47
[I Love You]***
"Bagaimana dengan orang itu?" Almer menatap tajam 3 iblis dihadapannya.
"Kami sudah melenyapkannya tuan."
"Kerja bagus. Buang mayat itu di samping club tempatnya biasa kunjungi. Buat seakan-akan dia mati overdosis karena terlalu banyak mengonsumsi ganja. Kau mengerti?" Ucap Almer yang diberi tanggapan berupa anggukan oleh Dev seraya melangkah pergi.
"Jika Namira mati karena overdosis ganja, apa yang bisa kami lakukan dengan mayat Jeff tuan?" Roy berkata.
"Buang dia seakan-akan kecelakaan tunggal. Lebih baik terlindas truck. Dan jangan lupa beri santunan untuk keluarganya." Almer berkata santai. Tangan kanannya berusaha menarik pemantik api pada rokok miliknya. Roy mengangguk dan pergi melaksanakan tugas.
"Periksa rekaman CCTV yang dijadikan bukti oleh Namira. Aku butuh keaslian datanya. Kau tahu apa yang harus kau lakukan setelahnya, bukan?" Rey mengangguk dan membuka laptop miliknya. Dihadapan sang tuan yang menyaksikan kelincahan tangannya menarik diatas tuts laptop.
Tak berselang lama, Rey, hacker andalan Almer itu memberikan layar laptop dan menampilkan keseluruhan isi video rekaman itu.
"Namira benar-benar wanita licik. Dia rela dijadikan jalang oleh Anthon untuk menarik semua informasi tentang klan Lucchese. Tapi di sisi lain, dia mengeruk keseluruhan harga Anthon tanpa lelaki itu sadari." Almer berkata. Rey mengangguk. Mengambil iPad miliknya dan mengarahkannya pada Almer.
"Jeff bahkan turut terhasut dalam godaan wanita itu. Namira meniduri Jeff demi segenap informasi tentangku yang mungkin akan ia gunakan untuk memasukkanku dalam perangkapnya. Sayangnya aku tak mudah dibohongi." Pongah Almer.
"Lagi pula anda tak akan bisa masuk dalam perangkapnya. Sebelum hal itu terjadi, kami yang akan menuntaskannya." Almer tersenyum licik mendengar ucapan Rey. "Ini adalah data lengkap semua kasus yang berhubungan dengan Lucas. Saya berhasil mengumpulkannya. Dan informasi yang tertulis sungguh sangat mencengangkan, ternyata nyonya Sheila memang benar-benar sebelumnya tercatat sebagai istri Lucas Gabriel. Sebelum akhirnya tiba-tiba saja dipersunting oleh tuan Ethan dan menikah hingga saat ini."
Almer menggertakkan giginya penuh amarah. Menahan hasrat untuk tidak menelpon Mommy dan Daddy-nya untuk meminta penjelasan yang sejelas-jelasnya.
_____Elisa terbangun diatas ranjang kamar. Mengingat terakhir kali ia jatuh tertidur dalam dekapan Almer, kala pembicaraan terakhir tentang ruang rahasia berhasil terselesaikan. Getaran halus di ponselnya yang berdering beberapa kali menjadi penyebab alasan terbangun.
"Ugh, siapa yang menelpon?" Ucapnya masih setengah sadar.
Privat number. Elisa mengangkatnya kala masih diambang kesadaran.
"Hallo?"
"Elizabeth sayangku."
"Siapa ini?" Ucapnya mencoba menanggapi.
"Oh, dear. Kau melupakan suaraku rupanya? Ini aku, mama Selia." Mendengar itu Elisa dengan segera hendak mematikan sambungan telepon. Sebelum sebuah suara terdengar, "jangan coba-coba matikan telepon ini, sebelum aku akan melakukan hal gila padamu, dear."
"Apa yang kau inginkan?"
"Oh, suaramu terdengar marah. Apa hidup bersama Almer tanpa ikatan yang sah menjadikanmu kian begitu sombong, Elizabeth?"
Elisa berdiri dari ranjang. Memilih melangkah keluar dari ruangan. Menutup layar handphone sebentar sebelum akhirnya bersuara, "Aku ingin bertemu Almer." Ucapnya pada para bodyguard yang berjaga diluar kamar. Mereka mempersilahkan dan Elisa setengah berlari menuju entah kemana Almer berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...