68
Wedding Day***
Satu hal yang menggambarkan suasana mansion di pagi yang cerah ini.
Gempar.
Bagaimana tidak?
Hampir seluruh pelayan disibukkan untuk menyulap aula mansion keluarga William yang semula masih sangat berantakan akibat pesta semalam, harus kembali digunakan untuk pesta lainnya yang memiliki tema jauh berbeda dari sebelumnya.
Kalian pasti sudah bisa menebaknya?
Ya, tentu saja.
Pesta pernikahan Almer dan Elisa.
Entah bagaimana caranya Almer bisa dengan mudah merencanakan acara yang begitu mendadak ini terjadi. Namun, satu yang pasti. Tak ada yang tak mungkin jika sudah menyangkut seorang Almerzio William.
Apa Elisa dan Almer memutuskan untuk langsung menikah?
Ya, tentu saja.
Apa kalian pikir, setelah kemarin kejadian paling langka di dunia terjadi yaitu Elisa yang tiba-tiba saja melamar Almer, lelaki itu akan menyia-nyiakan waktu begitu saja tanpa mengikat Elisa dengan pernikahan?
Jangan harap Almer akan membiarkan Elisa bebas berkeliaran, tanpa menjadikan perempuan itu pengantin wanitanya terlebih dahulu.
Mereka langsung menikah tanpa bertunangan?
Jawabannya adalah... Iya.
Keduanya berencana untuk menikah 2 hari setelah peristiwa Elisa melamar Almer.
Tanpa perlu bersusah payah melangsungkan pertunangan yang menurut Almer sia-sia saja dilakukan.
Sebab lelaki itu sudah tak sabar untuk bisa menjadikan Elisa miliknya seutuhnya.
Terdengar seperti Almer yang terobsesi pada Elisa?
Jika ada orang yang masih beranggapan bahwa perasaan cinta yang Almer rasakan pada Elisa selama ini hanyalah obsesi belaka, maka sudah seharusnya orang itu membaca lagi kisah cinta pasangan penuh problematika ini.
Sebab nyatanya jika hanya perasaan obsesi yang Almer rasakan, sudah sejak lama Elisa dikurung dalam mansion ini dan dijadikan budak seks lelaki itu.
Kenyataannya Almer rela melakukan apa saja untuk membuat Elisa kembali menjadi miliknya.
Almer bahkan diam saja saat Elisa yang saat itu adalah Elizabeth bertunangan dengan Henry. Ia merelakan wanita yang begitu dicintainya itu untuk meraih kebahagiaannya sendiri, meski itu berarti tak bersama dengan dirinya.
Almer bahkan rela mengerjakan proyek mengerikan milik Police Interpol yang melibatkan mafia kelas dunia seperti Anthonius Clamente dan Lucas Gabriel demi Elisa. Walau itu artinya Almer harus menggadaikan keselamatan dirinya sendiri.
Demi Tuhan, ia bisa mati sewaktu-waktu jika salah mengambil langkah cerdik melawan dua mafia brengsek itu.
Oh, jangan lupakan para penjahat lainnya yang bisa dengan mudah Almer hempaskan keberadaannya. Seperti Madeline, Namira, dan Alex.
Justru yang paling cocok menggambarkan lelaki brengsek yang terobsesi pada Elisa adalah Alex dan Erland.
Keduanya bahkan berlomba-lomba ingin menyakiti Elisa hanya demi mendapatkan wanita itu sebagai budal seks mereka. Beruntung Almer berhasil menggagalkan rencana busuk itu. Bahkan Almer jugalah yang mengirim mereka ke neraka.
Kadar cinta seorang Almer kepada Elisa sudah tak terhingga lagi keberadaannya. Ia seolah tutup mata dengan keadaan Elisa yang ternyata mengalami penyakit mental yang sudah diidapnya sejak kecil dulu. Akibat insiden penculikan yang terasa sangat traumatis bagi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...