52 [Agen Rahasia VS Mafia]

462 32 2
                                    

52
Agen Rahasia VS Mafia

***

Elisa masih dalam penanganan dokter, kala Almer menerima sebuah pesan dari nomor tak dikenal.

Sheila ada bersamaku. Serahkan Elizabeth dan bawa ibumu pergi.

Pesan selanjutnya berisi alamat yang Almer yakini adalah tempat seseorang itu menyekap Sheila.

Ethan berdiri dengan raut wajah penuh amarah. Tercetak jelas emosi yang tak bisa lagi di tutup-tutupi.

"Aku akan kesana dan menyelamatkan istriku dari ketua mafia itu, son." Ujar Ethan.

"Jangan bertindak bodoh, Daddy. Kau tahu jelas, apa yang akan kau hadapi jika pergi kesana tanpa rencana yang matang." Ucap Almer berusaha tenang.

"Aku akan meminta tolong para agen CIA dan FBI untuk membantuku menyelamatkan Sheila. Aku yakin rencana ini akan berhasil."

"Dan membuat para mafia itu tahu kalau Mommy dan Daddy selama ini adalah agen rahasia CIA dan FBI begitu?" Kata Almer.

"Aku hanya ingin menyelamatkan istriku. Demi Tuhan, keselamatannya sedang terancam sekarang!"

"Inilah yang aku khawatirkan, jika seorang agen rahasia memiliki masalah pribadi dengan mafia. Dia akan cenderung bertindak bodoh tanpa memikirkan efek yang akan ditimbulkan." Sergah Almer.

"Ini bukan waktunya untuk berucap omong kosong, son. Sheila dalam bahaya. Setidaknya kita harus bergerak cepat!" Ucap Ethan penuh amarah.

"Aku yang akan pergi kesana. Daddy tunggu saja disini menjaga Elisa untukku. Lagi pula yang sebenarnya menjadi incaran Lucas adalah aku. Bukan kau, Dad. Jadi biarkan aku pergi menyelamatkan Mommy." Ucap Almer dalam.

Dan disinilah ia sekarang. Berada di sebuah tempat kosong dengan bangunan terbengkalai yang telah banyak ditumbuhi tanaman liar. Mengingatkan Almer akan tempat bernuansa sama yang menjadi pilihan Henry untuk menculik Elisa beberapa jam lalu.

Langkah kakinya berderap kencang. Memasuki pintu lebar yang langsung berhadapan dengan aula lebar dan beberapa penjaga bersetelan hitam.

"Tuan Almer, senang menyambut anda kemari. Tuan Lucas sudah menunggu kedatangan anda. Saya akan tunjukkan jalannya. Silahkan ikuti saya."

Seorang lelaki mendekat dan dengan segera berderap ke lantai atas. Di ikuti oleh Almer yang penuh antisipasi pada tiap langkahnya.

Tepat di ujung tangga di lantai 2, Almer bisa melihat seseorang yang menjadi alasannya untuk datang ke tempat ini tengah duduk santai di sebuah sofa panjang.

"Mommy?"

Sheila mengalihkan tatapannya ke arah Almer. Tersenyum dengan sedikit rona keterkejutan dan dengan segera datang menyambut putra semata wayang.

"Son. Kau disini?" Pertanyaan itu membuat kepala Almer dipenuhi tanda tanya besar.

"Apa Lucas menyakitimu, Mommy?" Ujar Almer mengabaikan pertanyaan Sheila.

Wanita itu nampak terkejut dengan pertanyaan Almer.

"Apa maksudmu, son? Lucas sama sekali tidak menyakitiku. Kami hanya sedang berbincang sambil minum teh."

Jawaban Sheila memang terdengar sangat masuk akal. Sebab di atas meja  terdapat secangkir teh dan beberapa kudapan lain. Namun Almer bukanlah orang bodoh yang tak dapat melihat perubahan ekspresi Sheila yang coba di tutup-tutupi darinya.

Kecurigaan Almer memang beralasan. Sebab seberapapun Sheila mencoba menutupinya, Almer masih dapat menangkap beberapa luka basah yang ada di tubuh Ibunya itu.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang