senang berada didalam mansion jika kondisinya seperti ini."

Almer membalas rengkuhan itu dan berucap, "padahal aku ingin bertanya padamu. Bagaimana dengan tawaranku tentang kembali menjadi CEO Almora Company kemarin? Kau tahu, perusahaanmu membutuhkan pemimpinnya kembali."

Perkataan Almer sontak membuat ekspresi Elisa membeku. Begitupun dengan tubuhnya yang menegang. Semua itu tak luput dari pandangan Almer.

"Jika kau tak ingin kembali menjalankan perusahaan itu, maka tak usah memaksakan diri. Almora Company akan berada dalam pengawasanku kembali. Tak perlu memikirkan sesuatu yang berlebihan."

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang