61
Almer's Obsession
-Obsesi Almer-***
Elisa kembali jatuh tak sadarkan diri dalam dekapan hangat Almer.
Setelahnya barulah lelaki itu beranjak pergi seraya membawa Elisa dalam gendongannya. Tentunya setelah Almer memasangkan pakaian pada tubuh Elisa yang awalnya hanya berbalut pakaian dalam saja.
Jangan tanya dari mana Almer mendapatkan pakaian itu, sebab percaya atau tidak, ada sebuah lemari besar di dalam ruangan Almer yang berisi setelan pakaiannya beserta milik Elisa.
Perempuan itu masih tertidur lelap kala keduanya sampai pada lantai terakhir perusahaan. Tempat dimana mobil dan sang sopir pribadi Almer telah menunggu. Sepanjang perjalanan, Almer mengabaikan penuh seluruh pasang mata yang menatap keduanya dengan tatapan tanda tanya.
Fokusnya hanya satu, ingin secepatnya kembali ke mansion agar Elisa dengan segera mendapat perawatan.
Setelah mobil itu, sampai di pelataran mansion, Almer dengan langkah tergesa-gesa menuju kamar. Terdapat dokter Alfred yang telah menunggu kedatangan mereka.
"Apakah hal itu terjadi lagi pada Elizabeth, son?" Tanya Sheila penuh rasa khawatir.
Almer mengangguk tanpa kata. Pandangannya menatap lurus wajah pucat Elisa yang kehilangan rona merahnya.
Dokter Alfred seperti telah terlatih, langsung mengecek kondisi Elisa dengan berbagai alat medis yang dimilikinya.
"Apa yang kau lakukan pada Elizabeth sampai hal ini terjadi lagi? Bukankah kau sudah kami larang untuk memunculkan kenangan buruk itu lagi saat kondisi Elizabeth masih sangat mengkhawatirkan?!" Ucapan tajam Ethan yang hanya mendapat lirikan mematikan dari Almer.
"Aku tahu apa yang harus kulakukan untuk kesehatan Elisa, Dad. Aku yang paling tahu soal itu. Jadi stop mengajariku untuk melakukan sesuatu!" Jawab Almer mulai diselimuti amarah.
"Kau pikir dengan memaksa Elizabeth mengingat kembali kenangan di masa lalu, membuatnya menjadi sehat kembali. Begitu maksudmu, son? Jawabannya adalah tidak. Sudah berapa kali kukatakan, tunggu sampai dia mengingat semua dengan sendirinya!" Ethan yang berwatak keras itu sudah tak dapat lagi mengontrol emosinya.
"Sudah, kalian berdua berhenti bertindak seperti anak kecil! Ini bukan waktunya untuk saling melontarkan amarah. Mari kita berpikir dengan kepala dingin untuk memutuskan pengobatan yang lebih baik bagi Elizabeth. Itu yang paling penting untuk saat ini." Ujar Sheila menengahi.
Almer dan Ethan menyetujui hal itu. Terlihat dari ekspresi keduanya yang mulai berusaha keras menetralkan emosinya.
Dokter Alfred terlihat telah selesai memeriksa kondisi Elisa. Perempuan itu berbaring di atas ranjang dengan selang infus yang melekat di punggung tangan kanannya.
Pemandangan paling dibenci oleh Almer.
Melihat Elisa yang terkulai lemah dengan peralatan medis disekililing tubuh ringkih itu.
"Bagaimana keadaan Elisa?" Tanya Almer.
"Nona Elisa benar-benar dalam kondisi kritis saat ini. Selain tubuhnya yang melemah, juga karena beban pikiran yang membuat kemunculan nona Elizabeth kembali, walau untuk beberapa saat saja." Penjelasan dokter Alfred benar-benar membuat ketiga sosok dihadapannya kesulitan bernapas. Mereka jelas tahu akibat yang ditimbulkan, jika mendengar kondisi Elisa yang memburuk seperti saat ini.
"Untuk saat ini, nona Elisa membutuhkan perawatan yang lebih intensif. Saya sarankan untuk melakukan medical check up secara rutin di rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...