70
The Ending***
Part ini mengandung adegan 21+. Harap bijak dalam memilih bacaan.
***
Elisa berdiri dibalik pintu kamar mandi dengan jantung yang berdegup kencang. Wajahnya memerah dengan bibir yang bergetar pelan.
"Ugh, bagaimana ini?"
Kedua tangannya terus meremas kencang. Gusar melanda hati dan pikirannya.
Sudah satu jam lamanya ia berada pada posisi ini. Tanpa ada niatan untuk keluar dari kamar mandi dan bertemu suaminya yang menunggu kedatangannya dengan begitu sabar.
Rasanya masih terlalu aneh bagi Elisa untuk menyebut Almer sebagai suami. Kenyataan yang mengatakan bahwa kini ia telah menikah, semakin membuat tubuhnya bereaksi salah tingkah berlebihan.
"Apa yang harus aku lakukan saat berhadapan dengan Almer nanti? Menyapanya? Mendiamkannya? Atau apa? Ayolah. Berpikir!" Monolog Elisa.
Malam pertama.
Dua kata yang begitu menggoda bagi Elisa, namun juga menakutkan dalam waktu yang bersamaan.
Elisa bukanlah perempuan polos yang tak mengetahui tugas pasangan baru setelah menikah. Ia jelas tahu arti yang sebenarnya dari istilah malam pertama itu.
Namun, disinilah ia sekarang. Bersembunyi seperti kucing kecil yang tak punya berdosa.
Nyatanya Elisa terlalu malu untuk menghadapi Almer yang telah menunggunya di atas ranjang penuh bunga mawar merah itu.
Knock knock knock.
"Sayang, apa kau baik-baik saja? Sudah 1 jam kau di kamar mandi. Apa terjadi sesuatu?" Ujar Almer sarat nada kekhawatiran dari ucapannya itu.
Elisa terperanjat hebat mendengarnya. Kedua mata melebar bahkan keringat dingin membasahi tubuhnya seketika.
"Aku tidak bisa keluar dan menemui Almer dengan pakaian seperti ini." Teriaknya dalam hati.
Lingerie merah darah dengan berbagai tali yang menyilangi tubuhnya, entah mengapa menjadi satu-satunya pakaian yang bisa Elisa pakai saat ini.
Elisa sibuk menutupi beberapa area tubuhnya yang nampak sia-sia saja dilakukan. Sebab pakaian itu terlalu terbuka dimana-mana.
"Tarik napas... Keluarkan!" Ucap Elisa seraya membuka pintu kamar mandi dengan begitu perlahan.
Netra gelapnya bertatapan dengan iris gelap Almer yang menatapnya dengan tatapan penuh keterkejutan yang mendalam.
"S-sayang. Maafkan aku. A-ada yang aneh dengan koperku. Pakaian yang sudah kusiapkan sebelumnya, tiba-tiba hilang. Hanya ada baju kurang bahan ini yang bisa kupakai." Ujar Elisa seraya menutupi area dada dan bagian bawah tubuhnya dengan kedua tangan.
Pandangan Almer menggelap. Bagaimana tidak? Pemandangan dihadapannya terlihat sangat menggiurkan saat ini.
Elisa dengan tubuh sexy nya, nampak sangat menggairahkan.
"Apa maksudmu?" Suara Almer berubah berat.
Jelas, ia tengah menahan godaan terbesar yang membuatnya salah fokus dengan semua penjelasan Elisa tadi.
"Sepertinya ada yang sengaja menukar isi koperku dengan pakaian menjijikan ini."
Almer menyeringai lebar. Sepertinya ia tahu siapa yang begitu usil melakukan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...